3 Jenis Infeksi Saluran Pernapasan Bawah yang Sering Dianggap Berbahaya

Ina Siti Aisah

infeksi saluran pernapasan bawah

Bestie, kamu mungkin sudah tidak asing dengan kasus infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

Kondisi ini kerap terjadi di Indonesia, terutama wilayah Jabodetabek. Bahkan, beberapa bulan lalu beberapa wilayah juga melaporkan kenaikan angka ISPA akibat cuaca panas dan polusi, salah satunya Kota Semarang.

Menurut Data Dinkes Kota Semarang, jumlah kasus pneumonia atau radang paru-paru pada bulan Juli 2023 tercatat 123 pasien laki-laki dan 136 perempuan. Sedangkan untuk kasus infeksi saluran pernapasan atas, tercatat 9.197 laki-laki dan 11.970 perempuan.

Dari data tersebut terlihat bahwa Infeksi saluran pernapasan bawah dinilai lebih berbahaya daripada infeksi bagian atas yang lebih mudah menyebar dan umumnya bisa sembuh dengan sendirinya.

Nah, pada artikel kali ini, Minva bakal lebih banyak membahas informasi tentang infeksi saluran pernapasan bawah yang dianggap lebih berbahaya daripada infeksi bagian atas.

Yuk, kita simak bersama!

Mengenal Apa itu Infeksi Saluran Pernapasan Bawah

Dilansir dari Dinas Kesehatan Yogyakarta, infeksi saluran pernapasan bawah merupakan kondisi medis yang mempengaruhi sistem pernapasan bagian bawah, yang meliputi bawah pangkal tenggorokan (laring), bronkus, dan paru-paru. Infeksi ini bisa bersifat ringan jingga lebih serius.

Infeksi saluran pernapasan bawah ini juga dikenal dengan Lower Respiratory Tract Infection (LTRI), yaitu sekumpulan penyakit yang mempengaruhi sistem pernapasan di bawah tenggorokan.

Penyakit tersebut meliputi pneumonia, bronkitis, bronkiolitis, hingga TBC. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

Baca Juga: WASPADA DIFTERI; PAHAMI 5+ GEJALA DAN CARA PENYEBARAN!

1. Pneumonia

infeksi saluran pernapasan bawah

Menurut Kementerian Kesehatan RI, pneumonia atau dikenal dengan istilah paru-paru basah merupakan infeksi saluran pernapasan bawah yang menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveolus) di salah satu atau kedua paru-paru.

Kondisi ini membuat alveolus dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya mengalami kesulitan bernapas.

Pneumonia bisa dialami siapa saja, dan sangat berbahaya jika dialami oleh anak-anak. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan bahwa pneumonia menyumbang 16% kematian balita di dunia pada tahun 2015.

Infeksi saluran pernapasan bawah ini bisa menimbulkan gejala bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, tergantung jenis pneumonia, usia, dan kondisi kesehatan keseluruhan.

Namun, gejala khas dari pneumonia ini meliputi:

  • Demam
  • Batuk
  • Nyeri badan atau ngilu
  • Mengi
  • Sering berkeringat
  • Sakit kepala
  • Pusing

Pneumonia ini umumnya disebabkan oleh infeksi jamur, seperti histoplasma, blastomyces. dan coccidioides.

Selain jamur, pneumonia juga bisa disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau sering disebut Pneumokokus.

Selain bakteri, virus Adenovirus, Coronavirus, dan Hantavirus juga berkontribusi sebagai penyebab pneumonia.

2. Bronkiolitis

infeksi saluran pernapasan bawah

Menurut American Academy of Pediatrics. (2014). “Bronchiolitis: Diagnosis and Management of Bronchiolitis”, bronkiolitis merupakan suatu kondisi peradangan pada bronkiolus, yaitu saluran udara kecil yang terdapat dalam paru-paru.

Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak, terutama pada usia di bawah dua tahun.

Bronkiolitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus, khususnya virus Respiratory syncytial (RSV), namun juga bisa disebabkan oleh virus lain seperti rhinovirus, adenovirus, dan metapneumovirus.

Gejala bronkiolitis meliputi kesulitan bernapas, batuk, pilek, dan mengi (wheezing). Pada beberapa kasus, bronkiolitis bisa menjadi kondisi yang serius sehingga memerlukan perhatian medis.

3. Bronkitis

infeksi saluran pernapasan bawah

Selain bronkiolitis, penyakit infeksi saluran pernapasan bawah yang lainnya adalah bronkitis. Infeksi ini lebih sering terdengar daripada bronkiolitis yang umumnya menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun.

Bronkitis merupakan peradangan atau pada saluran bronkus, alias pipa yang menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru.

Peradangan atau iritasi tersebut memicu bronkus memproduksi lebih banyak lendir, sehingga tubuh akan berusaha menguranginya dengan melakukan batuk agar bronkus tidak tertutup lendir.

Kondisi ini bisa berlangsung dalam hitungan hari, minggu, bahkan bulan, tergantung jenis infeksinya.

Infeksi saluran pernapasan ini dibagi menjadi dua, bronkitis akut dan kronis.

Bronkitis akut merupakan peradangan pada selaput saluran bronkial yang umumnya terjadi dalam jangka pendek, yaitu kurang dari 3 minggu. Jenis infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya, dan umumnya disebabkan oleh virus.

Berikut ini adalah beberapa virus yang bisa menjadi penyebab bronkitis:

  • Rhinovirus.
  • Adenovirus.
  • Influenza A dan B.
  • Parainfluenza.
  • Coronavirus.

Menurut Rumah Sakit Siloam, 95% kasus bronkitis disebabkan oleh virus, namun menurut beberapa penelitian, 1-10% penyebab bronkitis disebabkan oleh beberapa bakteri:

  • Mycoplasma pneumoniae.
  • Chlamydophila pneumoniae
  • Bordetella pertussis.

Meski bronkitis ini sering disebabkan oleh bakteri dan virus, beberapa gaya hidup tidak sehat juga bisa menyebabkan bronkitis, misalnya kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok, serta menghirup polusi udara.

Selain itu, bronkitis akut juga termasuk ke dalam jenis infeksi yang mudah menular lantaran disebabkan oleh virus dan bakteri. Jadi, jika kamu didiagnosa infeksi ini, gunakan masker untuk melindungi orang sekitar dari paparan infeksi.

Jenis bronkitis yang selanjutnya adalah bronkitis kronis. Infeksi saluran pernapasan bawah ini bisa berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bisa mencapai kurun waktu dua tahun.

Infeksi saluran pernapasan bawah ini bisa berkembang seiring berjalannya waktu, dan akan semakin memburuk jika tidak mendapatkan penanganan tepat dengan segera.

Peradangan yang terus berlangsung bisa menyebabkan dinding bronkus memproduksi lendir secara terus-menerus, sehingga sel-sel ikut meradang, dan saluran pernapasan ikut menyempit atau kaku. Kondisi tersebut bisa membuat pengidapnya mengalami kesulitan bernapas.

Nah, berbeda dengan bronkitis akut, bronkitis kronis ini umumnya disebabkan oleh paparan asap rokok, polusi udara, atau bahan kimia beracun.

Adapun gejala bronkitis meliputi:

  • Batuk yang mungkin disertai dengan dahak.
  • Kesulitan bernapas atau napas pendek.
  • Rasa tidak nyaman atau nyeri di dada.
  • Demam (pada beberapa kasus).

Pengobatan bronkitis tergantung pada penyebabnya. Bronkitis akut sering kali bisa diatasi dengan istirahat, minum banyak cairan, dan pengelolaan gejala.

Sementara bronkitis kronis, membutuhkan langkah yang lebih serius, termasuk menghindari iritan, perubahan gaya hidup, dan dalam beberapa kasus, terapi medis.

4. TBC

Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global dan masih menjadi perhatian utama di beberapa wilayah.

TBC ini merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Tuberkulosis bisa mempengaruhi berbagai bagian tubuh, tetapi infeksi paling umum terjadi pada paru-paru.

Adapun gejala TBC meliputi:

  • Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu.
  • Demam dan menggigil.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Lemah atau kelelahan yang berlebihan.
  • Nyeri dada.

Tuberkulosis umumnya menular melalui percikan kecil dari penderita TB aktif yang menyebar ke udara saat batuk atau bersin.

Penularan biasanya terjadi dengan kontak dekat dan berkepanjangan dengan individu yang terinfeksi.

Infeksi saluran pernapasan bawah ini diobati dengan menggunakan antibiotik khusus yang diresepkan oleh dokter, dan biasanya berlangsung selama beberapa bulan, serta memerlukan disiplin dalam pengobatan.

Itulah jenis infeksi saluran pernapasan bawah yang dinilai lebih berbahaya daripada infeksi saluran pernapasan atas.

Untuk mencegah maupun mengobati infeksi saluran pernapasan bawah ini kamu memerlukan beberapa tindakan, seperti mengubah gaya hidup menjadi lebih bersih dan sehat. Selain itu kamu juga bisa mengonsumsi madu Vitasma untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan bawah.

Vitasma merupakan obat herbal yang dibuat untuk mencegah dan meredakan infeksi saluran pernapasan atas maupun bawah.

Dilengkapi dengan flavonoid dan antioksidan aktif, Vitasma 4 kali lebih efektif meringankan radang paru-paru atau ISPA, seperti asma, batuk kronis, dan batuk menahun.

Vitasma juga dilengkapi oleh probiotik yang mampu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh di musim hujan. Jangan khawatir, Vitasma juga aman dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui tanpa menimbulkan efek samping.

Share

Artikel Terkait

Kategori

Tinggalkan komentar