Gorengan Masih Jadi Makanan Favorit Tapi Picu 5+ Penyakit Ini

Rindi agustiana

gorengan

Siapa yang gak kenal sama makanan yang super comfortable, bahkan sebagian masyarakat Indonesia pasti tidak ada yang tidak mengenal gorengan. Rasanya yang gurih, berbagai macam, dan murah sudah menjadi primadona tersendiri bagi kalangan masyarakat tanpa membedakan status sosial dan ekonomi.

Tapi apakah kamu tahu apa saja manfaatnya bagi tubuh? Bahaya enggak sih jika dikonsumsi?  Yuk, simak informasi detail berikut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2022, kata dasar dari gorengan adalah go.reng.an yakni gorengan yang berarti barang yang digoreng. Sedangkan gorengan ialah makanan ringan yang dicelupkan ke dalam tepung basah lalu dimasukkan ke dalam minyak panas dalam jumlah yang banyak dan berbagai macam jenis isian. 

Makanan yang satu ini menjadi makanan yang disegani oleh masyarakat di Indonesia, harganya yang terjangkau dan gurih menjadi alasan utama untuk mengonsumsinya. Tapi apakah kamu tahu bagaimana kisahnya ini di Indonesia? Yuk simak informasinya ya… 

Kamu pasti tidak pernah menduga sebelumnya jika makanan ini sudah ada sejak tahun 2100 sebelum Masehi? Faktanya, gorengan ini sudah dikenal sejak peradaban Mesopotamia dengan menggunakan panci masak berkapasitas  besar.

Menurut buku Jejak Pangan dalam Arkeologi oleh Balai Arkeologi Medan tahun 2009, Nusantara kita ini justru tidak mengenal gorengan loh. Kendati demikian, menurut Prasasti Rukam tahun 907 M dikatakan bahwa Nusantara mengenal cara mengolah makanan dengan dikeringkan dan diasinkan. 

Lantas kapan Indonesia mulai mengenal gorengan? Dikabarkan oleh Nusa Jawa: Silang Budaya. Bagian II: Jaringan Asia tahun 2005, gorengan mulai masuk ke Indonesia seiring dengan masuknya pendatang China ke Indonesia. 

Gorengan pertama kali dikenalkan di Indonesia sekitar 2 abad yang lalu, hal ini didasari lewat Serat Centhini, Magnum Opus, Jawa Barat, Sunan Pakubuwono V tahun 1814. Serat Centhini menginformasikan tentang pengolahan berbagai makanan untuk perhelatan upacara baik dengan dikukus, direbus, atau juga dengan menggorengnya. 

Wah, menarik juga ya sejarah gorengan mulai dikenal ini. Gorengan selain menjadi primadona, ternyata tidak baik loh apabila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Bahkan, sebuah penelitian mengonfirmasikan jika kamu hanya boleh makan satu gorengan dalam satu hari. Waduh, kenapa ya? Padahal kan enak, murah lagi… 

Nah, untuk tahu apa alasannya, kamu harus membaca artikel ini sampai selesai supaya dapat menarik kesimpulan dan mengonsumsi gorengan lebih bijak lagi. Simak informasinya!

Kandungan Berbahaya Pada Gorengan

Selain lezat dan menjadi asupan setiap hari, makanan apabila dikonsumsi tidak menggunakan takaran yang sesuai bisa menjadi masalah bagi kesehatan kamu.

Gorengan juga demikian, jika dikonsumsi sesuai dengan takaran maka sah-sah saja mengonsumsinya, tapi jika tidak sesuai maka mengganggu pola hidup orang dewasa maupun anak-anak.

Jadi, gorengan ini tidak pandang bulu untuk mengalirkan dampak-dampak negatifnya loh. Berikut kandungan pada gorengan yang harus kamu waspadai: 

Baca Juga: 5+ GEJALA PENYAKIT FLEK ATAU TBC YANG HARUS KAMU TAHU!

1. Asam Lemak Trans

Asam lemak trans merupakan lemak yang buruk bagi kesehatan kamu. Meskipun terbuat dari pangan nabati yang tidak mengandung lemak jenuh, asam lemak trans tidak boleh dikonsumsi lebih dari 20 kalori dalam satu hari.

Sedangkan biasanya, masyarakat di Indonesia mengonsumsi gorengan setidaknya dua biji dalam satu hari dimana kandungan kalori pada gorengan apapun rata-rata adalah 50 kalori hingga 140 kalori. 

Jika sudah melalui proses pemanasan di dalam suhu tinggi seperti minyak panas untuk mengolah gorengan, asam lemak trans di dalamnya juga ikut meningkat karena adanya proses hidrogenasi. Simak bahaya asam lemak trans bagi tubuh yang harus kamu waspadai: 

a. Mengganggu metabolisme asam lemak lainnya

Mengutip dari jurnal Analysis Of Trans Fatty Acid Level Within Fried and Oil Fromer Frying Street Food in The Workshop Hasanuddin University Makassar, asam lemak trans mengganggu metabolisme asam lemak lainnya yang berperan dalam tubuh karena jumlahnya yang banyak akan mengganti peran lemak esensial utama di dalam tubuh sebagai substrat alternatif.

Asam lemak lain akan berkompetisi lebih keras dengan asam lemak trans untuk lebih dekat dengan sisi aktif enzim di dalam tubuh.  

b. Mengganggu asam lemak omega-3 dan perkembangan janin

Masih dari jurnal Analysis Of Trans Fatty Acid Level Within Fried and Oil Fromer Frying Street food in The Workshop Hasanuddin University Makassar, mengonsumsi asam lemak trans dalam jumlah banyak juga mengganggu dan mempengaruhi metabolisme asam lemak omega-3 yang baik untuk otak dan penglihatan.

Asam lemak trans yang mengganggu metabolisme asam lemak esensial dapat  mempengaruhi perkembangan janin.

c. Mengurangi daya tahan tubuh

Daya tahan tubuh berfungsi menjadi pelindung masuknya virus. bakteri, ataupun mikroba ke dalam tubuh melalui saluran napas maupun makanan. Selama daya tahan tubuh baik maka kamu tidak akan mudah sakit dan begitu sebaliknya.

Kandungan asam lemak trans mempengaruhi daya tahan tubuh karena mengganggu respons dari sistem kekebalan tubuh kita. Maka tak jarang beberapa orang akan batuk-batuk setelah mengonsumsi gorengan dalam jumlah banyak dan berakhir demam. 

d. Menaikan kadar LDL (Low Density Lipoprotein)

Apabila asam lemak trans diterima oleh tubuh secara berlebihan, maka ini menandakan tak ada perbedaan antara lemak jenuh dan lemak tak jenuh.

Hal ini terjadi karena asam lemak trans bersifat atherogenic yaitu dapat memicu penyempitan, pengerasan pembuluh darah, dan penebalan pembuluh darah. Selain itu, asam lemak trans akan menginhibisi aktivitas enzim pada metabolisme lemak. 

Akibatnya, asam lemak trans akan menaikkan kadar LDL atau kolesterol jahat karena aktivitas mengangkut kolesterol baik atau HDL terhambat oleh asam lemak trans. Singkatnya, asam lemak trans memiliki dampak negatif dua kali lipat dalam tubuh dibandingkan lemak jenuh. 

2. Mengandung Bakteri Salmonella sp.

Gorengan merupakan makanan yang mudah ditemui di pinggir jalan, kantin sekolahan yang terbuka, pasar malam, maupun di tempat umum seperti car free day dan sun mori.

Akibatnya gorengan yang dijual di tempat terbuka akan terkontaminasi oleh bakteri salmonella sp. Bakteri ini mampu bertahan hidup pada saluran pencernaan manusia dan hewan.

Menurut penelitian pada jurnal Description of Hygiene Sanitation of Fried Snacks and Content of Salmonella Sp Bacteria in Pekanbaru City, sebanyak 16 gorengan yang diambil dari 8 pedagang dengan lokasi berbeda 13 di antaranya mengandung bakteri salmonella sp. 

Apakah bakteri salmonella sp berbahaya bagi tubuh? Ya, tentu saja berbahaya. Akibat yang paling parah dari bakteri ini adalah keracunan makanan, sedangkan infeksi dari bakteri salmonella sp yang lainnya yaitu demam, diare dan kram perut dalam waktu 4-7 hari. 

Jadi, apakah semua gorengan mengandung bakteri salmonella sp? 

Untuk mengetahuinya kamu perlu melakukan uji penelitian di lab dengan alat memadai, namun bakteri ini ada pada sayur-sayur yang tidak dicuci, air yang tidak bersih dan digunakan untuk campuran tepung, air yang digunakan untuk mencuci, alat masak yang kotor, dan tempat jualan  yang kotor.

Kesimpulannya, jika ingin mengonsumsinya pastikan kebersihan dari penjualnya, lokasi, hingga caranya mencampur tepung dengan air. 

Mengapa demikian? Karena tak jarang kamu bisa menemukan gorengan tanpa tutup yang dijual di pinggir jalan, yang dijual tak jauh dari tempat pembuangan sampah, dan yang dijual di dekat saluran pembuangan air.

Jadi kamu harus bijak sebagai orang yang mengonsumsi gorengan ya atau kamu bisa membuatnya sendiri di rumah karena jika bukan dari kamu dari siapa lagi? 

Sebenarnya untuk mencegah bakteri salmonella sp tercampur pada gorengan bisa dengan menjalankan tugas dan fungsi dari pada BPOM. 

3. Mengandung Plastik

Siapa sangka rasa gurih dan keriuk saat terkena satu gigitan di mulut itu adalah plastik? Ya, tentu saja tidak semuanya mengandung plastik. Meski demikian kamu harus tetap waspada ya. Yuk kita kupas tuntas mengapa bisa makanan murah dan gurih ini mengandung plastik. 

Dari Investigasi Trans TV tahun 2011, beberapa pedagang mengaku menambahkan plastik saat menggoreng gorengan apa pun termasuk tahu isi, pisang, tempe, dan banyak lainnya. Hal ini dilakukan untuk menambahkan sensasi gurih dan tahan lama. 

Awalnya, gorengan mengandung plastik ini hanyalah rumor yang beredar di masyarakat. Sebelum akhirnya tim dari BPOM bersama KPAI melakukan penelitian dan menemukan para pedagang yang mencampur plastik ke dalam minyak saat menggoreng gorengan. Temuan fakta ini berada di kawasan Jakarta Selatan. 

Menurut berita lokal Padang Sumatera Barat  Padang Ekspres 2015, survey yang dilakukan sejak tahun 2011 hingga 2015 mengungkapkan fakta jika beberapa gorengan terindikasi mengandung plastik. 

Kamu bisa mengenali gorengan yang mengandung plastik jika menemukan ciri-ciri berikut: 

  • Tahan lama lebih dari 2-3 jam. Umumnya gorengan tanpa plastik jika dibiarkan dalam waktu yang lama akan melunak, hal ini bisa membuatnya kehilangan rasa gurih dan crunchy. 
  • Adanya bercak putih di permukaan gorengan
  • Jika sempat, kamu bisa mencoba menyalakan api pada gorengan dan apabila yang kamu bakar mengeluarkan cairan kental hitam maka itu mengandung plastik. 

Isu gorengan mengandung plastik ini memang tidak beredar dan viral seperti saat ini, meski demikian kamu harus tetap waspada dan bijak dalam membeli dan mengonsumsinya.

Kandungan plastik pada makanan ini bisa berbahaya bagi tubuh di antaranya kanker, perubahan hormon, penurunan jumlah sperma, cacat lahir, infertilitas, gangguan sistem imun, dan endometriosis. Semoga pengetahuan ini menambah rasa kehati-hatian kamu dalam mengonsumsi gorengan ya.

Apakah gorengan tidak mengandung nutrisi dan lain sebagainya? Selain kandungan di atas, 1 potong makanan gurih ini mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan natrium.  

Bahaya Gorengan Untuk Tubuh

Makanan gurih dan beragam ini menjadi berbahaya bagi kesehatan apabila pemilihan tempat tidak tepat, penggunaan minyak yang berulang kali, hingga kualitas plastik yang digunakan untuk membungkusnya.

Berikut bahayanya bagi kesehatan tubuh yang harus kamu tahu berdasarkan klasifikasinya: 

1. Diare

Seperti yang sudah kamu baca di atas, gorengan dapat membawa bakteri salmonella sp ke dalam tubuh dan mengakibatkan diare, alergi gatal, mual dan muntah, hingga kram perut.

2. Kanker Usus Besar dari Plastik Berwarna Hitam

Harus kamu tahu, plastik yang digunakan untuk membungkusnya diharuskan berwarna putih bening maupun putih. Hal ini karena berdampak pada kesehatan di tubuh terutama jika menggunakan plastik daur ulang yang berwarna hitam. 

Selain plastik, hal yang harus kamu waspadai adalah kertas yang digunakan untuk membungkus. Tinta dari pembungkus ini dapat membuat gorengan terkontaminasi sehingga turut serta masuk ke dalam tubuh.

Kedua hal ini dapat menyebabkan kanker, termasuk kanker usus besar dan penyakit kronis pencernaan lainnya. 

3. Penyakit Kronis dari Bahan yang Digunakan

Umumnya, membuat gorengan hanya perlu bahan seperti pisang, tahu, maupun tempe dan lainnya serta menambahkan tepung, air, bumbu (garam, ketumbar, kencur, penyedap atau kaldu jamur, dan bawang putih), daun bawang, serta air.

Meskipun resep membuat gorengan sudah diingat lekat oleh masyarakat, hal ini tak membuat makanan ini tetap aman dalam bahan bakunya. 

Hal yang dikhawatirkan ketika kamu mengonsumsinya dari penjual yang nakal dengan mencampurkan formalin, tawas, boraks, pemutih, minyak yang dicampur plastik, dan tawas. 

Beberapa bahan itu bisa dicampur ke dalamnya dan bisa tanpa sengaja dikonsumsi oleh manusia lewat tangan-tangan penjual yang minim dengan norma kemanusiaan. 

Dampak dari bahan-bahan berbahaya ini dapat memicu kanker, liver, dan ginjal. 

4. Kerusakan Syaraf dari Vetsin yang berlebihan

Penyedap rasa digunakan untuk menambahkan cita rasa, bahkan saking pentingnya penyedap rasa pada masakan masyarakat kita seolah mewajibkan penggunaan penyedap di setiap masakan. 

Namun tahukah kamu? Jika penggunaan penyedap rasa yang berlebihan dapat mengganggu pertumbuhan anak-anak, merusak sistem syaraf, keringat dingin, sesak napas, hingga alergi. 

5. Radang Tenggorokan

Mengonsumsi gorengan dapat menyebabkan radang tenggorokan. Hal ini disebabkan oleh ikatan lemak di dalam minyak yang tidak sehat dan mempunyai sifat irritant. Senyawa akrolein pada minyak jelantah yang dipanaskan dan digunakan berulang kali menurut WHO bisa memicu iritasi pada saluran napas dan kulit.

Akibatnya, minyak yang biasanya beberapa kali pakai membuat lapisan mukosa teriritasi.

Itulah informasi menarik seputar makanan yang digemari masyarakat di Indonesia. Ingat! Kamu boleh mengonsumsi gorengan dengan jumlah yang cukup ya dan tentunya pilih tempat yang higienis supaya terhindar dari iritasi tenggorokan dan membuat aktivitas harian kamu terganggu.

Apabila kamu sudah terlanjur mengonsumsinya dan muncul tanda-tanda peradangan pada tenggorokan, maka segera konsumsi Vitasma. Vitasma adalah madu herbal yang dapat membantu kamu meredakan batuk, melegakan tenggorokan, dan asma. Segera miliki Vitasma di rumahmu ya! 

Share

Artikel Terkait

Kategori

Tinggalkan komentar