Kenali 5+ Penyakit Pernapasan dan Penyebabnya

isna hardika

penyakit pernapasan

Kamu pernah mengalami penyakit pernapasan seperti asma yang menyebabkan susah napas, batuk yang tak kunjung berhenti, atau bahkan kanker paru-paru yang harus ditangani dengan kemoterapi?

Nah, itu adalah beberapa contoh mengerikan dari penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Agar lebih waspada, yuk kita cek informasi selengkapnya!

Apa Itu Sistem Pernapasan?

Sistem pernapasan adalah salah satu sistem yang berperan penting dalam menunjang pekerjaan seluruh organ dalam tubuh. Sistem ini bertugas untuk menghirup oksigen yang diperlukan sel dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah.

Mulanya, proses bernapas dimulai dari rongga hidung atau rongga mulut. Kemudian, udara yang dihirup akan disaring oleh silia agar partikel asing seperti debu tidak ikut masuk. Selanjutnya, udara tersebut akan disesuaikan dengan suhu dan kelembapan tubuh di dalam sinus.

Kemudian, udara dari dalam mulut atau hidung akan diteruskan ke trakea kemudian ke paru-paru. Di dalam paru-paru, oksigen akan dipisahkan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Apabila ada kerusakan salah satu organ, maka proses bernapas dapat terganggu.

Jenis Penyakit Pernapasan

Jika tidak dirawat, sistem pernapasan kita bisa terkena penyakit pernapasan. Penyakit pernapasan ini bisa menyerang semua organ pernapasan, mulai dari rongga hidung, tenggorokan, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, jaringan dalam paru-paru, hingga otot-otot pernapasan yang terdapat di dalam rongga dada.

Umumnya, penyakit pernapasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Gangguan sistem pernapasan akut terjadi dalam periode yang relatif singkat dan menunjukkan gejala berat, sedangkan gangguan kronis berlangsung dalam waktu yang lama, bahkan menahun.

Apa Saja Penyebab Penyakit Pernapasan?

Menurut National Cancer Institute, penyakit pernapasan bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi virus, bakteri, alergi, kebiasaan buruk merokok, paparan asap rokok dan racun, polusi udara, serta penyakit keturunan yang dibawa oleh gen.

Setiap penyakit menunjukkan gejala dan memerlukan penanganan yang berbeda. Salah satu contoh gejala penyakit pernapasan yang paling sering terjadi adalah batuk, yang menjadi tanda dari cukup banyak penyakit yang menginfeksi pohon bronkial.

Batuk berdahak menjadi tanda penting dari peradangan atau penyakit ganas dalam saluran udara, seperti bronkitis. Pada bronkitis parah, kelenjar lendir yang melapisi bronkus membesar dan bisa menghasilkan dahak sekitar 30-60 ml dalam sehari, terutama dua jam pertama setelah bangun tidur.

Sementara itu, saat terjadi batuk kering, kemungkinan disebabkan oleh adanya penyakit ganas yang meluas ke pohon bronkial dan organ terdekat. Batuk berdarah juga bisa mengindikasikan adanya peradangan, kerusakan kapiler, tumor, dan tanda TBC paling umum.

Lebih lengkapnya, berikut ini adalah penyakit yang menjangkit saluran pernapasan berdasakan pemicunya:

Penyakit Pernapasan yang Disebabkan Oleh Virus

Virus yang menyerang sistem pernapasan bisa memberikan efek yang berbeda-beda, sesuai dengan organ pertama yang diinfeksi. Contohnya, jika virus menginfeksi paru dan saluran napas, bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan mengi.

Jika virus menyerang rongga hidung, bisa menyebabkan rasa sesak dan pengap. Virus yang menginfeksi saluran pernapasan bagian atas juga bisa menyerang bagian tubuh yang lain, seperti telinga, karena kedua organ terhubung dengan saluran eustachius.

Virus di dalam telinga bisa membuat saluran tersebut membengkak atau teriritasi, sehingga cairan dalam telinga tidak bisa mengalir dan menyebabkan infeksi. Beberapa penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus yang paling umum terjadi yaitu:

Pilek

Penyakit ini tidak hanya disebabkan hanya oleh satu virus tapi oleh ratusan virus yang berbeda. Namun beberapa jenis virus yang sering dikaitkan dengan gejala pilek yaitu virus corona, enterovirus, serta rhinovirus.

Virus corona yang menyebabkan penyakit COVID-19 akan menimbulkan gejala pilek ringan hingga sedang. Penyakit ini dapat sembuh tanpa harus mendapatkan perawaatan medis. Namun, diperlukan penanganan lebih lanjut pada orang yang terkena penyakit kardiovaskular, diabetes, atau kanker.

Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, kasus pilek yang ditimbulkan oleh enterovirus umum terjadi pada musim panas dan musim gugur. Selain pilek, enterovirus juga bisa menimbulkan infeksi mata dan rendahnya kadar oksigen dalam darah.

Sementara itu, rhinovirus menjadi penyebab utama terjadinya infeksi saluran pernapasan. Virus ini menyerang hidung dan menyebabkan 30-35% dari total kasus pilek dengan bersin.

Gejala umum yang ditunjukkan oleh penderita pilek yaitu hidung berair, hidung mampet, batuk, sakit tenggorokan, demam, suara hilang, dan tubuh terasa lebih mudah capek. Pilek bisa didiagnosis dari riwayat kesehatan dan beberapa tes. Beberapa pilek juga bisa sembuh hanya dengan perawatan di rumah.

Minum banyak air mineral, istirahat yang cukup dan konsumsi obat pereda nyeri bisa membantu meredakan gejala pilek.

Flu

Virus utama yang menjadi penyebab flu adalah influenza tipe A atau influenza tipe B. Flu lebih rentan menginfeksi orang tua berusia lebih dari 65 tahun, anak-anak, orang yang mengidap penyakit kronis, serta ibu hamil.

Beberapa gejala flu yang sering terjadi yaitu demam lebih dari 38°C, hidung mampet atau berair, batuk, sakit kepala, otot terasa nyeri, menggigil, serta kelelahan. Istirahat dan minum air yang cukup bisa membantu meredakan flu.

Penggunaan antivirus juga diperlukan untuk mengurangi durasi sakit dan membantu mencegah terjadinya komplikasi flu seperti pneumonia. Selain itu, rutin mendapatkan vaksin flu setiap tahun juga bisa menurunkan risiko terkena penyakit pernapasan sebesar 40-60%.

COVID-19

Gejala COVID-19 seperti demam, menggigil, kesulitan bernapas, masalah pencernaan seperti diare, sakit kepala, kehilangan kemampuan mencium dan merasa, nyeri otot, dan radang tenggorokan akan muncul selama 2-14 hari setelah terinfeksi virus.

Beberapa orang yang pernah terinfeksi virus corona didiagnosis melalui tes swab melalui hidung untuk mengumpulkan sampel. Sampai saat ini, penanganan COVID-19 masih dalam tahap penelitian.

Respiratory Syncytial Virus (RSV)

RSV lebih sering terjadi pada anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa. Menurut data dari National Foundation for Infectious Disease, hampir semua anak-anak telah terinfeksi virus sejak umur 2 tahun.

Gejala yang ditimbulkan bisa berbeda, seperti batuk, kesulitan bernapas, mengi, dan demam yang terjadi pada bayi berusia kurang dari satu tahun, hingga pilek atau pneumonia yang bisa semakin buruk jika disertai asma.

Penyakit Pernapasan yang Disebabkan Oleh Bakteri

Tidak hanya oleh virus, penyakit pernapasan juga dapat disebabkan oleh bakteri jahat, yuk simak apa saja penyakit pernapasan yang diakibatkan oleh bakteri.

Radang Tenggorokan

Penyakit pernapasan ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes yang menyebabkan tenggorokan terasa mengganjal, kering, perih, dan gatal. Radang tenggorokan sering terjadi pada anak-anak dengan rentang umur 5-15 tahun. Radang tenggorokan juga bisa dialami oleh orang dewasa.

Bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan lebih mudah menginfeksi pada musim dingin. Orang yang terinfeksi bakteri ini akan menunjukkan gejala pada 2-5 hari setelah tertular.

Gejala yang umum dijumpai yaitu tenggorokan sakit, demam hingga 38,3°C, sakit kepala, sakit perut, ruam kemerahan, badan terasa nyeri, hilang nafsu makan, terjadi pembengkakan di kelenjar getah bening, serta muncul bintik merah di langit-langit mulut.

Untuk menangani radang tenggorokan, biasanya digunakan antibiotik yaitu penicilin. Selain itu, penggunaan obat pereda nyeri juga bisa digunakan sesuai anjuran dokter untuk membantu mengurangi gejala yang muncul.

Tuberkulosis (TBC)

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang bisa ditularkan penderita melalui percikan ludah (droplet) saat bersin atau batuk. TBC menjadi penyakit pernapasan menular paling mematikan kedua di dunia setelah COVID-19.

Orang yang mengidap TBC akan menunjukkan beberapa gejala seperti batuk yang terus menerus selama lebih dari 3 minggu, demam, nyeri dada, dan berkeringat di malam hari. Penderita TBC harus segera mendapatkan penanganan medis.

TBC dapat dicegah melalui vaksin BCG yang diberikan sebelum bayi berusia 2 tahun. Selain itu, menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan memakai masker juga bisa mengurangi risiko terinfeksi bakteri penyebab tuberkulosis.

Difteri

Penyakit pernapasan ini terjadi akibat adanya infeksi hidung dan tenggorokan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria. Difteri bisa menular melalui percikan ludah penderita ketika bersin atau batuk. Penyakit ini bisa fatal jika tidak segera ditangani.

Bakteri penyebab difteri bahkan bisa memicu kerusakan ginjal, jantung, atau otak akibat racun yang dikeluarkan. Biasanya, gejala difteri akan muncul 2-5 hari setelah terinfeksi. Gejalanya dapat ditandai dengan munculnya selaput abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.

Penyakit ini tergolong serius dan harus ditangani secepat mungkin. Data menunjukkan bahwa 1 dari 10 orang yang terinfeksi difteri meninggal dunia meski telah mendapatkan perawatan.

Pencegahan difteri bisa dilakukan dengan imunisasi. Pemberian vaksin difteri di Indonesia diberikan bersamaan dengan vaksin batuk rejan dan tetanus (DPT). Selain itu, antibiotik juga bisa digunakan oleh orang yang kontak dekat dengan penderita.

Penyakit Pernapasan yang Disebabkan Oleh Alergi

Selain oleh virus dan bakteri, penyakit pernapasan juga ada yang disebabkan karena alergi, berikut ini jenis-jenis penyakit pernapasan akibat alergi.

Asma

Asma bisa dipicu oleh adanya alergen seperti debu, jamur, bulu hewan, hingga polusi udara. Biasanya asma sering kambuh sejak anak-anak. Di Amerika, terdapat 25 juta kasus orang didiagnosis terkena asma, dan 7 juta orang mengidap asma berusia kurang dari 18 tahun.

Orang yang terkena asma memiliki saluran udara yang sempit, sehingga mengalami kesulitan bernapas, mengi, serta batuk sedang hingga parah yang terjadi terus menerus. Penyakit ini tidak bisa sembuh total, hanya bisa dicegah agar tidak sering kambuh.

Paparan polusi udara yang sangat buruk seperti yang terjadi di India dan Cina juga memberikan dampak besar bagi paru-paru. Polutan tersebut berperan sebagai iritan yang memberikan efek radang pada saluran pernapasan.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 menunjukkan bahwa beberapa polutan seperti nitrit oksida, ozon, dan PM2.5 bisa menyebabkan peradangan pada paru-paru dan mengarah pada penyakit asma.

Rinitis alergi

Merupakan peradangan yang terjadi pada rongga hidung akibat alergi yang langsung muncul setelah terpapar alergen. Gejala dari rinitis alergi yaitu hidung berair atau tersumbat, bersin-bersin, mata gatal atau berair, batuk, serta kelelahan.

Alergi bisa disebabkan oleh serbuk sari, tungau, debu, dan bulu hewan. Selain itu, rinitis juga bisa dipicu oleh faktor keturunan, paparan asap rokok, serta debu yang dihasilkan dari pekerjaan, seperti pengrajin meubel yang menghasilkan serbuk kayu.

Rinitis alergi bisa dicegah dengan cara menghindari sumber alergi, menggunakan obat-obatan seperti antihistamin, dekongestan, dan kortikosteroid, serta melakukan terapi semprot hidung (nasal irrigation).

Itu dia penyakit pernapasan yang mengerikan dan dapat mengganggu aktivitas. Oleh karena itu, penting sekali untuk selalu menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan kita dengan menghentikan kebiasaan buruk seperti menjadi perokok aktif maupun pasif, selalu menjaga sanitasi udara agar tetap baik, dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Jangan lupa untuk selalu sedia Vitasma dalam kotak P3K untuk pertolongan pertama saat terserang penyakit saluran pernapasan, seperti batuk, asma, dan gangguan tenggorokan. Vitasma terbuat dari 100% bahan herbal alami tanpa efek samping yang sangat cocok dikonsumsi oleh semua kalangan.

Share

Artikel Terkait

Kategori

Tinggalkan komentar