Mengupas Mitos dan Fakta Seputar Asma (7 Mitos yang Dipercaya Masyarakat)

Ina Siti Aisah

Gaya Hidup


“Bawa selimut di sana dingin, takut asmanya kambuh”. Banyak sekali mitos tentang asma yang beredar di masyarakat, salah satunya yaitu udara dingin bisa memicu asma. Lantas, benarkah demikian?

Dalam artikel ini, Minva akan mengupas mitos dan fakta seputar asma. Jangan sampai dilewatkan, ya!

Mengupas Mitos dan Fakta Seputar Asma

mitos dan fakta seputar asma

Sebelum mengupas mitos dan fakta seputar asma lebih dalam, mari kita kenali dulu apa sebenarnya asma. 

Menurut situs RSUD Soewandhi Surabaya, asma adalah kelainan yang berupa peradangan kronik pada saluran pernapasan yang menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktivitas bronkus) sehingga menyebabkan gejala episodik berulang, berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk di malam hari. 

Sederhananya, asma adalah kondisi ketika saluran udara meradang, menyempit, membengkak, dan menghasilkan lendir berlebih sehingga menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas. 

Penyebab asma ini belum diketahui secara pasti,  namun para peneliti menyebutkan ada beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu asma, di antaranya adalah:

  • Alergen.
  • Faktor genetik.
  • ISPA tertentu selama masa kanak-kanak.

Meskipun asma adalah kondisi yang umum dan banyak diteliti, masih banyak mitos dan kesalahpahaman yang beredar di masyarakat. Berikut adalah mitos dan fakta seputar asma:

Baca Juga: 5+ Pola Hidup bagi Penderita Asma agar Tetap Produktif

Mitos : Asma Hanya Dialami Oleh Anak-anak

mitos dan fakta seputar asma

Mitos dan fakta seputar asma yang paling sering muncul di masyarakat adalah asma hanya dialami oleh anak-anak.

Faktanya, asma dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. Meskipun banyak kasus asma pertama kali didiagnosis pada masa kanak-kanak. Padahal, asma juga dapat berkembang pada orang dewasa. 

Menurut American Lung Association, asma pada orang dewasa bisa dipicu oleh faktor lingkungan atau paparan zat tertentu di tempat kerja, yang dikenal sebagai occupational asthma.

Mitos : Penderita Asma Tidak Boleh Berolahraga

Mitos dan fakta seputar asma yang sering disalah artikan masyarakat adalah penderita asma tidak boleh berolahraga atau kecapean karena bisa memicu kekambuhan asma. 

Faktanya, penderita asma disarankan untuk tetap aktif secara fisik, karena olahraga memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan kapasitas paru-paru dan memperkuat otot-otot pernapasan. 

Adapun jenis olahraga yang dianjurkan bagi penderita asma meliputi berenang, berjalan, dan bersepeda. 

Selain itu, penderita asma penting untuk melakukan pemanasan yang baik dan menggunakan obat yang diresepkan untuk mencegah gejala asma selama berolahraga. 

Studi yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine menunjukkan bahwa dengan manajemen yang tepat, penderita asma dapat berpartisipasi dalam olahraga dengan aman dan bahkan mencapai tingkat kebugaran yang tinggi.

Mitos : Asma Adalah Penyakit Menular

Mitos dan fakta seputar asma yang berikutnya adalah asma bisa menular. Faktanya, asma bukanlah penyakit menular. Asma disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, bukan oleh infeksi virus atau bakteri. 

Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang tertular asma dari penderita lainnya. Faktor-faktor seperti polusi udara, alergen, dan stres dapat memicu gejala asma pada individu yang rentan, tetapi tidak menyebabkan asma itu sendiri menular.

Mitos : Asma Dapat Disembuhkan Sepenuhnya

mitos dan fakta seputar asma

Mitos dan fakta seputar asma yang berikutnya adalah asma bisa disembuhkan sepenuhnya. Banyak sekali iklan yang menyebutkan bahwa asma bisa disembuhkan. Padahal, pengobatan hanya meredakan gejala dan mencegah kekambuhan, bukan 100% menyembuhkan asma. 

Hingga saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan asma sepenuhnya. Namun, asma dapat dikendalikan dengan pengobatan dan manajemen yang tepat. Menggunakan inhaler pencegah untuk mengurangi peradangan saluran napas dan inhaler pelega untuk meredakan gejala saat serangan adalah strategi yang efektif untuk mengelola asma. 

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), dengan manajemen yang tepat, penderita asma dapat menjalani hidup yang aktif dan sehat.

Mitos : Semua Penderita Asma Mengalami Gejala yang Sama

Mitos dan fakta seputar asma yang paling sering membingungkan adalah semua penderita asma bisa mengalami gejala yang sama.

Faktanya,  gejala asma dapat bervariasi secara signifikan antara individu. Beberapa penderita mungkin hanya mengalami gejala ringan dan jarang, sementara yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih parah dan sering. 

Pemicu asma juga berbeda-beda, mulai dari alergen, aktivitas fisik, hingga stres emosional. Oleh karena itu, penting bagi setiap penderita asma untuk memahami pemicu dan gejala spesifik mereka serta bekerja sama dengan dokter untuk mengembangkan rencana pengelolaan asma yang sesuai.

Mitos : Inhaler Bisa Menyebabkan Ketergantungan

Mitos dan fakta seputar asma berikutnya yaitu infaler bisa bikin ketergantungan. Faktanya, Inhaler adalah alat yang aman dan efektif untuk mengelola asma. 

Tidak ada bukti bahwa penggunaan inhaler sesuai dengan resep dokter dapat menyebabkan ketergantungan. Inhaler pencegah (preventer inhalers) digunakan secara teratur untuk mengurangi peradangan dan mencegah serangan asma, sementara inhaler pelega (reliever inhalers) digunakan untuk meredakan gejala akut. 

Penggunaan inhaler secara tepat adalah kunci untuk mengontrol asma dan mencegah komplikasi. Menurut World Health Organization (WHO), inhaler adalah salah satu cara paling efektif untuk mengirimkan obat langsung ke paru-paru dengan efek samping minimal.

Mitos : Asma Hanya Terjadi di Lingkungan Tertentu

Mitos dan fakta seputar asma yaitu lokasi lingkungan. Asma dapat terjadi di berbagai lingkungan, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Meskipun faktor lingkungan seperti polusi udara dan alergen dapat memperburuk gejala asma, kondisi ini tidak terbatas pada lingkungan tertentu. 

Penyebab dan pemicu asma sangat bervariasi dan dapat ditemukan di berbagai tempat. Misalnya, tungau debu dan bulu hewan peliharaan adalah pemicu umum di lingkungan rumah, sementara polusi udara dan asap kendaraan lebih umum di daerah perkotaan.

Itulah beberapa mitos dan fakta seputar asma yang sering beredar di masyarakat. Asma merupakan penyakit serius, bahkan menurut Kemenkes RI, 4.5 % masyarakat Indonesia mengalami asma. Oleh karena itu, penting untuk kita melakukan pengendalian asma dengan tepat. Jadi, jangan sampai keliru lagi untuk membedakan mitos dan fakta seputar asma, ya!

Tips Penanganan Tepat untuk Penderita Asma

mitos dan fakta seputar asma

Memahami mitos dan fakta seputar asma diharapkan bisa membantu memberikan penanganan yang tepat. Dalam penanganannya, terdapat dua hal yang perlu dilakukan, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Oleh karena itu, penderita asma penting untuk menjalani pengobatan ke dokter untuk mendapatkan obat pereda asma. 

Namun, di samping proses pengobatan, penderita asma juga perlu menghindari hal-hal yang bisa menjadi pemicu kekambuhan gejala, seperti:

Zat Alergen

Alergen adalah salah satu pemicu asma yang paling umum. Paparan terhadap zat-zat tertentu dapat menyebabkan reaksi alergi yang memicu gejala asma. Beberapa alergen yang sering memicu asma meliputi:

  • Debu rumah: Tungau debu yang hidup di kasur, bantal, dan karpet adalah pemicu umum.
  • Bulu hewan peliharaan: Bulu, air liur, dan kulit mati hewan peliharaan dapat memicu asma.
  • Serbuk sari: Serbuk sari dari pohon, rumput, dan bunga dapat menyebabkan gejala asma, terutama selama musim tertentu.
  • Jamur: Spora jamur yang tumbuh di area lembab seperti kamar mandi dan ruang bawah tanah dapat memicu asma.

Polusi Udara

Polusi udara, baik di dalam maupun di luar ruangan, merupakan pemicu signifikan untuk gejala asma. Polutan udara yang dapat memicu asma meliputi:

  • Asap rokok: Merokok atau paparan asap rokok orang lain dapat memperburuk asma.
  • Asap kendaraan dan industri: Emisi dari kendaraan bermotor dan pabrik dapat memicu gejala asma.
  • Polusi dalam ruangan: Produk pembersih rumah tangga, parfum, dan cat dapat mengandung zat kimia yang memicu asma.

Untuk itu,hindari merokok dan paparan asap rokok, gunakan produk pembersih yang ramah lingkungan, dan pastikan ventilasi yang baik di dalam rumah.

Virus Infeksi Saluran Pernapasan

Infeksi virus, seperti flu dan pilek, dapat memicu atau memperburuk gejala asma. Anak-anak sering kali lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan peningkatan gejala asma.

Lakukanlah vaksinasi flu tahunan dan menjaga kebersihan tangan dapat membantu mencegah infeksi. Jika terkena infeksi, segera lakukan pengobatan dan konsultasi dengan dokter untuk mengelola gejala asma.

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang intens dapat memicu gejala asma, terutama jika udara dingin atau kering. Kondisi ini dikenal sebagai Exercise-Induced Bronchoconstriction (EIB).

Untuk mencegahnya, lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelahnya, serta menggunakan inhaler pelega sebelum aktivitas fisik, dapat membantu mengurangi risiko gejala asma.

Cuaca dan Perubahan Iklim

Perubahan cuaca, terutama udara dingin atau perubahan kelembapan, dapat memicu asma. Udara dingin dan kering dapat menyebabkan saluran napas menyempit, sedangkan kelembapan tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan jamur dan tungau debu.

Untuk mencegah kekambuhan, gunakan pakaian hangat dan masker saat berada di luar ruangan pada cuaca dingin dan menjaga kelembapan ruangan pada tingkat yang nyaman dapat membantu mengurangi gejala asma.

Emosi Dan Stres

Stres emosional, kecemasan, dan rasa takut dapat memicu gejala asma pada beberapa orang. Respons emosional yang kuat dapat mempengaruhi pernapasan dan memicu serangan asma.

Untuk mencegahnya, lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dapat membantu mengelola stres dan mengurangi risiko gejala asma.

Selain itu, untuk mencegah kekambuhan, jangan lupa konsumsi Vitasma. 

Vitasma merupakan madu yang diformulasikan dengan bahan herbal pilihan, seperti jahe, habbatussauda, daun cakar ayam, kayu manis, daun saga, dan jeruk nipis untuk mengatasi gangguan saluran pernapasan, seperti sesak napas, batuk terus menerus, dan gejala ISPA lainnya. 

obat batuk vitasma

Vitasma, Solusi Sesak Saat Mendesak

Dia yang memiliki kesehatan memiliki harapan; dan dia yang memiliki harapan, memiliki Segalanya.

Saya ingin Membeli Produk Vitasma Terbaik Sekarang!

Tinggalkan komentar

vitasma obat batuk alami

Madu Vitasma adalah madu herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami dengan khasiat untuk mengatasi masalah iritasi, infeksi, dan peradangan pada saluran pernapasan seperti batuk, sesak napas, sinusitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

2024 © Madu Vitasma