Apakah ibu hamil boleh puasa Ramadan? Pertanyaan ini sering kali muncul di kalangan ibu hamil setiap tahun menjelang bulan Ramadan.
Sebagian mengkhawatirkan dampak puasa terhadap kesehatan mereka dan janin yang dikandung.
Di sisi lain, ada juga yang merasa ingin berpartisipasi penuh dalam ibadah puasa meskipun dalam kondisi hamil.
Namun, seberapa amankah puasa bagi ibu hamil dan apakah ada pertimbangan khusus yang perlu dipertimbangkan? Mari kita telaah lebih dalam dalam artikel ini ya, Bund!
Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa Ramadan?
Bunda, puasa Ramadan merupakan ibadah yang dijalankan dengan cara menahan diri dari makan dan minum selama kurun waktu tertentu, yaitu dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Baca Juga: 5+ Cara Agar Daya Tahan Tubuh Meningkat Selama Si Kecil Puasa
Puasa ini bisa memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, apabila dijalankan dengan benar dan disiplin. Namun, apakah ibu hamil boleh puasa Ramadan?
Pasalnya, saat hamil tubuh memerlukan banyak asupan nutrisi untuk pertumbuhan janin.
Dilansir dari Rumah Sakit Siloam, secara medis berpuasa saat hamil bisa meningkatkan risiko dehidrasi.
Kondisi tersebut cukup berbahaya lantaran bisa memicu komplikasi kehamilan, seperti kontraksi palsu, infeksi saluran kemih, bahkan kelahiran prematur.
Jadi, apakah ibu hamil boleh puasa?
Jawabannya adalah boleh-boleh saja, asalkan sudah mendapat persetujuan dari dokter kandungan yang menangani bunda.
Umumnya, dokter akan memperbolehkan ibu hamil untuk menjalani puasa jika kandungan dalam keadaan sehat dan tidak sedang mengalami morning sickness, maupun komplikasi kehamilan lainnya.
Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa pada Fase Trimester Pertama?
Bunda, ibu hamil akan mengalami 3 trimester pada fase kehamilan. Trimester pertama pada usia 0 hingga 12 minggu.
Pada fase ini janin masih dalam proses pembentukan bagian organ tubuh dan juga otak sehingga membutuhkan lebih banyak nutrisi dari ibu hamil untuk membentuk pertumbuhannya.
Dengan demikian, pada fase ini, ibu hamil disarankan untuk tidak ikut berpuasa karena janin masih membutuhkan nutrisi dan gizi dari makanan yang ibu hamil konsumsi.
Selain itu, pada fase trimester pertama, ibu hamil biasanya akan mengalami morning sickness, yaitu kondisi mual dan muntah yang kerap dialami oleh beberapa ibu hamil pada trimester pertama. Hal ini biasanya terjadi karena perubahan hormon pada ibu hamil.
Morning sickness juga biasanya bisa menurunkan nafsu makan sehingga ibu hamil disarankan untuk tidak ikut berpuasa, mengingat banyak nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh janin pada fase ini.
Fase Trimester Kedua, Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa?
Apakah ibu hamil boleh puasa pada trimester kedua? Bunda, pada trimester kedua, usia janin sudah memasuki usia 13 minggu hingga 24 minggu.
Pada fase ini, ibu hamil biasanya sudah jarang mengalami mual atau morning sickness. Namun, kebutuhan gizi untuk janin masih sangat diperlukan.
Akan tetapi, jika tidak ada keluhan, bunda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk melihat apakah ibu hamil boleh puasa atau tidak.
Fase Trimester Ketiga Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa?
Pada usia ini bayi biasanya sudah siap untuk dilahirkan dan asupan gizi seimbang masih terus dibutuhkan untuk perkembangan bayi hingga lahir.
Namun, pada usia ini, ibu hamil umumnya sudah boleh untuk menjalankan ibadah puasa, asalkan kehamilannya dalam keadaan sehat, ya!
Anjuran Gizi Ibu Hamil saat Puasa
Bunda, meskipun sebagian besar jawaban dari pertanyaan ‘apakah ibu hamil boleh puasa?’ adalah boleh, namun ibu hamil perlu memperhatikan kesehatan janin saat puasa.
Selalu perhatikan gizi untuk kebutuhan janin. Adapun asupan gizi tersebut adalah 50% karbohidrat, 25% protein, 10-15% lemak sehat, serta asupan vitamin dan mineral.
Selain itu, ibu hamil juga perlu memperhatikan berat badan. Apabila mengalami penurunan berat badan secara drastis, sebaiknya perhatikan lebih dalam lagi tentang asupan gizi yang dibutuhkan oleh janin. Penurunan berat badan secara drastis ini bisa membahayakan kondisi janin dalam kandungan.
Oleh karena itu, saat berbuka dan sahur, pilihlah menu makanan yang mengandung gizi seimbang untuk kebutuhan ibu dan janin.
Kelompok Ibu Hamil yang Dianjurkan Tidak Boleh Puasa
Bunda, dalam beberapa kasus, terdapat ibu hamil yang disarankan untuk tidak puasa, bahkan tidak diperbolehkan sama sekali, di antaranya adalah:
- Ibu hamil yang mengidap diabetes melitus.
- Mengalami dehidrasi.
- Ibu hamil dengan trimester pertama dan mengalami morning sickness.
- Ibu hamil yang mengalami gangguan pencernaan.
- Ibu hamil dengan riwayat penyakit tertentu dan harus mengonsumsi obat dengan rutin dan teratur.
Bunda, puasa memang suatu kewajiban bagi umat islam, namun selalu perhatikan kesehatan ibu dan janin, ya!
Tips Menjalankan Puasa Ramadan saat Hamil
Agar bunda bisa menjalankan puasa dengan aman, berikut adalah tips menjalankan puasa Ramadan saat Hamil:
Konsumsi Makanan Sehat dan Gizi Seimbang
Tips puasa saat hamil yang pertama dan utama adalah konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang saat sahur maupun berbuka puasa.
Pastikan selalu ada karbohidrat, protein, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral dalam porsi makanan saat sahur maupun berbuka.
Penuhi Kebutuhan Cairan Tubuh
Selain memenuhi kebutuhan gizi seimbang, bunda juga perlu memenuhi kebutuhan cairan tubuh sebaik mungkin.
Ibu hamil disarankan untuk minum air mineral sebanyak 2,3 liter yang setara dengan 10 gelas per hari agar jauh dari dehidrasi selama puasa.
Selain dengan air mineral, buna juga bisa memenuhi kebutuhan cairan dengan mengonsumsi buah-buahan segar.
Istirahat yang Cukup
Bunda, saat hamil tubuh cenderung lebih mudah merasa lelah dari kondisi biasanya, apalagi ditambah sedang puasa.
Oleh karena itu, selama puasa ibu hamil disarankan untuk mencukupi waktu istirahat dengan baik.
Adapun waktu istirahat yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah 7-9 jam setiap malam. Selain itu, bunda juga bisa melakukan tidur siang selama 15-20 menit setiap harinya agar tubuh terasa lebih segar.
Kurangi Aktivitas Fisik yang Berat
Bagi beberapa wanita, hamil bukan alasan untuk berhenti dari beraktivitas. Meski demikian, hindari beraktivitas berat secara berlebih, terutama saat puasa, karena bisa membuat tubuh menjadi mudah lelah dan meningkatkan risiko cedera pada perut, hingga memicu kontraksi dini.
Hindari Konsumsi Kafein Berlebih
Baik saat puasa atau tidak, ibu hamil sangat disarankan untuk membatasi konsumsi kafein secara berlebih, yaitu tidak melebihi 200mg per hari.
Konsumsi kafein berlebih bisa meningkatkan risiko gangguan pencernaan, dehidrasi, bahkan hipertensi saat hamil.
Itulah beberapa informasi tentang jawaban dari pertanyaan ‘apakah ibu hamil boleh puasa?’ beserta tips agar ibu hamil tetap sehat meski sedang puasa.
Bunda, puasa bisa membuat tenggorokan menjadi kering sehingga rentan batuk atau radang tenggorokan.
Untuk mencegah batuk terus menerus selama puasa, konsumsi Vitasma setiap sahur dan berbuka puasa.
Vitasma merupakan obat herbal yang terbuat dari madu dan campuran tanaman herbal pilihan seperti jinten hitam, daun cakar ayam, kayu manis, dan jeruk nipis yang bermanfaat untuk meredakan gejala gangguan pernapasan dan melegakan tenggorokan.
Dilengkapi dengan flavonoid dan antioksidan aktif, Vitasma 4 kali lebih efektif meringankan radang paru-paru atau ISPA, seperti asma, batuk kronis, dan batuk menahun.
Vitasma juga dilengkapi oleh probiotik yang mampu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh di musim hujan. Jangan khawatir, Vitasma juga aman dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui tanpa menimbulkan efek samping.
Tinggalkan komentar