Bestie, kamu pernah dengar penyakit bronkiektasis? Selintas terdengar mirip dengan penyakit bronkitis, namun apakah masih saling berkaitan? Apa sebenarnya penyakit ini?
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih jauh tentang apa itu bronkiektasis, penyebabnya, gejalanya, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola dan mencegah kondisi ini.
Yuk, kita ketahui bersama!
Mengenal Bronkiektasis
Melansir dari Kementerian Kesehatan RI, bronkiektasis merupakan kerusakan dan pelebaran permanen pada bronkus dan saluran pernapasan yang menyebabkan adanya penumpukan lendir di dalam paru-paru. Gejala umum dari penyakit ini adalah batuk terus-menerus dan sesak napas.
Baca Juga: Apakah Susu Kambing Bisa Menyembuhkan Batuk? Mitos atau Fakta?
Normalnya, sistem pernapasan memproduksi mukus atau lendir sebagai mekanisme perlindungan untuk menangkap bakteri dari udara yang dihirup.
Mukus kemudian akan dialirkan ke luar dari saluran pernapasan dan paru-paru. Namun, pada penderita bronkiektasis, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan sehingga fungsi tersebut tidak berjalan baik dan pada akhirnya lendir menumpuk di dalam paru-paru.
Mengerikannya, menurut jurnal penelitian Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, prevalensi bronkiektasis dilaporkan semakin meningkat di Amerika Serikat.
Jurnal tersebut juga mengatakan bahwa secara klasifikasi, penyakit ini dibagi menjadi 3 tipe, yaitu silindris atau tubular yang ditandai dengan dilatasi saluran napas.
Kemudian Varikosa, dinamai karena gambarnya mirip dengan vena varikosa, yang ditandai dengan area konstriktif vokal dengan dilatasi saluran napas sebagai akibat dari fefek pada dinding bronkial.
Terakhir, adalah bronkiektasis kistik atau sakular, yang ditandai dengan dilatasi progresif saluran napas yang berakhir pada kista ukuran besar, sakula, atau grape-like clusters (gambaran bronkiektasis yang paling berat).
Gejala Bronkiektasis
Gejala bronkiektasis seringkali muncul setelah beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah penderita mengalami infeksi saluran pernapasan yang kambuh. Gejala yang paling umum meliputi:
- Batuk dengan dahak yang bisa berwarna bening, kuning pucat, atau kuning kehijauan, yang terjadi secara teratur setiap hari.
- Batuk dengan darah.
- Infeksi saluran pernapasan yang kambuh.
- Sesak napas.
- Mengi atau suara bising saat bernapas.
- Nyeri dada.
- Penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
- Perubahan bentuk pada ujung kuku jari, seperti pembengkakan (clubbing fingers).
Itulah gejala umum dari bronkiektasis yang perlu diwaspadai. Selain itu, untuk menghindari penyakit ini, kita juga perlu memahami penyebab penyakit.
Penyebab Penyakit Bronkiektasis
Bronkiektasis disebabkan oleh kerusakan dinding bronkus dan saluran pernapasan. Terkadang, tidak diketahui apa yang menyebabkan kerusakan ini. Namun, pada sebagian besar kasus, kerusakan bronkus dipicu oleh sejumlah kondisi berikut :
Pneumonia atau Paru Basah
Pneumonia merupakan penyakit yang bisa menyerang salah satu atau kedua paru-paru pada tubuh seseorang. Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur.
Saat seseorang terkena pneumonia, alveoli atau kantung udara berukuran kecil di paru-paru dapat meradang dan terisi cairan nanah sehingga membuat sulit bernapas.
Gejala pneumonia bervariasi tergantung pada jenis penyebab infeksi, usia pasien, dan kesehatan umumnya.
Gejala umumnya meliputi demam, batuk dengan atau tanpa dahak, sesak napas, nyeri dada saat bernapas atau batuk, kelelahan, dan mungkin juga mual, muntah, atau diare.
Pneumonia bisa menjadi penyakit serius, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak kecil, orang tua, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
TBC (Tuberkulosis)
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Biasanya menyerang paru-paru dan bisa menyebar melalui udara saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Gejalanya termasuk batuk kronis, demam, keringat malam, penurunan berat badan, dan kelelahan. Diobati dengan terapi antibiotik jangka panjang.
Batuk Rejan
Batuk rejan, atau pertussis, adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.
Gejalanya mirip pilek ringan, namun berkembang menjadi batuk yang parah dan serangan batuk hebat. Penularannya sangat mudah dan bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi, termasuk komplikasi yang berujung pada kondisi bronkiektasi.
Cystic fibrosis
Cystic fibrosis (CF) adalah penyakit genetik yang mempengaruhi kelenjar dalam tubuh, terutama sistem pernapasan dan pencernaan. Hal ini menyebabkan produksi lendir tebal dalam saluran pernapasan dan pencernaan, yang bisa menyebabkan infeksi dan masalah pencernaan.
Gejalanya meliputi batuk kronis, sesak napas, dan masalah pencernaan. Meskipun tidak dapat disembuhkan, pengobatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit paru-paru yang progresif dan umumnya tidak dapat disembuhkan.
Penyakit ini ditandai oleh penyempitan saluran udara, yang menyebabkan kesulitan bernapas.
Gejala utama PPOK meliputi batuk kronis, produksi dahak, sesak napas, dan peningkatan kelelahan.
Adapun penyebab utama PPOK adalah merokok tembakau, tetapi paparan polusi udara dan faktor genetik juga dapat memicu penyakit ini.
Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis
Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA) adalah kondisi alergi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap jamur Aspergillus yang biasanya ditemukan di udara.
Alergi ini menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran pernapasan, khususnya bronkus, yang dapat memicu gejala seperti batuk, sesak napas, dan produksi dahak yang berlebihan.
Jika dibiarkan tanpa penanganan tepat, kondisi ini bisa berlanjut menjadi serius dan memungkinkan terjadi penyakit bronkiektasis.
Selain gangguan pernapasan, penyakit bronkiektasis ini bisa dipicu oleh beberapa faktor lain, termasuk:
- Primary Ciliary Dyskinesia (kelainan pada silia yaitu rambut-rambut halus di saluran pernapasan)
- Kekebalan tubuh lemah, misalnya akibat HIV
- Aspirasi
- Penyakit autoimun
- Gangguan perkembangan paru sejak di dalam kandungan
- Gangguan jaringan ikat, seperti Crohn’s disease, sindrom Sjögren, rheumatoid arthritis.
- Penyumbatan saluran pernapasan, misalnya akibat tumor
- Campak
Penting untuk diingat bahwa beberapa faktor risiko tersebut dapat saling berinteraksi atau berkontribusi pada perkembangan bronkiektasis.
Selain itu, tidak semua orang dengan faktor risiko tersebut akan mengembangkan kondisi ini, dan kadang-kadang penyebab bronkiektasis tidak dapat diketahui secara pasti.
Kapan Harus ke Dokter
Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika kamu merasakan batuk yang terus-menerus dengan gejala tambahan seperti:
- Batuk yang semakin parah dengan dahak yang berubah warna menjadi hijau atau berbau tidak sedap.
- Nyeri dada yang terasa hebat terutama saat batuk dan kesulitan bernapas.
- Merasa sangat lelah secara berlebihan.
- Kulit atau bibir tampak kebiruan.
- Kesulitan bernapas yang mengganggu.
- Demam.
Pemeriksaan awal untuk bronkiektasis biasanya dimulai dengan dokter mendengarkan keluhan kamu dan melakukan pemeriksaan fisik, seperti menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara napas.
Tergantung pada hasil pemeriksaan, dokter dapat merujuk kamu untuk menjalani tes tambahan seperti pemeriksaan darah, tes dahak, atau pencitraan paru-paru seperti foto rontgen atau CT scan.
Komplikasi Bronkiektasis
Bronkiektasis yang parah bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius dan membutuhkan penanganan darurat. Beberapa kondisi serius tersebut meliputi:
- Hemoptisis, atau batuk darah dalam jumlah yang banyak.
- Atelektasis, di mana sebagian paru-paru mengempis dan kehilangan fungsinya.
- Abses paru, yaitu kantong terisi nanah di dalam paru-paru.
- Gagal napas, di mana paru-paru tidak dapat menyediakan cukup oksigen ke dalam darah.
- Gagal jantung, yang dapat terjadi akibat tekanan pada jantung akibat kekurangan oksigen.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencegah penyakit ini terjadi dengan cara melakukan pola hidup sehat dan menghindari faktor penyebab di luar genetik.
Cara Mencegah Bronkiektasis
Bronkiektasis yang disebabkan oleh kelainan bawaan tidak dapat dicegah. Namun, bronkiektasis yang terjadi karena infeksi saluran pernapasan bisa dihindari dengan mengambil langkah-langkah berikut:
- Hindari paparan polusi udara, termasuk asap pabrik dan asap kendaraan.
- Berhenti merokok dan hindari asap rokok.
- Ikuti vaksinasi yang disarankan untuk mencegah penyakit seperti batuk rejan, TBC, dan campak.
- Melakukan olahraga rutin agar daya tahan tubuh meningkat
- Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan, mulai dari rajin cuci tangan hingga membersihkan rumah.
- Pastikan anak tidak menghirup benda-benda yang bisa menyumbat saluran pernapasan.
- Rutin menjalani pengobatan dan pemeriksaan medis jika bronkiektasis sudah terdiagnosis, sehingga kondisinya tidak memburuk.
- Konsumsi Vitasma
Vitasma merupakan obat herbal yang terbuat dari madu dan campuran tanaman herbal pilihan seperti jinten hitam, daun cakar ayam, kayu manis, dan jeruk nipis yang bermanfaat untuk meredakan gejala gangguan pernapasan dan melegakan tenggorokan.
Dilengkapi dengan flavonoid dan antioksidan aktif, Vitasma 4 kali lebih efektif meringankan radang paru-paru atau ISPA, seperti asma, batuk kronis, dan batuk menahun.
Vitasma juga dilengkapi oleh probiotik yang mampu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh di musim hujan. Jangan khawatir, Vitasma juga aman dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui tanpa menimbulkan efek samping.
Tinggalkan komentar