Sebagai makhluk hidup, kita pada umumnya bernapas tanpa menyadari setiap hembusan dan tarikan napas yang dilakukan. Kita hanya akan sadar ketika proses bernapas mengalami gangguan, salah satunya gangguan napas pendek.
Masalah pernapasan ini bisa terjadi karena banyak hal, mulai dari hal psikologis hingga tanda suatu penyakit.
Lalu, penyakit apa saja yang ditandai dengan napas pendek? Apakah napas pendek normal terjadi? Untuk menjawab kekhawatiran ini, simak penjelasan sampai akhir, ya!
Apa itu Napas Pendek?
Bestie, sebelum menjawab pertanyaan tentang napas pendek gejala penyakit apa, alangkah baiknya kita memahami apa itu napas pendek terlebih dahulu.
Secara medis, napas pendek disebut dengan dispnea, yaitu kondisi ketika dada terasa sesak hingga sulit untuk mengambil napas yang dalam.
Napas pendek ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan, seperti asma, penyakit paru, jantung, hingga gangguan pada saluran pencernaan.
Namun, sebagian besar kasus dispnea disebabkan oleh gangguan pada sistem pernapasan, jantung, psikologis, dan asam lambung.
Baca Juga: Pengaruh Pencemaran Udara Terhadap Sistem Pernapasan
Gejala dispnea ini juga bervariasi, dari ringan hingga buruk, tergantung pada penyebab dan seberapa serius kondisinya.
Adapun beberapa gejala umum napas pendek meliputi:
- Perasaan terbatas dalam bernapas: Kondisi ketika penderita merasa sulit untuk mengambil napas dengan nyaman, baik saat bergerak maupun istirahat.
- Bernapas dengan cepat: Orang dengan napas pendek sering ditandai dengan napas lebih cepat dan dangkal daripada biasanya.
- Sesak napas: Kondisi di mana penderita mengalami kesulitan bernapas sehingga muncul sensasi seperti tercekik, terutama saat melakukan aktivitas fisik atau berbaring.
- Nyeri dada: Napas pendek juga bisa disertai dengan nyeri dada atau sensasi tertekan pada dada.
- Kemunculan gejala: Gejala dispnea bisa muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap dalam periode waktu tertentu.
- Berkeringat dan gelisah: Saat mengalami gangguan napas, seseorang mungkin gelisah dan berkeringat.
- Suara napas: Pada beberapa kasus, napas pendek bisa disertai dengan suara mengi.
Itulah napas pendek dan gejalanya. Kondisi tersebut bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang
Napas Pendek Gejala Penyakit Apa?
Bestie, napas pendek merupakan tanda umum dari gangguan penyakit jantung dan pernapasan. Namun, dispnea juga bisa menandakan adanya gangguan pada sistem pencernaan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa penyakit yang bisa ditandai dengan gejala napas pendek:
Napas Pendek Bisa Jadi Tanda Masalah Jantung
Bestie, napas pendek bisa disebabkan oleh kondisi apapun yang mempengaruhi jantung dalam memompa darah. Berikut adalah beberapa masalah jantung yang bisa menyebabkan dispnea:
1. Gagal Jantung
Bestie, meskipun namanya ‘gagal jantung’, bukan berarti jantung berhenti berdetak, namun jantung tidak mampu berfungsi secara maksimal. Kondisi ini menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru yang dikenal dengan edema paru.
Cairan tersebut menghambat proses pertukaran gas, sehingga menyebabkan dispnea, batuk, dan sesak napas.
Selain itu, dispnea karena gagal jantung kerap disertai dengan pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, tungkai, dan bagian tengah tubuh akibat jantung tidak kuat memompa darah dengan baik.
Pada tahap awal gagal jantung, kamu mungkin akan mengalami kesulitan bernapas setelah berolahraga, berpakaian, atau berjalan normal. Saat fungsi jantung melemah, kamu mungkin akan mengalami napas pendek saat beraktivitas atau bahkan saat berbaring.
2. Angina
Angina atau lebih dikenal dengan istilah angin duduk merupakan kondisi ketika aliran darah ke otot jantung mengalami keterbatasan. Biasanya disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner.
Kondisi ini bisa menyebabkan dispnea sebagai respon tubuh terhadap kekurangan oksigen. Dispnea karena angina bisa terjadi saat melakukan aktivitas fisik atau stres, atau ketika jantung memerlukan oksigen yang lebih banyak.
3. Serangan jantung
Serangan jantung merupakan kondisi di mana suplai darah ke sebagian otot jantung terputus akibat penyumbatan pembuluh darah koroner yang membawa darah ke jantung.
Nah, dispnea merupakan salah satu tanda atau gejala dari serangan jantung akibat kehilangan suplai oksigen ke otot jantung. Kondisi ini juga bisa disertai dengan nyeri dada dan sesak napas.
4. Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium merupakan kelainan irama jantung yang ditandai dengan detak jantung tidak teratur. Kondisi ini bisa mengganggu aliran darah yang normal dalam jantung sehingga memicu dispnea.
Napas Pendek Tanda Gangguan Fungsi Paru-Paru
Selain penyakit jantung, napas pendek juga bisa menjadi tanda adanya gangguan pada fungsi paru. Berikut adalah beberapa penyakit paru yang bisa menyebabkan dispnea:
1. Pneumonia
Salah satu gangguan paru yang ditandai dengan napas pendek adalah pneumonia, yaitu peradangan pada jaringan paru-paru yang menyebabkan penumpukan cairan dan zat-zat lain dalam paru sehingga mengganggu proses pertukaran oksigen. Dampaknya, penderita pneumonia sering mengalami kesulitan bernapas dan dispnea.
2. Asma
Selain pneumonia, napas pendek juga bisa menjadi tanda penyakit asma, yaitu kondisi kronis di mana saluran pernapasan menjadi meradang dan menyempit.
Saat radang, saluran napas menghasilkan lendir berlebih dan menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan tertentu. Kondisi ini bisa menyebabkan penderita asma mengalami serangan dispnea yang parang, dan sering kali disertai dengan mengi.
3. Emboli Paru
Dispnea bisa menjadi tanda penyakit emboli paru, yaitu kondisi di mana gumpalan darah atau zat lain yang disebut embolus masuk ke dalam arteri paru-paru dan menyumbat.
Nah, kondisi ini bisa memotong pasokan darah ke bagian paru-paru dan menyebabkan dispnea, nyeri dada, atau gejala lain yang lebih buruk.
4. PPOK
Dilansir dari Kemenkes RI, penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK merupakan kumpulan penyakit paru-paru jangka panjang.
Penyakit ini bisa menghalangi aliran udara dari dalam paru sehingga pengidap mengalami kesulitan bernapas atau napas pendek.
Umumnya, PPOK merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis dan emfisema.
Bronkitis sendiri merupakan infeksi pada saluran udara menuju paru yang menyebabkan pembengkakan dinding bronkus sehingga menghasilkan produksi cairan berlebih di saluran udara.
Sementara emfisema merupakan kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap.
Itulah beberapa penyakit yang umumnya ditandai oleh gejala dispnea. Selain gangguan pada paru dan jantung, dispnea juga bisa dipicu oleh faktor psikologis, seperti cemas atau stres.
Berbagai Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Dispnea agar Napas Lebih Lega
Dispnea bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, mengganggu aktivitas maupun istirahat, bahkan menurunkan kualitas hidup.
Oleh karena itu, pertolongan pertama untuk mengatasi dispnea sangat diperlukan agar kondisi tersebut bisa mereda dan tidak berujung buruk. Berikut adalah beberapa langkah pertolongan dispnea:
- Duduk atau berdiri tegak untuk mengurangi tekanan pada paru-paru dan memungkinkan lebih banyak udara masuk ke dalam saluran udara.
- Tarik napas perlahan dan dalam untuk membantu mengontrol perasaan sesak dan meningkatkan aliran oksigen ke paru-paru.
- Buka jendela atau ventilasi agar ada sirkulasi udara yang baik.
- Coba tenang dan atur napas.
- Hubungi bantuan medis.
Selain itu, kamu juga bisa konsumsi Vitasma untuk meredakan atau mencegah dispnea.
Vitasma merupakan obat herbal yang terbuat dari madu hutan dan formulasi tanaman herbal seperti rimpang jahe, daun cakar ayam, kayu manis, jinten hitam, daun mint, dan daun saga yang memiliki manfaat untuk meredakan batuk dan melegakan tenggorokan.
Dilengkapi dengan flavonoid dan antioksidan aktif, Vitasma 4 kali lebih efektif meringankan radang paru-paru atau ISPA, seperti asma, batuk kronis, dan batuk menahun.
Vitasma juga dilengkapi oleh probiotik yang mampu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh di musim hujan.
Jangan khawatir, Vitasma juga aman dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui tanpa menimbulkan efek samping.
Itulah beberapa informasi cara mengatasi gangguan pernapasan. Jika kamu tertarik dengan artikel kesehatan pernapasan lainnya, kunjungi laman blog kami di www.vitasma.com.
Tinggalkan komentar