Kenali Asma Bronkial Dan Cara Penanganannya

isna hardika

Asma bronkial

Kamu mungkin sudah tidak asing dengan penyakit asma, suatu kondisi yang menyebabkan rasa tidak nyaman akibat peradangan pada saluran napas. Bagaimana dengan asma bronkial?

Apakah kamu pernah mendengar penyakit tersebut? Lantas bagaimana gejala yang ditunjukkan, risiko asma bronkial, serta cara penanganannya? Yuk kita simak bersama! 

Apa Itu Asma Bronkial?

Penyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit kronis tidak menular yang paling umum terjadi di dunia. Tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit ini terbilang cukup rendah.

Biasanya, kasus kematian lebih sering ditemukan di negara dengan berkembang dengan penghasilan menengah ke bawah, termasuk Indonesia. 

Menurut WHO, penyakit ini telah diidap oleh lebih dari 339 juta orang di seluruh dunia. Sementara itu, Indonesia menempati peringkat ke-20 dalam jajaran negara dengan kasus kematian akibat asma terbanyak di dunia.

Umumnya, penderita asma bronkial adalah anak-anak. Namun, tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa terserang penyakit ini. 

Gejala Asma Bronkial

Peradangan yang terjadi pada saluran udara ini akan menyebabkan penderita asma bronkial mengalami berbagai gejala, seperti batuk, mengi, sesak napas, dan rasa nyeri di dada.

Kenali Yuk??? Perbedaan Asma dan Sesak Napas, Sehingga Tidak Salah Kaprah!

Penyakit ini erat berkaitan dengan alergen yang terhirup dari udara, seperti debu, bulu hewan peliharaan, jamur, dan sebagainya. 

Tak jarang, gejala yang muncul membuat orang yang mengidap penyakit ini memiliki gangguan tidur, karena berdasarkan analisis terbaru menunjukkan bahwa orang yang memiliki alergi sekaligus asma sering terbangun di malam hari. 

Tentunya, hal itu sangat mengganggu produktivitas dalam bekerja, serta membuat penderita asma memerlukan obat yang cukup kuat untuk mengontrol gejala yang timbul. Penyakit ini berkaitan dengan sel mast, yaitu sel penyebab alergi, eosinofil, serta limfosit T.

Gejala awal dari penyakit ini umumnya ringan dan tidak cukup parah. Namun, bagi beberapa orang, gejala yang muncul bahkan dapat membuat aktivitas terganggu.

Oleh karena itu, kita harus lebih peka dan segera melakukan pemeriksaan agar mendapatkan penanganan yang tepat dari tenaga medis sebelum terlambat dan semakin parah. 

Faktor Pemicu Asma Bronkial

Hingga saat ini, penyebab asma bronkial belum bisa diketahui secara pasti. Namun, ada berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya penyakit ini, seperti:

  • Faktor genetik, penyakit ini bisa diturunkan melalui orang tua. 
  • Paparan asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif. 
  • Polusi udara, yang meliputi asap industri maupun asap kendaraan. 
  • Alergen yang terhirup melalui udara, seperti debu, jamur, bulu binatang peliharaan, serta serbuk sari. 
  • Terkena infeksi virus penyebab penyakit saluran pernapasan, seperti influenza, pneumonia, dan COVID-19. 
  • Faktor cuaca, biasanya udara dingin memicu terjadinya asma kambuh. 
  • Reaksi alergi terhadap obat, seperti aspirin untuk meredakan nyeri, beta blocker untuk menurunkan tekanan darah tinggi, dan sebagainya. 
  • Alergi terhadap berbagai zat yang terkandung dalam parfum dan beberapa jenis produk pembersih.
  • Kondisi psikologi, seperti stres serta rasa cemas yang berlebihan. 

Hingga saat ini, belum ditemukan teknologi yang bisa menyembuhkan asma secara total. Oleh karena itu, langkah terbaik yang bisa dilakukan yaitu dengan menghindari berbagai faktor pemicu untuk mengurangi frekuensi terjadinya serangan asma. 

Faktor Risiko Asma Bronkial

Beberapa orang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit ini, seperti:

  • Dari jenis kelamin, anak-anak berjenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih tinggi terkena asma. Sementara itu, penyakit asma rentan dialami wanita di usia remaja atau dewasa. 
  • Orang dengan alergi tertentu, yang memicu asma atopik atau asma akibat alergi. 
  • Obesitas atau kelebihan berat badan. 
  • Memiliki riwayat penyakit pernapasan saat anak-anak, seperti infeksi paru-paru. 
  • Orang yang terlahir prematur, atau memiliki berat badan di bawah normal saat lahir. 
  • Orang yang terpapar asap rokok sejak kecil. Ibu hamil yang merokok juga dapat meningkatkan risiko bayi terkena penyakit asma. 
  • Beberapa jenis pekerjaan yang berisiko terpapar bahan kimia, seperti pekerja pabrik, petani, dan sebagainya. 

Komplikasi Asma Bronkial

Terdapat berbagai risiko asma bronkial yang bisa muncul apabila kondisi ini tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, seperti kelelahan yang berlebihan, menghambat pekerjaan, rutinitas olahraga terganggu, muncul masalah permanen dalam paru-paru, stres, hingga susah fokus. 

Berbagai risiko tersebut tentu saja bisa membuat efek domino, seperti kurangnya olahraga dapat memicu obesitas atau tekanan darah tinggi, stres yang dibiarkan dapat memuncak bahkan bisa menyebabkan depresi, dan berbagai kemungkinan buruk lainnya. 

Oleh karena itu, jika kondisi asma dirasa cukup mengganggu, sebaiknya segera periksa ke dokter dan berdiskusi mengenai rencana untuk penanganan asma. 

Selain risiko tersebut bisa berpengaruh terhadap kualitas hidup, dalam kasus khusus, asma juga bisa memicu berbagai penyakit lain, seperti:

  • Pneumonia, atau peradangan pada paru-paru.
  • Paru-paru kolaps, baik seluruh atau sebagian. 
  • Rendahnya kadar oksigen dalam darah akibat kesulitan bernapas. 
  • Asma membandel atau asmatikus, yang membuat gejala tidak mempan diberi penanganan. 

Selain itu, risiko asma bronkial yang mungkin terjadi yaitu perubahan struktur saluran udara, baik itu pada pembuluh darah, jaringan epitel, kelenjar, maupun otot. Saluran napas yang terus mengalami peradangan dan penyempitan akibat asma bahkan bisa menyebabkan kematian. 

Penanganan Asma Bronkial

Cara terbaik untuk mengatasi masalah saluran pernapasan ini yaitu dengan mencegahnya kambuh. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menghindari berbagai alergen yang dapat memicu penyakit ini kambuh, menggunakan masker ketika bepergian, terutama di tempat yang terpapar polutan maupun asap rokok, serta selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. 

Jangan lupa untuk selalu membawa obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter untuk berjaga-jaga jika asma terjadi secara mendadak. Letakkan obat tersebut di tempat yang mudah diraih ya! 

Jika asma terlanjur menyerang, kamu bisa melakukan pertolongan pertama bagi penderita asma seperti berikut:

  • Duduk dalam posisi yang nyaman, jika memungkinkan pilih tempat yang tenang dan jauh dari keramaian. 
  • Gunakan obat asma atau alat bantu pernapasan. Biasanya obat yang dipilih adalah inhaler. Kocok obat hirup beberapa kali agar merata, kemudian semprotkan satu kali ke dalam mulut, dan ambil napas panjang sebanyak empat kali. Ulangi langkah tersebut beberapa kali dengan jeda satu menit setiap hisapan. 
  • Tunggu selama 4 menit dan pastikan ada orang lain yang bisa menolong dan memberikan penanganan asma. 
  • Apabila setelah 4 menit asma semakin memburuk, segera telepon ambulance. Tetap berikan inhaler hingga ambulance datang. 
  • Jika kondisi pernapasan sudah kembali normal, tetap periksa ke dokter untuk memastikan serta mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

Selain itu, kamu juga harus selalu sedia Vitasma untuk bantu jaga saluran pernapasanmu ya! Vitasma telah diformulasikan khusus sebagai obat herbal untuk meredakan gejala batuk, asma, dan berbagai penyakit saluran pernapasan lainnya.

Vitasma terdiri dari 100% obat herbal yang diolah dalam pabrik modern dan higienis sehingga kualitasnya terjaga. Selain itu, Vitasma juga telah mendapatkan izin edar dari BPOM dan sertifikat halal dari MUI sehingga keamanannya terjamin. 

Vitasma bisa dikonsumsi oleh semua usia, mulai dari anak usia 2 tahun hingga orang dewasa tanpa menimbulkan efek samping. Cara konsumsinya cukup praktis dan mudah, cukup dengan dua sendok teh Vitasma setiap hari. Kamu juga bisa menyeduhnya dengan air hangat atau dicampur dalam teh agar lebih segar. 

Nah, itu dia artikel mengenai asma bronkial. Mulai sekarang, kamu harus lebih peka jika kamu atau orang-orang di sekitarmu mengalami gejala asma agar bisa mendapatkan penanganan lebih dini ya! Jangan lupa selalu jaga kesehatan diri, karena sehat dimulai dari kita! 

Share

Artikel Terkait

Kategori

Tinggalkan komentar