4 Jenis Batuk Akibat Infeksi dan Cara Mencegahnya

Ina Siti Aisah

batuk akibat infeksi

Bestie, batuk merupakan respon alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari debu atau zat asing lainnya. Durasi batuk pada setiap orang pun berbeda-beda, umumnya sekitar 5-7 hari.

Ada juga yang batuk hanya sesekali kemudian hilang begitu saja hanya dengan minum air hangat. Namun, batuk juga bisa disebabkan oleh infeksi, loh! Untuk itu kamu perlu waspada jika mengalami batuk akibat infeksi. 

Dalam artikel ini, Minva akan membahas berbagai jenis batuk akibat infeksi. Yuk, simak bersama!

Mengenal Jenis Batuk Akibat Infeksi

batuk menahun tapi bukan tbc

Batuk akibat infeksi merupakan batuk yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur di dalam saluran pernapasan. Biasanya beda virus atau bakteri penyebab, beda juga gejala yang menyertainya. Berikut adalah jenis batuk akibat infeksi:

Batuk karena Infeksi Virus

batuk akibat infeksi

Sebagian besar kasus batuk terus menerus disebabkan oleh infeksi virus, seperti virus influenza, atau penyakit ISPA lainnya. Namun, kondisi batuk karena hal ini biasanya bersifat self limiting disease, yaitu penyakit yang bisa sembuh atau pulih dengan sendirinya karena tubuh melakukan perlawanan dengan sistem imun. 

Baca Juga: 5+ Jenis dan Manfaat Vitamin Untuk Stamina Tubuh Selama Puasa

Gejala batuk akibat infeksi biasanya muncul 2-3 hari setelah tubuh terinfeksi. Selain itu, kondisi ini juga rentan menular ke orang lain, sebab virus bisa menyebar dengan mudah melalui percikan air liur atau benda-benda yang terkontaminasi. 

Adapun gejala batuk akibat infeksi umumnya meliputi, nyeri tenggorokan, pilek, bersin, demam, dan sakit kepala. 

Berikut adalah jenis-jenis virus penyebab batuk:

  • Rhinovirus, virus yang paling sering menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek. Rhinovirus bisa menyebabkan batuk kering dan gejala lainnya seperti hidung tersumbat, bersin, dan sakit tenggorokan.
  • Virus Influenza, virus yang dikenal sebagai flu, serta bisa menyebabkan batuk kering atau batuk produktif terutama pada tahap awal infeksi. Batuk seringkali merupakan gejala yang berlangsung lebih lama setelah gejala lainnya mereda.
  • Coronavirus (termasuk SARS-CoV-2), telah dikenal menyebabkan berbagai jenis batuk, terutama batuk kering, seperti yang terjadi pada COVID-19.
  • Virus Parainfluenza, sering menyebabkan infeksi pernapasan pada anak-anak, termasuk penyakit seperti croup, yang bisa disertai dengan batuk berdengung atau batuk berdahak.
  • Virus Respiratory Syncytial (RSV), penyebab umum infeksi saluran pernapasan bawah pada bayi dan anak-anak kecil. Infeksi RSV bisa menyebabkan batuk berdahak, batuk bersin, dan sesak napas.
  • Virus Adenovirus, bisa menyebabkan berbagai jenis infeksi, termasuk infeksi saluran pernapasan atas dan bawah. Batuk bisa menjadi salah satu gejalanya.

Infeksi Karena Bakteri

batuk akibat infeksi

Selain infeksi virus, batuk juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Ada banyak bakteri penyebab batuk. Namun, yang paling sering adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang merupakan penyebab infeksi kronis pada paru-paru (TBC).

Selain batuk menahun, infeksi akibat bakteri penyebab TBC ini juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti demam, penurunan berat badan, keringat malam berlebih, nyeri dada, hingga batuk berdahak darah. 

Selain TBC, jenis batuk karena infeksi bakteri adalah batuk rejan atau pertusis. Dilansir dari situs Kemenkes RI, batuk rejan merupakan jenis infeksi pernapasan yang sangat menular. 

Penyakit ini ditandai dengan batuk yang diiringi suara tarikan nafas tinggi. Lebih buruknya lagi, batuk ini bisa menyebabkan cacat atau bahkan kematian pada anak di bawah usia 2 tahun apabila tidak segera ditangani. 

1. Bordetella pertussis

Bakteri Bordetella pertussis merupakan penyebab utama penyakit batuk rejan (whooping cough), yaitu batuk yang bisa menyebabkan batuk parah yang kerap disertai dengan “whoop” atau suara mendengus ketika mengambil napas.

2. Mycoplasma pneumoniae

Bakteri adalah penyebab pneumonia atipikal atau pneumonia yang tidak disebabkan oleh bakteri atau virus yang lebih umum. Infeksi karena Mycoplasma pneumoniae bisa menyebabkan batuk kering yang berlangsung lebih lama.

3. Chlamydophila pneumoniae

Selain Mycoplasma, bakteri ini juga bisa menyebabkan pneumonia atipikal dan menyebabkan gejala seperti batuk kering yang persisten.

4. Streptococcus pneumoniae

Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab umum pneumonia, terutama pada populasi yang rentan seperti anak-anak, lansia, dan seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah. 

Batuk Akibat Infeksi Jamur

batuk akibat infeksi

Bestie, jamur juga bisa menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan sehingga menimbulkan gejala batuk, lho!

Bahkan, batuk karena jamur bisa menyebabkan batuk dengan durasi berkepanjangan. 

Umumnya, infeksi ini terjadi ketika tubuh tidak sengaja menyentuh atau menghirup spora jamur atau mikotoksin, yaitu senyawa racun yang dihasilkan oleh jamur. 

Adapun jenis jamur yang sering menyebabkan batuk adalah jamur Aspergillus dan Stachybotrys chartarum. Racun dari jamur yang terhirup ke dalam tubuh bisa memicu peradangan dan iritasi sehingga menimbulkan gejala batuk hingga sesak napas.

Batuk Akibat Infeksi Parasit

batuk akibat infeksi

Selain virus, bakteri, dan jamur, beberapa parasit juga bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan memicu gejala batuk. Adapun jenis parasit yang umum menginfeksi meliputi Paragonimiasis, Askariasis, dan Strongyloidiasis. 

Parasit-parasit tersebut bisa tumbuh dan berkembang biak di dalam paru-paru sehingga membuat penderitanya mengalami kesulitan bernapas. Selain gejala batuk, infeksi karena parasit juga bisa disertai gejala demam, batuk dahak merah muda, hingga nyeri dada. 

Itulah beberapa jenis batuk akibat infeksi virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan bisa mencegah terjadinya infeksi dan penularan. 

Cara Mencegah Penularan Batuk Akibat Infeksi

Dilansir dari situs Rumah Sakit Siloam, batuk karena infeksi bisa dicegah dengan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta membatasi kontak langsung dengan pasien untuk menghindari penularan. 

Berikut adalah beberapa tips mencegah penularan batuk karena infeksi:

  • Rajin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan toilet, dan memegang benda.
  • Tidak menyentuh wajah, terutama pada bagian mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan.
  • Rutin berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Tidur cukup sesuai kebutuhan usia.
  • Minum madu Vitasma

Vitasma merupakan obat herbal yang terbuat dari madu dan campuran tanaman herbal pilihan seperti jinten hitam, daun cakar ayam, kayu manis, dan jeruk nipis yang bermanfaat untuk meredakan gejala gangguan pernapasan dan melegakan tenggorokan.

Dilengkapi dengan flavonoid dan antioksidan aktif, Vitasma 4 kali lebih efektif meringankan radang paru-paru atau ISPA, seperti asma, batuk kronis, dan batuk menahun.

Vitasma juga dilengkapi oleh probiotik yang mampu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh di musim hujan. Jangan khawatir, Vitasma juga aman dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui tanpa menimbulkan efek samping.

Share

Artikel Terkait

Kategori

Tinggalkan komentar