Siapa sih di zaman millennial dan teknologi 4.0 nggak punya berbagai macam akun media sosial? Pasti jarang kan.
Media sosial punya banyak sisi positif baik membantu peningkatan bisnis, berbagi informasi menarik dan valid, media konfirmasi dan release, dan berbagai hal positif lainnya.
Tapi siapa sangka, media sosial ternyata menyumbang peran sebagai sebab dari penyakit kesehatan mental. Penasaran kenapa bisa? Simak informasi ini sampai tuntas!
Apa Itu Kesehatan Mental?
Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan mental atau kesehatan jiwa adalah kesehatan yang merujuk pada kondisi emosional seseorang, psikis, hingga kejiwaan seseorang.
Kesehatan mental sejak media sosial digunakan mulai dikenal sebagai kondisi special dan khusus sehingga perlu diberikan perhatian dan simpatik. Mengapa demikian?
Karena, kesehatan mental tidak selamanya baik. Pada beberapa kondisi, kesehatan mental cenderung menurun sehingga mengganggu aktivitas hingga rencana masa depan penderitanya,
Kesehatan mental yang baik adalah ketika jiwa atau psikis seseorang merasa tenang sehingga menikmati dan bahagia apabila berbaur dengan orang lain. Pada kondisi yang baik ini, efektivitas untuk menunjukkan kemampuan dan potensinya cenderung lebih banyak.
Sedangkan, kondisi mental yang buruk atau terjadi adanya gangguan mengakibatkan kesulitan berpikir, mengendalikan emosi, dan perilaku buruk.
Tidak jarang, kesehatan mentak yang buruk melansir dari berbagai sumber dibagi menjadi beberapa jenis yaitu depresi, gangguan bipolar, kecemasan, PTSD atau stress pasca trauma, OCD, hingga psikosis.
Penting Untuk Dilakukan: 10 CARA MENJAGA KEBERSIHAN RUMAH DAN MANFAATNYA
Tahukah kamu? Jika penyakit gangguan mental harus mendapatkan perhatian khusus. Hal ini bertujuan untuk memulihkan kembali kesehatan mental menjadi lebih baik.
Mengapa kesehatan mental harus di jaga? Karena, kesehatan mental yang baik akan membantu kamu menjalani aktivitas secara produktif, mampu berpikir positif, dan bijak dalam menyikapi masalah.
Selain itu, kesehatan mental yang baik nyatanya berdampak positif bagi hubungan sosial. Saat kondisi kesehatan mental cenderung baik, komunikasi, mudah bergaul, pertemanan yang sehat, dan berkontribusi besar secara positif menjadi benefit yang terus mengikutinya.
Oleh karena itu, kondisi mental yang tidak baik ini hanya bisa di diagnosa dengan bantuan pemeriksaan secara medis oleh dokter. Jadi, tidak diperbolehkan untuk melakukan self diagnosa secara mandiri karena bisa menyebabkan efek tidak percaya diri, memicu kecemasan berlebihan sehingga menjadi risiko adanya depresi.
Penyebab Gangguan Kesehatan Mental
Sebenarnya… Apa sih penyebab kesehatan mental?
Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, gangguan kesehatan mental disebabkan oleh beberapa faktor baik bawaan maupun faktor lingkungan yang berhasil mengubah perilaku seseorang. Di antara penyebab gangguan mental yaitu:
Kekerasan dan pelecehan seksual dalam rumah tangga dan lainnya
- Cedera kepala akibat kecelakaan
- Genetika
- Riwayat korban kekerasan
- Memiliki kelainan senyawa kimia otak dan gangguan pada otak
- Riwayat korban diskriminasi dan stigma
- Stress akibat kematian seseorang yang dianggap penting
- Mengalami kerugian sosial dalam hal materi maupun non materi
- Kelelahan merawat anggota keluarga yang sakit
- Pengangguran
- Korban PHK
- Tunawisma
- Efek samping penggunaan obat terlarang
- Kesepian akibat terisolasi lingkungan
- Hidup di dalam lingkungan dengan kondisi komunikasi dan perilaku yang buruk
- Trauma
Selain penyebab di atas, media sosial sejak tahun 2019 terkonfirmasi menjadi penyebab gangguan kesehatan mental. Hal ini di latar belakangi pengguna media sosial yang hingga saat ini sebanyak 75,50% dari populasi penduduk di Indonesia.
Dan sayangnya, pengguna media sosial terbanyak saat ini adalah remaja.
Oleh karena itu, sudah tidak heran jika remaja kerap kali mengalami gangguan mental akibat media sosial.
WHO menyatakan jika remaja di seluruh dunia faktanya rentan mengalami gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh media sosial karena tingkat kelola emosional dan filter terhadap hal yang dilihat dan di dengar masih cenderung lemah.
Survei yang dilakukan oleh Royal Society for Public Health Inggris atau RSPH menyatakan jika media sosial menyumbangkan rasa cemas, sedih, tertekan, kehilangan minat terhadap sesuatu secara berkepanjangan.
Akibatnya, muncul perasaan tidak percaya diri, tidak puas terhadap hidup yang dijalani para remaja. Sehingga, rasa insecure atau kehilangan kepercayaan diri lebih dominan dibandingkan menjalani aktivitas dan menggali potensi yang dimiliki sejak awal.
Selain remaja, gangguan kesehatan mental akibat media sosial dan faktor pemicu lainnya juga bisa terjadi pada beberapa kasus seperti:
- Wanita (wanita memiliki risiko lebih tinggi mengidap depresi kecemasan
- Wanita setelah melahirkan
- Riwayat lingkungan yang buruk saat kecil
- Menjalani profesi dan pekerjaan yang memicu stress
- Memiliki riwayat penyakit mental di anggota keluarganya
- Pernah mengalami kegagalan di dalam hidup dari berbagai aspek
- Penyalahgunaan obat terlarang
Gejala Gangguan Kesehatan Mental
Ingat, untuk mendiagnosis adanya gangguan kesehatan mental pada individu harus dibantu oleh tenaga ahli seperti dokter, psikolog, hingga psikiater. Namun, sebelum kamu memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, cobalah pelajari dan kenali gejala gangguan kesehatan mental berikut ini:
- Tidak dapat mengontrol emosi sehingga mudah berteriak kepada teman, keluarga
- Sering bertengkar
- Delusi, paranoia, dan halusinasi
- Sering kehilangan fokus
- Terlalu khawatir, cemas, dan punya perasaan bersalah yang berkepanjangan
- Mudah marah berlebihan dan sering melakukan kekerasan
- Adanya pikiran untuk menyakiti diri sendiri dan orang lain
- Mendengar suara-suara dan mempercayai hal yang tidak benar
- Ada rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu yang tidak dapat dideskripsikan
- Sering kebingungan
- Mudah berubah mood secara mendadak terlebih jika bersosialisasi
- Menghabiskan waktu dengan merokok, minum alkohol, hingga penyalahgunaan obat terlarang
- Perubahan gairah seks
- Cenderung merasa lelah berlebihan
- Tidak mau menjalani aktivitas harian seperti belajar, bekerja, hingga mengurus anak
- Tidak peka terhadap suasana sekitar
Gejala-gejala di atas adalah gejala yang paling umum dan mudah untuk diidentifikasi baik oleh orang di lingkungan tempat tinggal maupun diri sendiri.
Setelah kamu mengenali gejala ini, cobalah untuk segera pergi ke dokter untuk dibantu analisa diagnosa menggunakan metode fungsi tiroid, skrining alkohol, CT scan, hingga wawancara.
Cara Mencegah Gangguan Kesehatan Mental
Gangguan kesehatan mental faktanya bisa lho untuk dicegah sedari dini. Dan, metode untuk mencegah penyakit pada jiwa ini umumnya tidaklah sulit untuk dilakukan.
Baca Juga: ASANA YOGA: TREND HIDUP SEHAT, LATIHAN FISIK TANPA ALAT
Hanya saja, kamu membutuhkan orang yang tepat untuk membantu kamu mencegah gangguan mental ini. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah gangguan mental:
- Membiasakan diri untuk berpikir positif
- Pelajari kemampuan menyelesaikan masalah dari orang dewasa di sekitar kita maupun langsung dari yang kamu alami
- Lakukan aktivitas fisik yang bermanfaat
- Lakukan kegiatan sosial
- Menjaga hubungan baik dengan orang lain
- Cukupkan waktu istirahat
- Pastikan kamu memiliki 1 orang kepercayaan yang bisa dianggap sebagai rumah atau setidaknya mendengar keluh kesah yang kamu alami
- Lakukan hal-hal yang membuat kamu bahagia
- Belajar untuk merasa cukup denga bersyukur dan tidak membandingkan hidup yang sedang kamu jalani dengan hidup orang lain
- Belajar mencintai kekurangan dan kelebihan diri sendiri
- Hindari sikap perfeksionis karena faktanya tidak ada hal di dunia ini yang sempurna
Penting harus kamu ketahui jika kesehatan mental adalah hal yang mesti dijaga dengan baik dan dipelihara sebaik mungkin. Karena denga kesehatan mental yang baik, kondisi kehidupan kamu akan terasa lebih ringan.
Jangan lupa untuk jaga kesehatan fisik dan atasi masalah batuk berkepanjangan dengan madu herbal Vitasma.
Tinggalkan komentar