4+ Fakta Hipoksia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahannya

Rindi agustiana

Kesehatan


Bestie! Pernah melihat seseorang kekurangan oksigen karena sesak napas atau karena gagal napas? 

Meskipun belum pernah melihatnya, kamu harus tahu jika kondisi kekurangan oksigen itu disebut dengan hipoksia. Yuk, kita bahas bersama apa itu hipoksia dan yang paling penting adalah mengetahui penanganan hingga pencegahannya!

Simak dan jangan sampai ketinggalan ya bestie!

Memahami Penyebab Hipoksia Terjadi

Melansir dari laman Healthline, Amerika Serikat pada tahun 2018 merilis artikelnya yang membahas hipoksia. Menurut pakar kesehatan Amerika Serikat, hipoksia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan oksigen pada jaringan tubuh. 

Hipoksia umumnya tidak terjadi begitu saja, awalnya hipoksia terjadi karena adanya hipoksemia yaitu kadar oksigen terbilang rendah di dalam darah.

Baca Juga: 3+ Bahaya Gagal Napas, Yang Bisa Memicu Kerusakan Organ Tubuh Secara Permanen!

Dengan begitu, mulai terjadilah kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang lain di mana harusnya oksigen sampai pada bagian sel-sel kecil hingga yang besar di dalam tubuh.. 

Makanya, tidak heran jika hipoksia dan hipoksemia kerap kali sulit dibedakan dan selalu disamakan. 

Mengapa dapat terjadi hipoksia? Kita bahas perlahan ya bestie… 

Jadi, umumnya tubuh kita harus memiliki setidaknya 75 hingga 100mgHg oksigen di dalam darah. Nah, jika oksigen ternyata kurang dari 75 maka di sinilah mulai terjadi gangguan pernapasan ini.

Apakah hipoksia ini wajar? Atau justru merupakan penyakit langka? 

Kondisi kekurangan oksigen merupakan kondisi yang sangat wajar dan bisa dialami oleh berbagai kalangan hingga usia. Apalagi, jika kamu merupakan penderita penyakit pernapasan seperti bronkitis, asma, dan juga serangan jantung. Berikut beberapa penyebab gangguan pernapasan ini: 

  • Bawaan penyakit jantung dan adanya penyakit jantung seperti gagal jantung congestive, jantung koroner, ventrikel fibrilasi, bradikardia. 
  • Kekurangan oksigen karena berada di tempat yang terjadi kebakaran
  • Suhu dingin
  • Tenggelam
  • Cedera dan kehilangan banyak darah
  • Efek samping obat-obatan seperti bius dan fentanyl
  • Infeksi karena sepsis
  • Anemia 
  • Mengidap penyakit paru seperti PPOK, edema paru, emfisema, pneumonia, pneumothorax, kanker paru, dan bronkitis
  • Keracunan sianida
  • Menghirup terlalu banyak karbon monoksida

Menindaklanjuti penyebabnya yang begitu beragam, gangguan pernapasan ini ternyata dibedakan menjadi beberapa jenis mengikuti dengan penyebabnya lho. Ini dia beberapa jenis hipoksia yang harus kamu tahu sesuai dengan penyebabnya: 

  • Hipoksia anemik, disebabkan karena kekurangan hemoglobin pada sel darah merah
  • Hipoksia histotoxic, disebabkan karena tubuh tidak dapat menggunakan oksigen sesuai tugas dan fungsinya. Ini bisa terjadi saat tubuh keracunan sianida
  • Hipoksia hypoxic. disebabkan karena kurang oksigen di dalam darah karena gangguan pernapasan
  • Hipoksia metabolik, disebabkan karena oksigen di dalam tubuh tidak cukup untuk meng cover sel-sel di dalamnya
  • Hipoksia stagnan, disebabkan karena kekurangan pasokan darah akibat syok pendarahan

Dari penjelasan di atas, ada satu hal yang harus kamu tahu yaitu siapa sih yang punya risiko besar terkena gangguan pernapasan ini? Jadi, menurut laman resmi Cleveland Clinic, risiko terbesar kamu mengalami gangguan pernapasan ini adalah jika kamu menderita asma, ALS, dan hippotensi. Begitu ya bestie… 

Yuk, kita lanjut!

Ketahui Gejala Hipoksia

Perlu kamu ketahui, penderita hipoksia akan mengalami gejala-gejala yang cenderung tidak sama karena sesuai dengan perkembangan kekurangan oksigennya.

Atau, gangguan pernapasan ini tidak memiliki jangka waktu tertentu yang bisa dikatakan akut dan juga kronis. Berikut gejala umum yang biasa terjadi ketika  kamu menderita hipoksia: 

Tahap Asmitomatik atau Tanpa Gejala

Pada tahapan ini, kamu cenderung tidak sadar jika tubuh kamu kekurangan oksigen. Biasanya, gejala yang muncul cenderung kehilangan penglihatan di malam hari terhadap warna. Hal ini terjadi karena oksigen di dalam darah berkisar antara 90 hingga 95%. 

Tahap Kompensatorik

Tahapan ini merupakan di mana gejala gangguan pernapasan ini mulai bisa di rasakan sedikit semi sedikit seperti kesulitan bernapas, ritme napas semakin kencang, dan juga ritme detak jantung yang tidak stabil. Hal ini disebabkan karena kadar oksigen mulai berkisar di antara 80 hingga 90% saja. 

Tahap Pemburukan

Pada tahapan ini, mulai menunjukkan gejala yang bisa dikenali oleh penderitanya dan juga bagi yang mengenalinya. Nah, gejala yang biasanya muncul pada hipoksia kronis saat kadar oksigen berkisar antara 70 hingga 80%  adalah: 

  • Perubahan warna kulit
  • Mengantuk
  • Sesak
  • Euforia
  • Sakit kepala
  • Agresi
  • Kehilangan fokus
  • Penglihatan berkurang
  • Kebas atau mati rasa
  • Kesulitan melakukan aktivitas
  • Panas dingin secara spontan

Tahap Kritis

Tahapan ini terjadi saat oksigen mulai berkisar di bawah 70%. Dengan begitu, gejala yang muncul juga mulai mengkhawatirkan seperti kejang, kehilangan kesadaran, tidak bernapas. 

Jadi, kapan harus ke dokter? 

Sebenarnya, tidak ada acuan khusus yang bisa mendeskripsikan waktu kapan kamu harus ke dokter. Kamu bisa mulai pergi ke dokter saat merasa keadaan tubuh kamu tidak baik-baik saja. Dan, jika kamu masih enggan lalu kemudian merasakan gejala pada poin nomor 3, segera lah pergi ke dokter. 

Atau, jika kamu bukan penderita hipoksia dan kamu adalah seorang pengamat. Maka, cobalah untuk berikan pertolongan pertama jika kamu melihat seseorang dengan gejala-gejala seperti di atas. 

Mengapa harus ke dokter? Karena, gangguan pernapasan in apabila tidak ditangani dengan cepat akan mengakibatkan kerusakan otak secara permanen dari mulai cacat organ dan juga kematian. 

Jangan disepelekan ya bestie… 

Cara Mengobati dan Mendiagnosa Hipoksia

Umumnya, setelah kamu merasakan gejalanya dan kamu sudah melakukan konsultasi gejala dengan dokter. Biasanya, dokter akan mulai melakukan diagnosa menggunakan beberapa metode pemeriksaan seperti: 

  • Tes oksimetri
  • Tes darah lengkap
  • Tes fungsi paru
  • Analisa gas darah
  • Tes EKG atau elektrokardiogram
  • Rontgen 
  • CT scan atau MRI
  • Ekokardiografi

Setelah prosedur pemeriksaan dinilai sudah efektif untuk mengambil kesimpulan, maka dokter akan memberikan beberapa pengobatan yang direkomendasikan sesuai gejala dan penyebabnya. Berikut beberapa jenis pengobatan yang biasa dilakukan oleh dokter: 

  • Pemberian oksigen melalui masker atau selang hidung
  • Melakukan terapi hiperbarik
  • Memberikan alat bantu napas atau ventilator
  • Pemberian obat-obatan seperti corticosteroid, antibiotik, dan obat anti kejang

Cara Mencegah Penyakit Hipoksia

Menurut pakar kesehatan Healthline Amerika Serikat, hipoksia merupakan gangguan pernapasan yang sulit untuk dicegah. Karena, gangguan pernapasan ini datang secara mendadak. Meski begitu, para pakar kesehatan tetap mengupayakan tindakan-tindakan yang bisa mencegah gangguan pernapasan ini, di antaranya yaitu: 

  • Lakukan pemeriksaan berkala 
  • Menerapkan gaya hidup sehat
  • Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
  • Lakukan latihan pernapasan sesuai yang direkomendasikan
  • Jika kamu pengidap asma maka konsumsi obat pereda gejala asma secara rutin sesuai resep dokter dan dosis yang tepat seperti Vitasma. 

Sini Minva kenalin sama Vitasma. Vitasma adalah obat herbal yang terjual lebih dari satu juta botol karena terbukti dan aman meredakan gangguan pernapasan. Yuk! Jangan sampai ketinggalan! Segera miliki Vitasma di rumahmu ya Bestie!

obat batuk vitasma

Vitasma, Solusi Sesak Saat Mendesak

Dia yang memiliki kesehatan memiliki harapan; dan dia yang memiliki harapan, memiliki Segalanya.

Saya ingin Membeli Produk Vitasma Terbaik Sekarang!

Tinggalkan komentar

vitasma obat batuk alami

Madu Vitasma adalah madu herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami dengan khasiat untuk mengatasi masalah iritasi, infeksi, dan peradangan pada saluran pernapasan seperti batuk, sesak napas, sinusitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

2024 © Madu Vitasma