Bayangkan kamu sedang semangat berlari, musik favorit sudah diputar, lalu baru beberapa menit lari… Eh, tiba-tiba dada terasa sesak, napas ngos-ngosan, bahkan langkah jadi terasa berat.
Pernah mengalaminya?
Tenang, kamu nggak sendirian! Sesak napas ketika lari adalah hal yang cukup sering terjadi, bahkan pada orang yang rutin olahraga sekalipun.
Pertanyaannya, kenapa sih kita bisa sampai sesak napas ketika lari?
Ternyata ada banyak faktor yang berperan, mulai dari cara bernapas yang kurang tepat, tubuh belum terbiasa dengan intensitas olahraga, hingga kondisi kesehatan tertentu seperti alergi, asma, atau daya tahan tubuh yang sedang menurun.
Kalau tidak dipahami penyebabnya, sesak napas ketika lari bisa bikin motivasi olahraga turun dan membuat lari terasa menyiksa, padahal seharusnya menyenangkan.
Kabar baiknya, ada cara mencegah dan mengatasi sesak napas ketika lari yang akan kita bahas. Tentunya, alasan mengapa bisa sesak napas ketika lari dan juga penyebab nya. Jadi, yuk kita bahas lebih dalam lagi!
Mengapa Bisa Sesak Napas saat Berlari

Pernah nggak sih kamu lagi semangat lari, tapi baru beberapa menit saja sudah merasa dada sesak dan sesak napas ketika lari seperti terputus-putus?
Rasanya bikin nggak nyaman, bahkan kadang memaksa kita berhenti padahal niatnya pengin olahraga lebih lama. Nah, sesak napas ketika lari ternyata wajar terjadi, tapi tentu ada alasan di baliknya.
Salah satu penyebab utama adalah cara bernapas yang kurang tepat. Banyak orang tanpa sadar hanya menarik napas dari dada, bukan dari diafragma. Sehingga, udara yang masuk ke paru-paru tidak maksimal. Akibatnya, oksigen yang seharusnya mengalir ke otot jadi terbatas.
Selain itu, tingkat kebugaran tubuh juga berpengaruh. Jika tubuh belum terbiasa dengan intensitas lari tertentu, paru-paru dan jantung akan bekerja ekstra keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Di saat itulah napas jadi terasa berat.
Jangan lupa, faktor lingkungan seperti udara panas, polusi, atau kelembapan tinggi juga bisa bikin lari terasa lebih melelahkan. Bahkan, kondisi medis seperti asma, alergi, atau masalah pernapasan tertentu bisa memperparah rasa sesak.
Jadi, sesak napas ketika lari bukan sekadar “kurang kuat”, tapi kombinasi dari teknik, kebiasaan, dan kondisi tubuh.
Kabar baiknya, ada banyak cara untuk mencegah dan mengatasi hal ini, mulai dari belajar teknik pernapasan yang benar, melakukan pemanasan, hingga menjaga kesehatan paru-paru dengan pola hidup yang baik.
Dengan begitu, lari bisa terasa lebih ringan dan menyenangkan!
Penyebab Sesak Napas saat Berlari

Pernah nggak kamu lagi semangat lari, baru beberapa menit saja, tiba-tiba sesak napas ketika lari dan dada seperti ditarik-tarik?
Kondisi ini cukup umum terjadi, tapi ternyata penyebabnya bisa berbeda-beda pada tiap orang. Yuk, kita bahas apa saja faktor utamanya!
1. Bronkospasme Saat Olahraga
Melansir dari laman Medical News Today, salah satu penyebab umum sesak napas ketika berlari adalah exercise-induced bronchoconstriction (EIB).
Kondisi ini terjadi saat saluran pernapasan menyempit akibat aktivitas fisik. Penyempitan membuat udara yang masuk ke paru-paru jadi terbatas, sehingga kamu cepat merasa terengah-engah.
EIB sering dialami oleh orang dengan riwayat asma, tapi ternyata bisa juga dialami orang sehat. Faktor pemicu biasanya udara yang terlalu dingin, kering, atau adanya paparan polusi.
Gejalanya bukan hanya sesak, namun kadang disertai batuk dan suara mengi (wheezing). Jadi, kalau kamu sering merasa sulit bernapas di awal atau tengah lari, bisa jadi ini salah satu penyebabnya.
2. Gangguan Katup Suara (EILO)
Melansir dari laman Cleveland Clinic, tidak semua masalah sesak napas saat olahraga berasal dari paru-paru. Ada kondisi bernama exercise-induced laryngeal obstruction (EILO), di mana katup suara atau pita suara di tenggorokan justru menutup sebagian ketika kita beraktivitas berat.
Akibatnya, udara sulit keluar dan masuk secara normal. Sensasinya sering digambarkan seperti “tersedak udara”. Namun, paru-paru sebenarnya bekerja baik.
Kondisi ini sering keliru disangka asma, padahal penanganannya berbeda. Biasanya, gejala muncul saat intensitas olahraga meningkat, lalu membaik begitu kita berhenti.
Jadi, kalau kamu sering merasa napas “tercekik” saat lari tapi hasil tes paru normal, EILO mungkin patut dicurigai.
3. Kondisi Medis Tertentu
Melansir dari laman Cleveland Clinic, sesak napas ketika berlari juga bisa dipengaruhi oleh penyakit yang sudah ada sebelumnya. Asma, penyakit paru obstruktif kronis (COPD), hipertensi paru, hingga gangguan jantung tertentu bisa membuat tubuh sulit memenuhi kebutuhan oksigen ketika beraktivitas.
Bukan hanya itu, kondisi seperti anemia (kekurangan sel darah merah) dan obesitas juga dapat memperberat kerja jantung dan paru.
Saat kamu berlari, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen. Jika organ tidak bisa bekerja optimal, hasilnya napas jadi cepat tersengal-sengal meski jarak yang ditempuh masih pendek.
4. Faktor Lingkungan
Selain dari dalam tubuh, faktor eksternal juga berpengaruh besar. Melansir laman dari Medical News Today, kualitas udara yang buruk, paparan polusi kendaraan, asap rokok, atau alergen seperti debu dan serbuk sari dapat mengiritasi saluran napas. Iritasi inilah yang kemudian membuat kita lebih cepat merasa sesak saat berlari.
Berlari di udara yang panas, lembap, atau terlalu dingin juga bisa menambah beban bagi paru-paru. Misalnya, udara dingin cenderung kering sehingga membuat saluran pernapasan menyempit.
Sebaliknya, udara yang lembap bisa terasa “berat” sehingga oksigen yang masuk ke paru-paru lebih sedikit.
5. Faktor Psikologis dan Pola Napas
Sesak napas ternyata tidak selalu disebabkan oleh fisik. Melansir dari laman Cleveland Clinic, kecemasan, stres, atau pola pernapasan yang tidak teratur dapat memicu napas jadi cepat dan dangkal, dikenal juga sebagai hiperventilasi.
Saat cemas, tubuh cenderung bernapas lebih cepat tanpa disadari. Akibatnya, kadar karbon dioksida dalam darah turun, yang justru membuat kita merasa kekurangan udara. Beberapa orang juga punya pola bernapas yang “tidak efisien”, misalnya hanya dari dada bagian atas. Padahal, teknik bernapas dari diafragma jauh lebih efektif untuk menjaga suplai oksigen saat berlari.
Cara Mencegah dan Mengatasi Sesak Napas saat Berlari
Lari seharusnya jadi aktivitas yang bikin badan bugar dan pikiran segar. Namun, apa jadinya kalau baru sebentar berlari, napas sudah tersengal-sengal bahkan dada terasa sesak?
Jangan buru-buru kapok dulu, karena sebenarnya ada banyak cara untuk mencegah sekaligus mengatasi sesak napas ketika lari. Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Latih Teknik Pernapasan
Salah satu kunci agar napas tetap stabil adalah menggunakan teknik pernapasan yang tepat.
Cobalah bernapas dengan menggunakan diafragma (pernapasan perut), bukan hanya dari dada.
Tarik napas dalam lewat hidung, lalu buang perlahan lewat mulut. Dengan begitu, paru-paru terisi oksigen lebih banyak dan otot tidak cepat kekurangan energi.
2. Lakukan Pemanasan Terlebih Dahulu

Langsung lari kencang tanpa persiapan bisa bikin jantung dan paru-paru kaget.
Maka dari itu, awali dengan pemanasan ringan selama 5–10 menit, misalnya jalan cepat atau jogging santai.
Pemanasan ini membantu tubuh beradaptasi dengan peningkatan kebutuhan oksigen sehingga napas lebih terkontrol saat intensitas lari meningkat.
3. Mulai Secara Bertahap
Jika tubuh belum terbiasa, jangan memaksa lari dengan tempo tinggi.
Tingkatkan intensitas secara bertahap, baik dari segi jarak, kecepatan, maupun durasi.
Dengan cara ini, sistem pernapasan akan perlahan terbiasa dan tidak mudah kewalahan.
4. Perhatikan Kondisi Lingkungan
Kualitas udara juga memengaruhi kenyamanan bernapas. Hindari lari di area dengan banyak polusi, asap kendaraan, atau saat cuaca terlalu dingin.
Jika memang harus berlari di udara dingin, gunakan buff atau masker kain tipis untuk membantu menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru.
5. Jaga Kesehatan Paru dan Tubuh
Tak kalah penting, kesehatan tubuh secara keseluruhan juga menentukan.
Tidur cukup, konsumsi makanan bergizi, serta minum air yang cukup akan mendukung fungsi paru-paru tetap prima.
Jika kamu punya riwayat asma atau alergi, pastikan pengobatan atau pencegahan sudah dilakukan sebelum berlari.
6. Atur Pikiran dan Hindari Panik
Sesak napas kadang datang bukan hanya karena fisik, namun juga karena rasa cemas. Saat mulai merasa sulit bernapas, usahakan tetap tenang.
Kurangi kecepatan lari, tarik napas perlahan, dan fokus pada ritme pernapasan. Panik hanya akan membuat napas semakin cepat dan terasa makin berat.
Jangan biarkan sesak napas ketika lari menghalangi semangatmu untuk tetap aktif!
Vitasma hadir dengan racikan herbal alami seperti madu hutan, daun cakar ayam, jahe, jintan hitam, daun saga, kayu manis, jeruk nipis, dan sentuhan mint segar.
Kombinasi bahan ini bisa membantu menenangkan tenggorokan, menjaga kesehatan paru-paru, dan bikin napas terasa lebih lega.
Jadi, lari makin ringan, aktivitas makin lancar, dan tubuh tetap fit sepanjang hari.
Kandungan herbal premium di VITASMA bantu jaga napas & sistem imun tetap kuat. Yuk, cobain!








