Bestie, manusia membutuhkan oksigen melalui proses pernapasan untuk bisa bertahan hidup. Oksigen ini akan dialirkan ke seluruh tubuh melalui darah untuk mengoptimalkan seluruh fungsi organ, mulai dari paru-paru, jantung, hingga otak.
Tak hanya oksigen, peredaran darah juga akan mengangkut sisa metabolisme atau zat limbah dari sel dan jaringan tubuh untuk dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses pernapasan.
Proses pernapasan ini dibagi menjadi dua, yaitu mekanisme pernapasan dada dan mekanisme pernapasan perut.
Mekanisme pernapasan dada merupakan proses pernapasan yang saat ini kita lakukan. Sementara mekanisme pernapasan perut umumnya dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu, seperti untuk menurunkan panik, dalam terapi medis atau saat kesulitan bernapas secara normal melalui pernapasan dada.
Meski demikian, memahami teknik pernapasan dada maupun perut adalah dua hal yang penting untuk dilakukan.
Pada artikel ini, Minva akan membahas apa itu mekanisme pernapasan dada dan perut, serta mana yang lebih sehat untuk tubuh. Yuk, simak bersama!
Perbedaan Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut
Bestie, pernapasan merupakan proses masuknya oksigen dan pengeluaran karbondioksida melalui hidung dan tenggorokan. Namun, berdasarkan otot yang terlibat, mekanisme pernapasan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Berikut adalah perbedaan teknik pernapasan dada dan pernapasan perut, kita-kira mana yang lebih sehat?
Mekanisme Pernapasan Dada
Dilansir dari penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RSUP Sanglah, pernapasan dada merupakan proses pernapasan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan otot antar tulang rusuk atau interkostal.
Otot tulang rusuk dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk, serta otot tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula.
Berikut adalah proses terjadinya pernapasan dada:
- Ketika menarik napas, terjadi kontraksi otot interkostal sehingga tulang rusuk pun terangkat dan rongga dada membesar.
- Kemudian paru-paru akan mengembang dan tekanan udara dalam paru-paru menjadi rendah sehingga udara dari luar masuk ke paru-paru.
- saat proses menarik napas, terjadi kontraksi otot interkostal sehingga tulang rusuk pun terangkat dan rongga dada membesar.
- Paru-paru kemudian mengembang dan tekanan udara dalam paru-paru rendah sehingga udara dari luar masuk ke paru-paru.
- Otot diafragma kemudian berelaksasi sehingga perut dalam keadaan datar
- Kemudian, saat membuang napas, otot interkostal berelaksasi sehingga tulang rusuk kembali ke posisi semula dan rongga dada mengecil.
- Paru-paru kemudian akan ikut mengecil dan tekanan udara dalam paru-paru menjadi tinggi sehingga karbondioksida keluar dari paru-paru.
- Hal ini menyebabkan otot diafragma berkontraksi dan perut mengembang.
Selain itu, dilansir dari National Health Service UK, mekanisme pernapasan dada ditandai dengan gerakan dada ke atas dan ke luar. Mekanisme ini sering ditemukan selama olahraga berat atau saat kondisi darurat.
Namun, pernapasan dada ini tidak boleh dilakukan secara terus-menerus karena bisa memicu ketegangan tubuh seperti saat mengalami stres.
Sebab, otot-otot dada bagian atas yang diaktifkan saat proses pernapasan dada, bisa meningkatkan perasaan cemas.
Pada proses pernapasan dada, tubuh biasanya tidak akan menyadari proses bernapas, namun pada saat proses pernapasan perut, tubuh biasanya akan lebih sadar karena pernapasan perut membutuhkan teknik khusus.
Baca Juga: Bagaimana Proses Inspirasi Dan Ekspirasi Pada Pernapasan Dada?
Mekanisme Pernapasan Perut
Seperti namanya, mekanisme pernapasan perut merupakan proses pernapasan dengan melibatkan otot-otot diafragma yang terletak di antara rongga dada dan perut.
Saat bernapas, diafragma akan berkontraksi dan bergerak ke bawah agar paru-paru memiliki ruang untuk mengembang sehingga terisi udara.
Kemudian, saat menghembuskan napas, diafragma akan kembali rileks dan bergerak ke atas untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam paru-paru.
Proses pernapasan ini melibatkan seluruh bagian perut, otot perut, dan diafragma. Selain Itu, mekanisme ini dinilai lebih efisien dalam membantu paru-paru terisi oleh udara.
Berikut adalah cara melakukan pernapasan perut yang melibatkan otot diafragma:
- Pilihlah ruangan yang tenang agar proses pernapasan diafragma tidak terganggu.
- Duduk tegak rileks atau tidur dengan bantal di bawah perut.
- Lepaskan pakaian ketat dan sepatu, lalu tutup mata.
- Fokuskan perhatian pada pernapasan dan jangan coba untuk mengubah pernapasan.
- Hirup udara melalui hidung, kemudian ditahan beberapa saat, dan kemudian dibuang melalui mulut.
- Selama menarik napas dari hidung, mulut harus tertutup untuk menahan bagian dada agar tetap datar sehingga diafragma bisa berkontraksi.
- Pastikan posisi perut lebih condong ke depan atau mengembang dan rasakan udara masuk mengisi perut.
- Setelah itu, hembuskan napas dengan perlahan melalui mulut.
Selama proses inspirasi (proses saat udara masuk ke dalam paru-paru), rongga akan dada mengembang, namun otot bagian luar tulang rusuk akan berkontraksi sehingga diafragma ikut mengembang. Proses ini membantu memudahkan oksigen untuk masuk ke dalam perut.
Kemudian, saat pertukaran udara berlangsung, di mana karbondioksida siap dikeluarkan, diafragma pun akan mulai mengendur, diikuti dengan otot tulang rusuk dan rongga dada yang mengempis.
Mekanisme Pernapasan Dada atau Perut, Mana yang Lebih Efektif?
Bestie, teknik pernapasan yang selama ini kita lakukan adalah teknik pernapasan dada. Namun, pada pasien PPOK dan gangguan pernapasan lainnya, pernapasan dada mungkin bisa menyulitkan pasien dalam proses menghirup oksigen sehingga cenderung terjadi sesak napas.
Hal ini dikarenakan pernapasan yang bertumpu pada otot dada bisa membatasi suplai oksigen dan menyebabkan oksigen terperangkap di paru-paru akibat mengempisnya diafragma.
Nah, berbeda dengan pernapasan perut, otot diafragma membantu memberikan lebih banyak ruang untuk rongga dada mengembang sehingga paru-paru bisa terisi oksigen dengan maksimal.
Jadi, jika ditanya pernapasan mana yang lebih efektif, jawabannya adalah pernapasan perut karena pernapasan tersebut bisa menciptakan tekanan negatif di dada sehingga udara bisa mengalir ke paru-paru dengan baik.
Namun perlu digaris bawahi, meskipun pernapasan perut dinilai lebih efektif, bukan berarti pernapasan dada tidak memiliki manfaat bagi kesehatan. Keduanya berperan penting dalam proses menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Jika salah satu mekanisme pernapasan tersebut terganggu, tubuh tentu akan merasa tidak nyaman.
Untuk itu, lakukanlah teknik pernapasan perut minimal 10 kali sehari untuk memaksimalkan suplai oksigen dan sisanya lakukan pernapasan dada sebagaimana mestinya.
Itulah beberapa informasi tentang mekanisme pernapasan.Untuk membantu menciptakan proses pernapasan yang lega agar oksigen masuk dengan optimal ke dalam paru-paru, Minva sarankan kamu untuk minum Vitasma agar tenggorokan dan napas menjadi lega.
Vitasma merupakan obat herbal yang dibuat untuk mencegah dan meredakan infeksi saluran pernapasan atas maupun bawah.
Dilengkapi dengan flavonoid dan antioksidan aktif, Vitasma 4 kali lebih efektif meringankan radang paru-paru atau ISPA, seperti asma, batuk kronis, dan batuk menahun.
Vitasma juga dilengkapi oleh probiotik yang mampu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh di musim hujan. Jangan khawatir, Vitasma juga aman dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui tanpa menimbulkan efek samping.
Tinggalkan komentar