Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan?

Ina Siti Aisah

General


Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan. Frekuensi pernapasan sendiri merupakan salah satu fungsi vital yang penting dalam kehidupan manusia. Proses ini terjadi secara otomatis, diatur oleh sistem saraf dan berbagai faktor lainnya.

Proses pernapasan ini melibatkan proses menghirup udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan uap karbondioksida melalui alat pernapasan.

Berbicara tentang pernapasan, kalian pernah sadar atau menghitung frekuensi pernapasan kalian dalam sehari? Minva tebak sih kayaknya belum pernah.

Sebab, frekuensi pernapasan bisa terjadi hingga puluhan ribu kali dalam sehari, tergantung faktor apa saja yang mempengaruhi frekuensi pernapasan tersebut, mulai dari aktivitas hingga usia.

Sebagai tambahan ilmu, pada artikel ini Minva akan membahas tentang apa saja faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan. Yuk, simak bersama!

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia

faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan

Bestie, normalnya frekuensi pernapasan manusia yaitu sekitar 16-18 kali per menit. Jika ditotalkan, manusia bisa bernapas sekitar 25.000 – 30.000 kali dalam sehari, tergantung faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia, seperti usia dan kondisi badan.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia:

1. Usia

Salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia adalah usia. Pasalnya, frekuensi pernapasan cenderung berubah seiring bertambahnya usia.

Bayi dan anak-anak memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Hal ini berkaitan dengan ukuran paru-paru, kebutuhan oksigen, dan tingkat aktivitas metabolisme pada berbagai tahap kehidupan.

Anak-anak, remaja, maupun orang dewasa yang lebih muda cenderung membutuhkan oksigen yang lebih tinggi untuk mengalirkan energi.

Sementara orang lanjut usia, memiliki intensitas yang semakin rendah karena ada penurunan dalam kebutuhan energi. Oleh karena itu, orang lanjut usia sangat mudah mengalami napas terengah-engah.

  • Berikut frekuensi pernapasan normal berdasarkan faktor usia:
  • Bayi baru lahir adalah 30-60 kali per menit
  • Balita 24-40 kali per menit
  • Anak pra sekolah 22-34 kali per menit
  • Anak sekolah 18-30 kali per menit
  • Remaja 12-16 kali per menit
  • Usia dewasa 12-20 kali per menit
  • Lansia 15-25 kali per menit

Itulah jumlah frekuensi pernapasan normal pada manusia berdasarkan faktor usia. Dari poin-poin di atas bisa dilihat bahwa bayi memiliki laju napas yang lebih cepat dibandingkan anak-anak dan orang dewasa.

Meski demikian, bayi bisa bernapas dengan sangat cepat beberapa kali, namun kemudian istirahat selama kurang lebih sepuluh detik, lalu kembali bernapas.

2. Jenis Kelamin

Selain usia, jenis kelamin juga termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.

Umumnya, laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas berat sehingga membutuhkan energi yang lebih banyak. Oleh karena itu, laki-laki cenderung membutuhkan oksigen dan produksi karbondioksida yang lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.

Selain itu, laki-laki memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar daripada perempuan sehingga laki-laki menghirup lebih banyak volume udara.

Meski demikian, dilansir dari laman Kompas, perempuan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada laki-laki.

3. Suhu Tubuh

Bestie, suhu tubuh bisa mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia. Saat seseorang mengalami demam atau suhu tubuh lebih tinggi, bisa mempercepat metabolisme tubuh.

Nah, kenaikan metabolisme ini membutuhkan lebih banyak energi dan oksigen sehingga frekuensi pernapasan bisa meningkat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sebaliknya, saat suhu tubuh rendah, metabolisme umumnya melambat dan frekuensi pernapasan bisa menurun sehingga tubuh bisa menghemat energi saat kondisi suhu rendah.

4. Posisi Tubuh

Bestie, posisi tubuh juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.

Dilansir dari Biology Libertext, paru-paru rentan terhadap perubahan posisi dan arah gaya gravitasi.

Akibatnya, posisi tubuh seseorang akan mempengaruhi frekuensi pernapasan. Misalnya, posisi berdiri bisa meningkatkan frekuensi pernapasan, sementara posisi tubuh berbaring akan menurunkan frekuensi pernapasan.

5. Aktivitas yang Dilakukan

faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan

Tak hanya usia, aktivitas yang dilakukan juga termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.

Aktivitas fisik memainkan peran penting dalam mengatur frekuensi pernapasan. Saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang intens, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen, sehingga frekuensi pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Peningkatan aktivitas fisik juga bisa memperkuat otot-otot pernapasan.

6. Kondisi Kesehatan Badan

Beberapa kondisi kesehatan bisa mempengaruhi frekuensi pernapasan. Misalnya, penyakit paru-paru seperti asma, bronkitis, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) bisa menyebabkan peningkatan frekuensi pernapasan.

Selain itu, kondisi seperti kelelahan, stres, atau demam juga dapat mempengaruhi pola pernapasan.

7. Emosi dan Stres

faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan

Emosi dan tingkat stres bisa mempengaruhi frekuensi pernapasan. Stres kronis atau kecemasan bisa menyebabkan pernapasan yang dangkal dan cepat, sementara relaksasi atau meditasi bisa membantu mengendalikan frekuensi pernapasan.

8. Faktor Lingkungan

Selain emosi, lingkungan juga termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.

Misalnya, tingkat polusi udara bisa mempengaruhi kualitas udara dan akhirnya berdampak pada sistem pernapasan. Nah, paparan zat-zat iritan atau alergen dalam polusi bisa memicu perubahan dalam frekuensi pernapasan.

9. Sistem Saraf

Sistem saraf, khususnya bagian otak yang disebut batang otak, memiliki peran kunci dalam mengatur frekuensi pernapasan. Sinyal-sinyal dari otak mengatur impuls saraf yang menciptakan kontraksi otot-otot pernapasan, mengontrol pola pernapasan, dan menyesuaikan frekuensi berdasarkan kebutuhan tubuh.

10. Kadar Karbon Dioksida dalam Darah

Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah karbondioksida dalam darah. Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah bisa meningkatkan kadar ion hidrogen.

Dilansir dari Lumen Learning, peningkatan ion hidrogen akan memicu kemoreseptor pusat untuk merangsang pernapasan. Akibatnya, terjadi peningkatan frekuensi pernapasan untuk mengeluarkan kelebihan karbon dioksida dan menurunkan kadar ion hidrogen dalam darah.

Sebaliknya, jika kadar karbondioksida menurun, kadar ion hidrogen pun akan ikut menurun. Akibatnya, frekuensi pernapasan akan menurun dan terjadi ke ventilasi yang lebih dangkal.

11. Lokasi Geografis

faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan

Selain posisi tubuh, letak geografis tempat kita tinggal juga termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.

Tekanan atmosfer udara dan tingkat oksigen akan menjadi lebih rendah di kawasan yang tingginya berada ribuan meter di atas laut atau mdpl.

Misalnya, saat seseorang mendaki gunung dengan ketinggian 3.600 mdpl, ia akan merasakan kekurangan oksigen sehingga intensitas pernapasannya akan meningkat guna menjaga kadar oksigen dalam tubuh.

Frekuensi pernapasan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik fisik maupun psikologis.

Memahami faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan membantu kita menjaga kesehatan pernapasan dan bisa menjadi bahan dasar untuk merawat kondisi pernapasan guna mencegah permasalahan muncul.

Nah, untuk membantu merawat kesehatan pernapasan, Minva sarankan kamu untuk konsumsi Vitasma, madu herbal yang diformulasikan khusus untuk mengatasi gangguan pernapasan.

Dilengkapi dengan flavonoid dan antioksidan aktif, Vitasma 4 kali lebih efektif meringankan radang paru-paru atau ISPA, seperti asma, batuk kronis, dan batuk menahun.

Baca Juga: 10+ Rekomendasi Obat Flu dan Batuk Alami

Vitasma juga dilengkapi oleh probiotik yang mampu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh di musim hujan. Jangan khawatir, Vitasma juga aman dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui tanpa menimbulkan efek samping.

obat batuk vitasma

Vitasma, Solusi Sesak Saat Mendesak

Dia yang memiliki kesehatan memiliki harapan; dan dia yang memiliki harapan, memiliki Segalanya.

Saya ingin Membeli Produk Vitasma Terbaik Sekarang!

Tinggalkan komentar

vitasma obat batuk alami

Madu Vitasma adalah madu herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami dengan khasiat untuk mengatasi masalah iritasi, infeksi, dan peradangan pada saluran pernapasan seperti batuk, sesak napas, sinusitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

2024 © Madu Vitasma