Apa Itu Batuk Pertusis? Kenali 3 Fasenya!

Dian Malam

batuk seratus hari

Apa itu batuk pertusis? Pernahkah kalian mendengar istilah “batuk seratus hari“?

Kedengarannya seperti ungkapan berlebihan, namun ternyata ini merupakan julukan lain dari sebuah penyakit bernama batuk pertusis.

Meski nama penyakit ini tak sepopuler flu atau demam berdarah, batuk pertusis adalah salah satu penyakit menular yang bisa berdampak serius, terutama pada bayi dan anak-anak.

Batuk ini berlangsung lama hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Bukan sekadar batuk biasa, tapi batuk yang begitu keras hingga membuat penderitanya sulit bernapas, wajah memerah, hingga muntah.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, dan sangat mudah menular lewat percikan ludah saat seseorang yang teinfeksi mengalami batuk atau bersin. Ironisnya, meski sudah ada vaksin untuk mencegahnya, pertusis tetap muncul dalam siklus tertentu, bahkan di negara dengan sistem imunisasi yang baik sekalipun.

Apa itu batuk pertusis dan apakah begitu berbahaya? Mengapa gejalanya bisa berlangsung begitu lama? Dan yang paling penting, bagaimana cara mencegahnya agar tidak menjadi ancaman tersembunyi di tengah keluarga?

Yuk, kita kupas tuntas penyakit yang satu ini agar lebih waspada dan bijak dalam menjaga kesehatan!

Apa Itu Batuk Pertusis?

apa itu batuk pertusis

Siapa sangka, di tengah dunia yang makin canggih dan vaksin yang makin lengkap, batuk pertusis alias whooping cough ternyata masih jadi ancaman nyata?

Bahkan, beberapa waktu belakangan ini, kasus pertusis mulai naik lagi dan bikin banyak orang, terutama orang tua muda cukup was-was.

Yuk, kenali lebih dekat apa saja kasus pertusis yang pernah terjadi diantaranya adalah:

  • Kasus Pertusis di Indonesia

Tahun 2023 lalu, Kementerian Kesehatan RI mencatat lebih dari 2.000 kasus pertusis di 30 provinsi. Angka ini melonjak drastis dari tahun sebelumnya yang cuma sekitar 400-an. Kebanyakan kasus ditemukan pada bayi di bawah usia satu tahun, dimana imunitasnya masih lemah dan belum lengkap vaksinasinya.

Beberapa daerah seperti Kalimantan Selatan menjadi sorotan karena ditemukan klaster pertusis di sana. Banyak bayi dan balita belum mendapatkan imunisasi lengkap, bahkan ada yang sama sekali belum divaksin.

  • Kasus Pertusis di Luar Negeri

Tak hanya di Indonesia, di beberapa negara Eropa dan Amerika, batuk pertusis juga mulai muncul lagi. Di Italia misalnya, sebuah rumah sakit anak melaporkan pasien-pasien batuk pertusis yang mengalami komplikasi karena terinfeksi virus lain secara bersamaan.

Pertusis Menyerang Siapa?

apa itu batuk pertusis

Menurut Dr. Meuthika Noor dari WHO Indonesia, lonjakan ini sebenarnya bisa dicegah. “Vaksinasi lengkap adalah kuncinya. Selain itu, petugas kesehatan dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran,” ujarnya.

Beberapa ahli lain juga menyebutkan bahwa banyak orang tua yang tidak menyadari pentingnya vaksin lanjutan atau booster. Padahal, perlindungan dari vaksin pertusis itu bisa memudar seiring waktu, makanya penting untuk vaksinasi lengkap dan tepat waktu. Batuk pertussis menyerang siapa saja sih?

  • Bayi dan Balita

Bayi memang rentan terhadap penyakit ini, terutama pada bayi yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap.

Mereka bisa terinfeksi dari orang dewasa yang membawa bakteri, bahkan jika orang dewasa itu sendiri tidak merasakan gejalanya.

Batuk pertusis sangatlah berbahaya dan bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti kegagalan pernapasan atau pneumonia. Bahkan, bisa berisiko kematian jika tidak segera ditangani dengan tepat.

  • Anak-anak

Anak-anak dengan vaksinasi yang belum lengkap atau tak mendapatkannya, bisa terinfeksi batuk pertusis.

Memang, di banyak negara, anak-anak sudah mendapatkan vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus). Seiring berjalannya waktu, kekebalan vaksin terkadang memudar.

Pentingnya, vaksinasi lanjutan atau booster untuk melindungi mereka dari infeksi.

  • Orang Dewasa

Batuk pertusis tak hanya menyerang anak-anak, lho!

Orang dewasa juga bisa terinfeksi, terutama mereka yang belum mendapatkan vaksinasi booster. Pada orang dewasa, gejala batuk pertusis sering kali lebih ringan dan sering dianggap sebagai batuk biasa atau flu. Padahal, mereka bisa tetap menularkan bakteri ini ke orang lain, termasuk bayi yang sangat rentan.

  • Lansia

Sama halnya dengan orang dewasa, lansia juga bisa terkena batuk pertusis. Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lebih lemah atau yang belum mendapatkan vaksinasi dapat terinfeksi.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan segera periksa ke dokter jika batuk tak kunjung sembuh merupakan langkah penting.

Kenapa Pertusis Disebut Batuk 100 Hari?

batuk seratus hari

Pernah dengar orang menyebut batuk pertusis dengan istilah “batuk seratus hari”? Mungkin beberapa dari kalian disini bertanya-tanya, kok bisa ya batuk pertusis ini disebut seperti itu?

Kenapa batuknya disebut batuk 100 hari? Ini semua berawal dari durasi batuk yang bisa berlangsung sangat lama. Batuk pertusis itu bukan batuk biasa, lho. Batuk ini sangat khas dan sering datang dalam serangan yang keras, yang bisa membuat penderita merasa seperti tersedak atau kesulitan bernapas.

Awalnya, batuk pertusis dimulai dengan batuk ringan yang mirip dengan flu biasa, namun lama kelamaan batuknya semakin parah dan lebih sering. Biasanya, batuknya terjadi dalam tiga fase:

  1. Fase Katarrhal (Minggu 1-2): Pada fase ini, batuk terasa ringan dan sering disertai dengan gejala pilek atau hidung tersumbat. Sehingga, tak sedikit orang yang mengira hal ini hanya batuk biasa.
  2. Fase Paroksismal (Minggu 2-6): Batuk yang dialami menjadi sangat parah, dengan serangan batuk yang berulang-ulang, bahkan bisa sampai terdengar suara “whoop” seperti suara siulan saat penderita berusaha menarik napas setelah batuk. Pada fase ini, batuk bisa terjadi secara terus-menerus, dan si penderita bisa merasa kelelahan atau bahkan muntah.
  3. Fase Konvalesen (Minggu 6-10): Setelah itu, batuk mulai berkurang, meski bisa bertahan selama berbulan-bulan. Inilah mengapa batuk pertusis bisa berlangsung hingga 100 hari.

Jadi, batuknya bisa sangat lama, bahkan sampai lebih dari tiga bulan. Itulah alasan kenapa batuk pertusis disebut sebagai batuk seratus hari. Bayangkan jika kalian mengalami batuk yang tak kunjung sembuh selama itu. Pasti rasanya sangat melelahkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, kan?

Yang membuat batuk pertusis berbeda dari batuk biasa adalah bakteri Bordetella pertussis yang menyerang sistem pernapasan. Bakteri ini menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran pernapasan.

Sehingga, tubuh bereaksi dengan batuk terus-menerus untuk mencoba membersihkan saluran napas. Semakin lama bakteri ini berada di tubuh, semakin parah batuknya.

Selain itu, sistem kekebalan tubuh juga memerlukan waktu untuk melawan infeksi ini, yang menjelaskan mengapa batuknya bisa berlangsung selama itu.

Setelah mengetahui betapa seriusnya batuk pertusis dan berbagai masalah pernapasan lainnya, pastikan kalian menjaga kesehatan saluran pernapasan dengan cara yang alami dan efektif. Vitasma adalah solusi yang tepat untuk kamu!

Vitasma merupakan madu herbal yang diformulasikan dari 6 bahan alami berkhasiat yang terbukti ampuh mengatasi berbagai masalah iritasi, infeksi, dan peradangan pada saluran pernapasan.

Dengan kandungan herbal alami yang aman, Vitasma dapat membantu menyembuhkan berbagai jenis batuk, sesak napas, sinusitis, pilek, asma, dan gangguan pernapasan lainnya.

Jangan biarkan masalah pernapasan mengganggu aktivitas kalian. Cobalah Vitasma sekarang dan rasakan perbedaannya!

Klik di sini untuk membeli Vitasma dan nikmati pernapasan yang lebih sehat setiap hari!

Share

Artikel Terkait

Kategori