Di dunia yang semakin maju ini, tak jarang kita mendengar istilah mom shaming.
Fenomena ini merujuk pada perilaku mengkritik atau menghina cara seorang ibu dalam mendidik dan merawat anak-anaknya. Entah itu mengenai pilihan pola makan, cara mendidik, hingga keputusan hidup sehari-hari yang dianggap “tidak sesuai” dengan standar orang lain.
Seringkali, kritik-kritik tersebut datang dari orang-orang yang bahkan tidak mengenal situasi pribadi sang ibu, namun merasa berhak untuk menghakimi.
Namun, apakah benar kita berhak untuk mengkritik ibu lain hanya karena tidak sesuai dengan cara kita?
Dalam kenyataannya, setiap ibu memiliki perjalanan dan tantangan yang berbeda dalam menjalani peran tersebut. Ada yang merasa lebih nyaman dengan pendekatan alami, sementara yang lain memilih solusi praktis yang mereka rasa lebih efektif.
Tidak ada satu cara yang benar atau salah dalam mengasuh anak, Moms, yang ada adalah keputusan terbaik yang diambil dengan hati dan penuh kasih sayang.
Mari kita renungkan sejenak tentang bagaimana jika kita saling mendukung dan berbagi pengalaman daripada saling menghakimi? Setiap ibu berhak atas pilihannya. Alih-alih memberikan komentar yang menambah beban, kita bisa memberikan kata-kata positif yang memberi kekuatan.
Sebab, pada akhirnya, kita semua sedang berada dalam perjalanan yang sama yaitu menjadi ibu yang terbaik versi diri kita sendiri. Yuk, kita bahas mengenai dampak mom shaming bagi ibu!
Dampak Mom Shaming Bagi Ibu
![](https://vitasma.com/wp-content/uploads/2024/12/8-2.png)
Mom shaming atau kritik terhadap cara seorang ibu mengasuh anak bisa memiliki dampak yang sangat serius pada kesehatan mentalnya. Ketika ibu menerima kritik yang berlebihan atau tidak berdasar, perasaan cemas, stres, atau bahkan depresi bisa muncul.
Dalam beberapa kasus, komentar negatif tentang cara mengasuh anak bisa membuat seorang ibu merasa tidak cukup baik atau gagal dalam menjalankan perannya. Penelitian menunjukkan bahwa tekanan sosial terhadap ibu dapat memperburuk kondisi kesehatan mental mereka, membuat mereka merasa lebih terisolasi dan tidak didukung.
Apa saja sih dampak mom sahaming bagi ibu? Yuk, kita bahas!
1. Mom Shaming Merusak Rasa Percaya Diri Seorang Ibu
Setiap ibu memiliki pendekatan yang berbeda dalam mendidik anak-anaknya. Ada yang memilih menyusui lebih lama, ada yang lebih memilih memberikan susu formula, atau ada juga yang lebih fokus pada kegiatan pendidikan dini.
Semua pilihan ini adalah keputusan pribadi yang dibuat berdasarkan apa yang dirasa terbaik untuk anak dan keluarga.
Namun, ketika orang lain mulai memberikan komentar seperti, “Kenapa anak kamu nggak disusui lebih lama?” atau “Kenapa anak kamu belum bisa jalan di usia segini?”, rasa percaya diri seorang ibu bisa terguncang.
Kritikan semacam ini bisa menyebabkan ibu merasa tertekan dan meragukan keputusan yang telah mereka buat.
Perasaan seperti ini bisa membuat mereka menjadi kurang percaya diri dalam peran mereka sebagai ibu, bahkan dapat memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan Si Kecil. Jika ibu merasa tidak percaya diri, hal ini bisa memengaruhi kualitas pengasuhan dan bahkan hubungan antara ibu dan anak.
2. Menambah Beban yang Sudah Cukup Berat
Menjadi ibu adalah pekerjaan yang penuh tantangan. Setiap hari seorang ibu harus membuat banyak keputusan, mulai dari memilih makanan yang sehat, menyiapkan aktivitas edukatif, hingga menangani tantrum anak.
Semua itu membutuhkan energi fisik dan mental yang luar biasa. Ketika ada orang yang memberikan kritik yang tidak membangun, tekanan ini hanya akan bertambah. Sebagai ibu, mereka seharusnya mendapatkan dukungan, bukan beban tambahan berupa komentar-komentar yang menghakimi.
Kritik yang datang dari orang lain seringkali membuat ibu merasa seperti mereka tidak cukup baik, bahkan jika mereka sudah berusaha sebaik mungkin. Hal ini bisa menambah stres dan beban emosional yang sudah cukup berat, serta membuat mereka merasa seperti “tidak pernah cukup.”
3. Meningkatkan Rasa Isolasi
Mom shaming juga dapat mengarah pada perasaan isolasi yang dalam.
Ketika seorang ibu sering menerima kritik, terutama dari orang-orang terdekat atau bahkan orang yang tidak mengenal situasinya, ia mungkin mulai merasa takut untuk berbagi pengalaman atau kekhawatirannya. Ia khawatir akan dihakimi atau dicemooh.
Akibatnya, ibu menjadi lebih tertutup dan merasa sendirian dalam menghadapi tantangan sebagai orang tua.
Perasaan terisolasi ini bisa semakin memperburuk keadaan, karena ibu kehilangan kesempatan untuk saling berbagi dengan sesama ibu yang mungkin menghadapi situasi serupa.
Padahal, berbagi pengalaman dan saling mendukung adalah cara terbaik untuk mengurangi tekanan dan stres dalam peran sebagai ibu.
4. Menghadapi Mom Shaming dengan Empati dan Dukungan
Kerika menghadapi mom shaming, penting bagi kerabat dan keluarga untuk saling mendukung dan memberikan empati.
Setiap ibu berhak merasa dihargai dan dipahami, bukan dicap buruk hanya karena memilih cara yang berbeda dalam mengasuh anak. Kita tidak tahu apa yang sedang dihadapi oleh ibu tersebut, atau apa yang telah mereka lalui untuk sampai pada keputusan tertentu.
Sebagai masyarakat, kita bisa lebih baik dengan memberikan dukungan positif daripada mengkritik. Menghormati pilihan orang lain dan memberikan empati adalah cara yang lebih sehat untuk mendukung para ibu.
Kita semua sedang berusaha menjadi orang tua terbaik untuk anak-anak kita, dan dunia akan jauh lebih baik jika kita bisa saling menguatkan daripada saling menghakimi. Mari kita ciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi ibu-ibu di luar sana.
Cara Menghadapi Orang yang Suka Bandingkan Anak
![](https://vitasma.com/wp-content/uploads/2024/12/8-3.png)
Pernahkah kalian merasa jengkel atau bahkan bingung saat orang lain membandingkan Si Kecil kita dengan anak orang lain?
Bisa jadi itu terjadi saat ada yang bilang, “Anak saya sudah bisa ini, lho, di usia segini,” atau “Anak kamu kok belum bisa gitu?”
Tentunya, hal seperti itu membuat kita merasa tak nyaman. Tapi tenang, ada beberapa cara yang bisa membantu menghadapi situasi seperti ini dengan lebih santai dan bijak.
1. Ingat Bahwa Setiap Anak Itu Unik
Hal pertama yang perlu diingat adalah bahwa setiap anak berkembang dengan ritme yang berbeda.
Mungkin saja Si Kecil belum bisa melakukan sesuatu yang dilakukan oleh anak lain. Namun, hal itu bukan berarti Si Kecil kurang atau tidak mampu.
Proses tumbuh kembang anak juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup. Jadi, jangan terlalu khawatir dengan perbandingan yang tidak relevan.
2. Berbicara dengan Sopan Namun Tegas
Jika seseorang terus-menerus membandingkan Si Kecil kalian, kalian bisa menjawab dengan lembut namun tegas, misalnya, “Setiap anak punya cara dan waktunya sendiri untuk belajar hal baru, kok.”
Kalian tidak perlu merasa terbebani untuk menjelaskan atau membela diri, cukup katakan hal tersebut dengan percaya diri dan biarkan mereka mengerti bahwa kalian nyaman dengan proses perkembangan anak Si Kecil.
3. Fokus pada Kelebihan Si Kecil
Setiap anak pasti memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing. Daripada terpaku pada hal-hal yang dibandingkan, coba arahkan perhatian kalian pada pencapaian positif Si Kecil.
Misalnya, jika Si Kecil baru mulai berbicara atau belajar motorik halus, rayakan hal tersebut bersama Si Kecil. Tunjukkan bahwa kalian bangga dengan kemajuan mereka, meskipun itu tidak terjadi dalam waktu yang sama seperti anak lain. Hal ini akan memperkuat rasa percaya diri kalian sebagai orang tua.
4. Jangan Ragu untuk Mengubah Topik Pembicaraan
Jika pembicaraan mengenai perbandingan anak sudah mulai mengganggu, kalian bisa dengan santai mengubah topik.
Misalnya saja, kalian bisa berkata, “Oh, bicara soal itu, saya sedang coba resep baru nih buat Si Kecil. Ingin sekali Si Kecil menyukai makan sayur!” Dengan cara ini, kalian mengalihkan perhatian orang tersebut dari perbandingan yang tidak perlu.
5. Ingat, Kita Semua Orang Tua yang Berusaha
Sebagai orang tua, kita pasti sudah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi Si Kecil.
Jadi, tidak perlu merasa terbebani hanya karena orang lain membuat perbandingan. Ingatlah moms, tidak ada satu cara yang benar dalam mendidik anak. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan dukungan tanpa syarat terhadap Si Kecil merupakan hal yang penting.
Pada akhirnya, yang terpenting adalah kalian tahu bahwa setiap anak berkembang dengan cara dan waktunya sendiri. Jadi, tetap tenang, hadapi komentar dengan bijak, dan nikmati setiap momen tumbuh kembang anak Si Kecil tanpa merasa harus bersaing ya Moms!
Minva rekomendasikan Vitasma Kids untuk menunjang kesehatan dan imunitas Si Kecil. Vitasma Kids memiliki komposisi yang aman tentunya untuk Si Kecil, Moms, dengan kandungan double active agentnya.
Nantikan kembali di artikel selanjutnya, ya Moms!
Tinggalkan komentar