Epiglotitis: Kenali Gejala, Penyebab, Pengobatan

Rindi agustiana

Kesehatan


Siapa yang suka keselak saat makan dan terjadi saat kamu sedang berbincang dengan teman? Kamu tahu nggak sih… Saat kamu tersedak, itu arti nya katup pada belakang lidah terbuka.

Alhasil makanan yang harusnya masuk ke pencernaan, eh malahan nyasar ke saluran pernapasan. Nah, kondisi ini kerap kali disebut dengan epiglotitis. 

Penasaran apa itu epiglottitis? Yuk, simak informasinya lengkapnya sampai tuntas ya bestie!

Pengertian Epiglotitis dan Penyebabnya

Epitologtitis adalah bagian dari anggota tubuh yang bentuknya menyerupai daun dan letaknya ada pada bagian belakang lidah. Agak sulit untuk dilihat karena posisinya yang lumayan dalam, katup berbentuk daun memiliki fungsi menutup batang tenggorokan saat proses menelan makanan.

Sehingga, makanan yang ditelan tidak masuk pada saluran pernapasan. Apa jadinya jika katup berbentuk daun terbuka? Nah, yang terjadi adalah kamu akan tersedak serta apabila makanan yang masuk mengandung bakteri dan virus dapat menjadi risiko peradangan. 

Tapi, tahukah kamu? Epiglotitis umumnya dapat terjadi pada berbagai kalangan. Namun, penyakit ini lebih sering menginfeksi anak-anak usia 2 hingga 5 tahun. Mengapa begitu? 

Karena, daya tahan tubuh anak seusia ini masih cenderung tidak stabil sehingga bakteri dan virus mudah untuk berkembang. 

Jadi, apa itu gangguan epiglotitis? Menurut Medical News Today tahun 2018, gangguan ini merupakan peradangan pada bagian epiglotis akibat infeksi bakteri yang identik dengan rasa nyeri saat kamu menelan makanan, kesulitan bernapas, hingga radang tenggorokan. 

Sudah paham ya bestie?

Melansir dari laman resmi Siloam Hospitals tahun 2023. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Influenza tipe B (Hib).  Menurut Medical News Today, virus ini telah menjadi penyebab gangguan kesehatan sebanyak 2.562 setiap tahunnya pada semua usia. 

Bagaimana bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh anak-anak dan usia lanjutan? Jadi, bakteri ini umumnya masuk ke dalam tubuh melalui ingus dan air liur yang tidak sengaja dihirup karena tidak menjaga jarak aman dengan orang lain di tempat umum. 

Maka dari itu, pastikan jaga jarak aman jika kamu punya anak usia 2 hingga 5 tahun di tempat umum.

MinVa Kasih Edukasi Lainnya: Emfisema – Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Lainnya

Selain infeksi akibat bakteri, penyakit ini juga bisa dipicu oleh aktivitas seperti: 

  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang masih panas sehingga mengakibatkan iritasi pada lidah
  • Menggunakan senyawa kokain
  • Adanya cedera tenggorokan akibat luka tusuk atau luka tembak
  • Terpapar asap kimia dalam jangka panjang
  • Infeksi akibat bakteri Streptococcus A, B, C dan Streptococcus pneumoniae

Begitu ya bestie… 

Yuk kita lanjut lagi ya, masih banyak lho fakta menarik seputar epiglotitis lainnya!

Kenali Gejala Epiglotitis

Akibat dari infeksi bakteri yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini dapat berakibat negatif hingga fatal akibat adanya pembengkakan jaringan.

Mengapa bisa begitu? Karena akan menimbulkan sumbatan pada saluran napas. Alhasil, kamu kesulitan bernapas dan bisa menjadi risiko gagal napas. 

Secara keseluruhan, epiglotitis memiliki gejala umum seperti: 

  • Kesulitan menelan
  • Nyeri tenggorokan
  • Sulit bernapas
  • Cenderung membungkuk ke depan ketika mengambil napas
  • Tubuh menggigil di beberapa kesempatan
  • Demam
  • Terus mengeluarkan liur jika pada bayi
  • Ngorok saat tidur
  • Anak sering rewel tanpa sebab

Gejala-gejala di atas harus diperhatikan ya bestie. Mengapa? Karena, jika ini terjadi pada bayi maka perkembangan gejalanya semakin cepat. Sehingga, akan berpengaruh kepada kesehatan pernapasan bayi. 

Lalu, kapan harus ke dokter? 

Melansir dari berbagai sumber, jika anak-anak atau orang dewasa terlalu sering kesulitan menelan di tambah dengan gejala-gejala di atas. Maka, segerakan untuk mengunjungi dokter. 

Hal ini karena epiglotitis bisa menghambat oksigen masuk ke dalam tubuh sehingga menjadi risiko kematian pada bayi. 

Lantas, apa yang terjadi apabila epiglotitis tidak ditangani sedari dini? Maka yang terjadi adalah terjadinya komplikasi seperti gagal napas serta penyebaran infeksi bakteri yang mengakibatkan penyakit lain yaitu meningitis, infeksi darah, hingga pneumonia. 

Cara Mengobati Epiglotitis

Menurut laman resmi kesehatan Siloam Hospitals, pengobatan dilakukan dengan tujuan membuka jalan napas agar penderita penyakit ini mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.

Setelahnya, dokter dan tenaga medis lainnya akan membantu memberikan jenis pengobatan yang efektif seperti: 

  • Pemberian obat pereda nyeri
  • Memberikan antibiotik sesuai resep 
  • Memberikan cairan infus agar nutrisi terpenuhi meskipun kesulitan menelan
  • Pemberian obat lainnya seperti corticosteroid

Cara Mencegah Epiglotitis

Medical News Today tahun 2018 telah merilis cara-cara mencegah penyakit ini yang terbilang cukup sederhana dan butuh konsisten dari diri sendiri maupun orang tua si anak. Berikut cara mencegahnya: 

  • Melakukan vaksinasi Hib sesuai jadwal yang ditentukan agar terhindar dari penularan bakteri
  • Lakukan vaksinasi DPT dan hepatitis B 
  • Ajarkan anak mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun sebelum makan dan setelah bermain
  • Pastikan kamu mencuci mainan anak-anak secara rutin
  • Pastikan jumlah kebutuhan serat tercukupi
  • Menghindari asap rokok bagi non perokok
  • Berhenti merokok
  • Lakukan imunisasi bagi bayi

Itulah tadi informasi menarik seputar Epiglotitis. Apabila kamu merasakan gejala sesak napas dari penyakit ini cobalah untuk konsumsi Vitasma agar sesak napas kamu reda dan kamu dapat beraktivitas dengan bebas. 

obat batuk vitasma

Vitasma, Solusi Sesak Saat Mendesak

Dia yang memiliki kesehatan memiliki harapan; dan dia yang memiliki harapan, memiliki Segalanya.

Saya ingin Membeli Produk Vitasma Terbaik Sekarang!

Tinggalkan komentar

vitasma obat batuk alami

Madu Vitasma adalah madu herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami dengan khasiat untuk mengatasi masalah iritasi, infeksi, dan peradangan pada saluran pernapasan seperti batuk, sesak napas, sinusitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

2024 © Madu Vitasma