Pneumonia: Benarkah Penyakit Akibat Lingkungan Hingga Tingkah Laku?

isna hardika

Pneumonia

Apakah kamu familiar dengan penyakit radang? Mungkin salah satu jenis radang yang sering terdengar, atau bahkan kamu pernah mengalaminya, yaitu radang tenggorokan ya?

Bisakah kamu sebutkan beberapa gejala radang tenggorokan? Nah, kalau kamu mau tahu lebih lanjut serba serbi mengenai radang tenggorokan, kamu bisa baca di artikel sebelumnya ya!

Nah, kali ini, kita akan membahas mengenai peradangan lain yang menyerang salah satu organ pada sistem pernapasan kita, yaitu paru-paru. Penasaran? Yuk langsung kita simak bersama!

Apa Itu Pneumonia?

Kamu pasti sudah tidak asing dengan penyakit paru-paru basah ya? Sebenarnya, paru-paru basah hanya istilah yang sering digunakan di Indonesia untuk menyebut penyakit pneumonia.

BACA JUGA

Mengalami Sesak Napas Saat Tidur? Berikut Cara Mengatasinya, Harus Tahu!

Istilah lain untuk menyebut penyakit ini adalah peradangan paru-paru. Dikutip dari who.int, pneumonia adalah salah satu bentuk infeksi akut saluran pernapasan yang menyerang paru-paru.

Di dalam paru-paru kita terdapat kantong-kantong udara bernama alveolus. Pada paru-paru normal, alveolus tersebut diisi oleh udara saat kita bernapas.

Namun, pada penderita pneumonia, alveolus ini justru terisi oleh nanah dan cairan yang menyebabkan rasa sakit saat bernapas dan membatasi oksigen yang masuk.

Pada tahun 2019, penyakit ini menyebabkan kematian hingga 14% dari total kasus kematian pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun.

Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun jamur. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri bisa ditangani dengan antibiotik. Sayangnya, hanya sepertiga anak-anak yang mendapatkan asupan antibiotik untuk melawan pneumonia.

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, kasus kematian paling tinggi akibat pneumonia ditemukan di Asia bagian selatan dan Afrika Sub-Sahara.

Pada dasarnya, penyakit ini bisa dicegah agar tidak menginfeksi anak-anak, bahkan cara pengobatannya bisa dilakukan dengan biaya dan teknologi medis yang minim.

Penyebab Pneumonia

Seperti yang telah disebutkan di atas, penyakit ini bisa muncul akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur. Bakteri yang paling banyak menyebabkan kasus pneumonia yaitu Streptococcus pneumoniae yang sering menginfeksi pneumonia pada anak-anak dan Haemophilus influenzae tipe b (Hib).

Sementara itu, virus yang kerap menyebabkan penyakit ini yaitu respiratory syncytial virus (RSV). Bayi yang telah terinfeksi HIV paling sering mengidap pneumonia akibat serangan virus Pneumocystis jiroveci. Virus ini juga menjadi penyebab setidaknya seperempat kasus kematian pada bayi yang terinfeksi HIV.

Penyakit ini bisa menyebar dan menular melalui berbagai cara. Radang paru-paru yang diakibatkan oleh bakteri atau virus dan umumnya diidap oleh anak-anak menyebar melalui udara yang dihirup.

Bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit ini juga bisa menyebar lewat droplet yang dihasilkan saat penderita bersin maupun batuk.

Dalam kasus khusus, penularan penyakit ini bisa juga bisa melalui darah, khususnya selama proses persalinan dan pasca persalinan. Proses penyebaran penyakit ini masih diteliti lebih lanjut, karena hal ini sangat penting dan berkaitan dengan tindakan pencegahan dan pengobatan.

Faktor Risiko Pneumonia

Kondisi malnutrisi atau kekurangan gizi bisa menjadi faktor risiko pneumonia

Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena radang paru-paru. Anak-anak yang sehat umumnya memiliki kemampuan untuk melawan infeksi dengan sistem kekebalan tubuh. Namun, anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah lebih rentan terserang penyakit ini.

Lemahnya kekebalan imun pada anak-anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti malnutrisi atau kekurangan gizi. Hal ini lebih sering terjadi pada bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif.

Penyakit bawaan yang diidap oleh bayi, seperti gejala HIV dan campak, juga meningkatkan risiko terserang radang paru-paru. Selain itu, kondisi lingkungan bisa membuat risiko terserang penyakit ini semakin meningkat, seperti polusi udara indoor dari proses memasak dan pembakaran bahan bakar fosil, lingkungan yang penuh dengan asap rokok, serta tinggal di rumah yang ditinggali banyak orang.

Orang dewasa berusia lebih dari 65 tahun, orang yang pernah mendapatkan perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama, orang yang dirawat di ICU dan menggunakan ventilator (alat bantu napas), orang dengan penyakit kronis seperti PPOK atau penyakit jantung, dan perokok juga rentan terkena radang paru-paru.

Gejala Pneumonia

Radang paru-paru yang disebabkan oleh virus maupun bakteri umumnya menunjukkan gejala yang mirip, seperti demam dan batuk. Namun, radang paru-paru yang disebabkan oleh virus memiliki gejala yang lebih beragam. Pada balita yang terkena batuk, kesulitan bernapas, serta demam, gejala pneumonia ditunjukkan dengan pernapasan yang cepat.

Radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus juga biasanya ditunjukkan oleh gejala mengi atau napas yang berbunyi akibat penyempitan saluran pernapasan. Bayi yang mengidap penyakit ini dalam tingkat yang parah bahkan mengalami kesulitan makan dan minum, pingsan, hipotermia, hingga kejang.

Selain gejala flu dan batuk yang muncul dalam waktu yang lama gejala radang paru-paru ini juga disertai dengan rasa nyeri pada dada saat bernapas atau batuk, mual dan muntah, sesak napas, mudah lelah, hingga gangguan kesadaran dan hipotermia, terutama pada penderita berusia lebih dari 65 tahun.

Diagnosis Pneumonia

Pemeriksaan awal yang dilakukan dokter yaitu dengan menanyakan riwayat kesehatan serta melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa paru-paru dengan stetoskop untuk mengetahui apakah ada gelembung yang mengindikasikan radang paru-paru.

Apabila dokter mendiagnosis adanya peradangan dalam paru-paru, maka langkah yang dilakukan selanjutnya yaitu melakukan serangkaian tes, seperti:

  • Tes darah, untuk memastikan adanya infeksi radang paru-paru dan mengetahui jenis organisme yang menyebabkan pneumonia. Meski demikian, identifikasi penyebab radang paru-paru dari hasil tes darah tidak begitu akurat.
  • Penyinaran sinar X untuk membantu dokter dalam mengidentifikasi letak infeksi. Namun, metode ini tidak bisa mengidentifikasi kuman yang menyebabkan radang paru-paru.
  • Melakukan pengecekan kadar oksigen dalam darah, karena penyakit ini bisa membuat tubuh kekurangan oksigen.
  • Tes dahak, dengan cara mengambil sampel dahak dari paru-paru, untuk menganalisis kuman yang menyebabkan radang paru-paru.

Jika penderita radang paru-paru berusia lebih dari 65 tahun, mendapatkan perawatan dalam rumah sakit, atau memiliki gejala yang serius, maka dokter akan melakukan tes lanjutan, seperti:

  • CT scan, jika radang paru-paru tidak kunjung sembuh dalam waktu yang diharapkan, maka dokter akan melakukan CT scan untuk memperoleh gambaran yang lebih detail dalam paru-paru.
  • Kultur cairan pleura, dengan cara mengambil sampel cairan dengan cara menusukkan jarum ke pleura, kemudian dianalisis untuk mengetahui jenis infeksi radang paru-paru.

Penanganan Pneumonia

Pemberian obat bagi penderita harus melihat akar masalah dari penyakit ini

Penyakit ini bisa ditangani dengan mengatasi infeksi dan memberikan terapi untuk mencegah komplikasi. Orang yang terinfeksi radang paru-paru dari masyarakat bisa ditangani dari rumah dengan memberikan obat-obatan.

Beberapa gejala yang muncul biasanya reda dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Namun rasa lelah yang dirasakan bisa bertahan hingga beberapa bulan.

Penanganan yang spesifik untuk penyakit ini tentu saja harus didasari oleh beberapa hal, seperti jenis penyebab dan tingkat keparahan radang paru-paru, usia, dan tingkat kesehatan penderita. Beberapa opsi penanganan radang paru-paru antara lain:

  • Memberikan antibiotik, untuk mengatasi radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Butuh beberapa waktu untuk mengidentifikasi jenis bakteri dan jenis antibiotik yang tepat untuk menanganinya. Jika gejala tak kunjung membaik, maka dokter akan menyarankan untuk menggunakan jenis antibiotik yang lain.
  • Menggunakan obat batuk untuk meringankan gejala batuk, sehingga bisa beristirahat dengan lebih nyaman. Lakukan riset mengenai obat over the counter yang tepat untuk menangani radang paru-paru. Jika mau menggunakan obat batuk supresan, pastikan pilih kadar yang paling rendah.
  • Konsumsi obat pengurang demam dan nyeri untuk membantu mengatasi gejala demam dan rasa tidak nyaman yang muncul akibat penyakit ini. Beberapa jenis yang umum digunakan yaitu aspirin, ibuprofen, serta asetaminofen.

Beberapa penderita radang paru-paru juga kerap membutuhkan perawatan rumah sakit, seperti lansia yang berusia lebih dari 65 tahun, orang yang sudah linglung, terjadi kerusakan fungsi ginjal, memiliki tekanan darah rendah, bernapas dengan cepat, memerlukan napas buatan, orang yang memiliki suhu tubuh di bawah normal, serta memiliki detak jantung tidak normal (kurang dari 50 atau lebih dari 100).

Penderita penyakit ini mungkin juga mendapatkan penanganan dari intensive care unit (ICU), jika memerlukan alat bantu pernapasan (ventilator) atau saat radang paru-paru menunjukkan gejala yang parah.

Selain lansia, anak-anak yang terkena pneumonia juga memungkinkan mendapatkan perawatan dari rumah sakit, jika penderita berusia kurang dari dua tahun, terlihat lesu atau mengantuk secara berlebihan, memiliki permasalahan saat bernapas, kadar oksigen dalam darah rendah, serta menunjukkan gejala dehidrasi.

Nah, itu dia artikel tentang pneumonia, penyakit yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Penyakit ini memang bisa menyebar dan menginfeksi akibat kondisi lingkungan yang kotor dan kebiasaan buruk yang dilakukan. Oleh karena itu, tetap jaga kebersihan mulai dari rutin cuci tangan pakai sabun hingga hentikan kebiasaan merokok ya!

Untuk membantu mengurangi gejala radang paru-paru, seperti batuk dan sesak napas, kamu bisa menggunakan Vitasma. Vitasma terbuat dari 100% bahan alami berkualitas yang sudah tentu aman dikonsumsi siapa saja tanpa efek samping.

Daun cakar ayam yang terkandung dalam Vitasma juga telah terbukti ampuh dalam menangani masalah saluran pernapasan, bahkan telah digunakan sejak zaman tradisional loh! Yuk, jangan ragu untuk gunakan Vitasma sebagai pertolongan pertama atasi penyakit pernapasan!

Vitasma, redakan masalah pernapasan sampai lega!

Share

Artikel Terkait

Kategori

Tinggalkan komentar