Batuk Riak Itu Berbahaya! Simak Alasan dan Cara Mengobatinya

Rindi agustiana

Batuk Riak

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada Jumat, 11 Agustus 2023 menyebutkan setidaknya ada 100 ribu penduduk DKI Jakarta dan sekitarnya alami batuk tak kunjung sembuh jenis yang disebabkan oleh polusi udara sejak Januari 2023 hingga Juli 2023.

Tentunya, angka tersebut mengundang kekhawatiran bagi masyarakat karena batuk yang tidak kunjung sembuh baik kering dan berdahak tidak lagi sebagai upaya alami dari tubuh. Melainkan sebuah pertanda adanya gejala penyakit serius seperti ISPA, PPOK atau penyakit paru obstruktif kronik, asma, dan lainnya. 

Sebenarnya, apa sih itu batuk? Yuk, simak pembahasan singkat seputar batuk dan salah satu jenisnya yaitu batuk riak yang kerap kali mengganggu aktivitas dan mengundang kekhawatiran bagi penderitanya. Stay Tuned!

Pengertian dan Penyebab Batuk Riak

Healthline Amerika Serikat pada laman resminya menjelaskan jika batuk merupakan sebuah respon alami dari tubuh sebagai upaya mengeluarkan zat asing berupa debu, virus, ataupun zat iritan yang ada pada bagian tenggorokan hingga saluran pernapasan. 

Umumnya, batuk merupakan kondisi yang wajar terjadi apalagi di lingkungan tempat tinggal yang terpapar polusi karena tubuh selalu terkontaminasi zat asing. 

Namun, batuk menjadi masalah serius apabila diikuti dengan gejala seperti batuk riak tak kunjung sembuh, batuk riak berwarna kuning hingga merah. Oleh karena itu, pada beberapa kondisi di atas menyebabkan batuk dikatakan sebagai gejala awal adanya penyakit serius pada pernapasan. Penyakit pernapasan biasanya ditandai dengan batuk yang tak kunjung sembuh dan disertai riak. 

Apa sih batuk riak itu? 

Dilansir dari berbagai sumber, batuk riak atau batuk berdahak adalah jenis batuk disertai dengan lendir yang kental dengan berbagai jenis warna tergantung latar belakang penyebab batuk itu sendiri. 

Menurut Healthline Amerika Serikat tahun 2022, batuk riak dikenal sebagai batuk produktif karena terus memproduksi cairan sebagai upaya untuk mengeluarkan bakteri lebih cepat dibandingkan batuk tanpa riak. 

Batuk riak terjadi karena adanya sekresi akibat peradangan oleh bakteri virus pada bagian pernapasan. Perlu kamu ketahui, riak yang dihasilkan oleh tubuh umumnya hanya diproduksi sebanyak 100 mililiter per hari. 

Riak ini bertujuan untuk membantu menjaga kelembaban dan mendorong kinerja sistem pernapasan menjadi lebih baik. 

Maka dari itu, saat bakteri dan virus mulai terdeteksi pada saluran pernapasan dan menyebabkan iritasi yang kronik. Muncul upaya berupa rangsangan untuk memproduksi riak lebih banyak dibandingkan biasanya atau dikenal sebagai ekspektorasi. 

Riak ini kemudian akan berubah menjadi lendir yang kental sehingga terkadang menyumbat saluran pernapasan sehingga memicu terjadinya batuk riak. 

Tidak jarang, penderita batuk riak juga alami komplikasi gangguan kesehatan seperti nyeri pada dada, nyeri tenggorokan, hingga sesak nafas karena batuk riak yang tidak kunjung sembuh. 

Apakah batuk riak berbahaya?

Menurut berbagai sumber, batuk jenis ini merupakan jenis penyakit ringan yang bisa disembuhkan dengan mudah. Namun, apabila batuk riak ini tak kunjung sembuh maka tidak lagi dikatakan sebagai penyakit ringan karena menandakan adanya penyakit serius. 

Ada beberapa gejala yang bisa kamu perhatikan untuk melakukan penanganan secara dini dan mengurangi risiko adanya penyakit serius, berikut  gejalanya: 

  • Sesak napas
  • Batuk terus menerus disertai riak
  • Hidung tersumbat dan cenderung terus mengeluarkan ingus
  • Tubuh menggigil
  • Radang tenggorokan

Dari gejala di atas, kamu bisa lakukan penanganan secara mandiri. Sedangkan pada gejala khusus atau kronik sehingga membutuhkan konsultasi dan penanganan khusus dari dokter adalah: 

  • Sesak napas
  • Keluarnya darah 
  • Lendir berbau
  • Dahak kental
  • Ruam kulit
  • Demam di atas 38-40 derajat
  • Otot nyeri
  • Kejang

Jenis Batuk Riak Yang Berbahaya Menurut Warna dan Tekstur Riak

Nottingham Respiratory Research Unit menyebutkan jika batuk riak disebabkan oleh beberapa penyakit seperti asma, bronkitis, imunodefisiensi, PPOK, pneumonia, hingga cystic fibrosis. 

Penyebabnya yang beragam menyebabkan batuk jenis ini memiliki jenis dahak yang beragam. Beberapa warna riak yang paling sering muncul saat menderita batuk jenis ini adalah riak berwarna putih, riak berwarna kuning, hingga riak berwarna merah atau tercampur darah. 

Baca Juga Yuk: BAHAYANYA BATUK PILEK BERDAHAK TAK KUNJUNG SEMBUH, INI OBATNYA!

Berikut penjelasan lengkap seputar warna dari riak dilansir dari berbagai sumber: 

Batuk Riak Tanpa Warna atau Bening

Riak bening merupakan jenis riak yang terbilang normal. Riak berwarna bening memiliki tujuan melembabkan sistem pernapasan di dalam tubuh melalui kandungan seperti air, protein, garam, hingga zat antibodi. Singkatnya, dahak atau riak berwarna bening tidak berbahaya karena bagian dari upaya tubuh mengatasi inflamasi. 

Batuk Riak Berwarna Putih

Batuk disertai riak berwarna putih umumnya merupakan kondisi yang normal. Namun, dahak atau riak dengan warna putih terus menerus dan jumlahnya berlebihan adalah kondisi yang mengindikasikan jika tubuh kamu terdapat penyakit lainnya seperti asam lambung atau GERD dan gagal jantung. 

Batuk Riak Berwarna Kuning atau Hijau

Tahukah kamu, dahak atau riak berwarna kuning disebabkan karena adanya aktivitas sel darah putih melawan infeksi.  Biasanya, dahak berwarna kuning yang terus terjadi berulang kali akan berubah warnanya menjadi warna hijau. Kondisi batuk berwarna kuning ini cenderung disebabkan oleh gangguan medis seperti: 

  • Pneumonia
  • Sinusitis
  • Bronkitis

Batuk Riak Berwarna Merah Pekat atau Merah Muda

Batuk riak berkepanjangan atau tak kunjung sembuh biasanya mengeluarkan dahak berwarna merah yang menandakan adanya luka atau infeksi yang kronik pada bagian saluran pernapasan. 

Selain itu, ada beberapa penyakit lain di dalam tubuh yang dapat memicu dahak atau riak berwarna merah yaitu: 

  • TBC atau tuberkulosis
  • Kanker paru
  • Emboli Paru

Batuk Riak Berwarna Coklat

Selain merah, dahak juga dapat berwarna coklat yang disebabkan karena pendarahan. Mengapa ada pendarahan tapi warna riak yang dikeluarkan justru coklat? 

Hal ini karena pendarahan yang terjadi pada saluran napas terjadi sudah cukup lama sehingga terjadi perubahan warna dari merah ke coklat. Adapun penyebab batuk disertai riak berwarna coklat yang harus diwaspadai adalah: 

  • Cystic fibrosis
  • Abses paru

Batuk Riak Berwarna Hitam

Melanopsis atau batuk disertai riak berwarna hitam merupakan kondisi gangguan kesehatan yang dipengaruhi oleh lingkungan seperti polusi udara berat, menghirup banyak asap kebakaran besar, dan gunung meletus. Selain faktor lingkungan, riak hitam juga terjadi karena penyakit kronik di dalam tubuh, diantaranya yaitu: 

  • Pneumokoniosis atau gangguan paru yang sulit sembuh
  • Infeksi jamur exophiala dermatitidis

Itulah tadi beberapa warna riak yang bisa dipelajari. Jenis riak di atas umumnya saling berkesinambungan atau diawali dari batuk riak bening hingga ke hitam yang dianggap kronik. 

Maka dari itu, informasi di atas semoga membantu kamu untuk bisa segera lakukan konsultasi dengan tenaga medis jika merasa batuk riak yang dihasilkan sudah berlebihan dan memiliki warna selain putih. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi risiko kematian akibat batuk riak tak kunjung sembuh. 

Obat dan Cara Atasi Batuk Riak

Tujuan obat dan cara atasi penyakit adalah untuk membantu meringankan gejala dan mencegah kronik suatu penyakit baik melalui pengobatan herbal atau juga pengobatan kimia. Yang artinya, hal ini tidak menggantikan peran dokter dalam membantu memberikan penanganan terbaik. 

Batuk riak biasa umumnya dapat dibantu dengan cara mengonsumsi obat herbal, obat kimia, atau perawatan dari rumah. Meski begitu, obat yang dikonsumsi harus aman, minim terhadap efek samping, dan bersifat ekspektoran atau mengencerkan dahak. 

Selain mengkonsumsi obat, kamu juga dapat melakukan langkah perawatan dari rumah untuk membantu mempercepat proses pemulihan batuk jenis ini. Berikut langkahnya: 

  • Konsumsi banyak air hangat
  • Konsumsi makanan bergizi
  • Hindari gula atau makanan manis berlebihan
  • Pastikan cukup waktu istirahat
  • Gunakan masker apabila harus bekerja di luar ruangan untuk hindai iritasi akibat paparan zat asing dari luar
  • Konsumsi buah-buahan
  • Berkumur dengan air garam

Langkah di atas dapat kamu lakukan sedini mungkin agar batuk riak segera sembuh. 

Tahukah kamu? Penderita batuk riak terutama ibu hamil dan anak-anak tidak boleh sembarangan mengkonsumsi obat yang bersifat ekspektoran. Maka dari itu, ibu hamil dan ibu menyusui wajib menghindari obat yang mengandung kalsium iodide, alkohol, dan kodein. 

Selain ibu hamil, penderita diabetes juga tidak boleh mengkonsumsi obat batuk secara sembarangan tanpa dosis dan hasil konsultasi dokter. 

Maka dari itu, kini hadir dalam satu botol Vitasma yang akan membantu kamu atasi batuk riak tak kunjung sembuh secara efektif, aman dan minim efek samping. Teruji secara klinis, Vitasma terbukti aman dikonsumsi oleh anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, hingga penderita diabetes tipe-1. 

Tunggu apalagi, atasi batuk riak sedini mungkin dengan Vitasma.

Share

Artikel Terkait

Kategori

Tinggalkan komentar