Apakah kamu pernah mengalami batuk? Tenang, jangan panik dan jangan khawatir karena batuk adalah refleks alami tubuh dalam mengeluarkan benda-benda asing. Lalu bagaimana dengan batuk berdarah?
Apakah itu juga normal? Yuk kita cek informasi selengkapnya!
Batuk Berdarah
Hemoptysis atau batuk berdarah merupakan kondisi saat batuk menghasilkan darah dari dalam tubuh. Seringkali batuk berdarah menjadi pertanda tentang gejala suatu penyakit.
Tingkat keparahan batuk berdarah diukur dari jumlah darah yang dikeluarkan serta frekuensi terjadi. Darah yang dikeluarkan bisa berasal dari hidung, tenggorokan, saluran pernapasan bagian atas, dan paru-paru.
Paru-paru dan organ di sekitarnya diisi oleh banyak pembuluh darah, termasuk arteri yang membawa oksigen dan nutrisi ke paru-paru, serta pembuluh kapiler yang menyerap oksigen dari paru-paru dan membawanya ke seluruh tubuh. Pembuluh darah yang rusak atau terkena penyakit akan menyebabkan darah ikut keluar saat batuk.
Orang yang mengalami batuk berdarah akan merasakan nyeri dada dan kesulitan bernapas. Batuk berdahak bisa ringan bahkan bisa sampai mengancam jiwa.
Beberapa ciri batuk berdarah parah yaitu darah yang dikeluarkan lebih dari setengah cup dalam waktu 24 jam, kesulitan bernapas, dan pusing.
Berdasarkan penyebab dan tingkat keparahannya, batuk berdarah dapat ditangani dengan berbagai cara seperti mengonsumsi obat, mendapatkan rawat inap untuk memperoleh pemantauan medis, menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator, hingga tindakan prosedur seperti operasi.
Baca Juga: BURNOUT KERJA? KENALI APA ITU BURNOUT DAN CARA MENGATASINYA!
Penyebab Batuk Berdarah
Batuk berdarah berpotensi terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan kesehatan pada sistem pernapasan atau memiliki kebiasaan untuk batuk terlalu keras yang bisa mengiritasi saluran pernapasan.
Secara umum, penyebab batuk berdarah yang paling sering ditemui yaitu tuberkulosis (TB), infeksi saluran pernapasan, asma, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru, serta pneumonia.
Dalam kasus khusus, batuk berdarah disebabkan oleh penyakit yang cukup serius dan harus segera mendapatkan penanganan medis. Artikel ini akan membahas lima penyebab batuk berdarah yang paling umum, yaitu:
Bronkiektasis
Bronkiektasis merupakan kondisi ketika bronkus dan saluran pernapasan mengalami kerusakan dan pelebaran, sehingga menyebabkan penumpukan lendir pada paru-paru.
Bronkiektasis memiliki gejala yang meliputi batuk berdarah, batuk kronis disertai dahak berwarna bening, kuning pucat, atau kuning kehijauan, infeksi saluran pernapasan yang sering kambuh, mengi, gejala demam, hingga clubbing finger.
Umumnya, bronkiektasis disebabkan oleh penyakit menurun fibrosis kistik, yang menyebabkan lendir dalam tubuh menjadi kental dan lengket karena adanya kelainan pada gen yang mengatur aliran cairan dan garam pada sel.
Diagnosis dilakukan dengan computed tomography (CT) scan, tes darah, cek dahak untuk melihat bakteri atau jamur, serta spirometri untuk mengetahu fungsi paru-paru.
Penderita bronkiektasis membutuhkan perawatan dan penangangan berkelanjutan, seperti pembersihan saluran napas, penggunaan inhaler, antibiotik, dan sebagainya. Pada kasus bronkiektasis parah, diperlukan rawat inap untuk monitoring, alat bantu napas, ventilator, dan operasi.
Bronkitis Akut
Bronkitis akut merupakan peradangan yang terjadi pada selaput lendir (mukosa) bronkus dan saluran pernapasan. Penyakit ini umum disebabkan oleh virus seperti influenza (flu) yang bisa menular oleh infeksi jangka pendek yang disebarkan dari orang ke orang. Penularan penyakit ini bisa dari lendir yang keluar saat batuk, bersin, atau ketika berbicara.
Gejala bronkitis akut yang paling umum yaitu batuk terus menerus hingga beberapa minggu, terdapat bercak darah dalam dahak, nyeri dada, otot, dan punggung, sakit kepala, dan gejala meriang lainnya yang bisa hilang dalam beberapa minggu.
Diagnosis dilakukan dengan beberapa tes, seperti rontgen dada, analisis gas darah arteri untuk mengetes jumlah oksigen dalam darah, hingga tes fungsi paru.
Ada beberapa upaya pencegahan bronkitis akut, seperti berhenti merokok dan melindungi diri dari paparan asap rokok, melakukan vaksin secara rutin, biasakan perilaku hidup bersih dan sehat mulai dengan rutin mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, khususnya bagi penderita penyakit paru obstruktif kronik, dan menghindari alergen seperti debu, asap, dan polutan.
Tuberkulosis (TB)
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi paru-paru oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada beberapa kasus, tuberkulosis bisa menginfeksi bagian tubuh lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.
Data WHO tahun 2020 menyebutkan bahwa terdapat 1,5 juta kasus kematian yang disebabkan oleh tuberkulosis, serta menempati peringkat kedua dalam daftar penyakit menular paling mematikan setelah COVID-19.
Penderita tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 845 ribu kasus, menempati peringkat ketiga dengan kasus TBC terbanyak di dunia setelah India dan Cina.
Penyakit ini dapat berujung fatal jika tidak segera ditangani. Meskipun mengerikan, faktanya penyakit tuberkulosis bisa dicegah dan disembuhkan loh!
Gejala TBC yang harus disadari sejak dini yaitu batuk disertai dahak atau darah yang terjadi selama lebih dari tiga minggu, muncul gejala demam, sering berkeringat di malam hari, badan menjadi mudah lelah, terjadi penurunan berat badan, dan nyeri dada. Penyakit ini bisa menular dengan mudah. Maka dari itu, hindari interaksi dengan orang yang terjangkit TBC.
Diagnosis penyakit TBC dilakukan dengan beberapa rangkaian tes. Pada tahap awal, akan dilakukan pemeriksaan fisik serta identifikasi gejala. Kemudian, dilakukan tracking untuk mengetahui faktor resiko.
Lalu akan dilakukan tes tuberkulin dan tes lain seperti pemeriksaan sampel dahak dan tes darah untuk mengetahui keberadaan Mycobacterium tuberculosis.
Pencegahan penyakit TBC bisa dilaksanakan dengan beberapa cara berikut:
- Lakukan vaksinasi Bacille Calmette-Guerin (BCG) bagi anak-anak dalam rangkaian program imunisasi dan untuk orang-orang yang memiliki faktor risiko.
- Gunakan masker, jika ada salah satu anggota keluarga ada yang terinfeksi TBC. Pisahkan ruangan dan peralatan bagi orang yang terkena TBC, dan jauhkan anak-anak dari orang yang terkena TBC.
- Hindari pertemuan yang dihadiri oleh banyak orang.
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan rutin mencuci tangan pakai sabun.
- Hindari pemakaian pakaian yang basah atau setengah basah.
- Terapkan etika batuk dan bersin.
- Bersihkan saluran AC dengan rutin dan pastikan rumah memiliki ventilasi yang baik.
Kanker
Kanker paru-paru merupakan penyakit kanker yang paling umum ditemui di Indonesia. Di kancah global, kanker ini bahkan menjadi kanker penyebab kematian pertama pada pria dan kedua pada wanita.
Umumnya, kanker paru-paru diidap oleh perokok. Namun, tidak mentup kemungkinan bukan perokok juga bisa terserang kanker paru-paru akibat paparan asap yang sering dihirup.
Penyakit ini bisa menyebabkan pendarahan pada paru-paru. Seringkali kanker paru-paru tidak menunjukkan gejala di awal. Oleh karena itu, penting untuk melakukan cek kesehatan agar penyakit berbahaya bisa diketahui lebih dini.
Penderita kanker perlu mendapatkan perawatan khusus, seperti operasi, kemoterapi, maupun pengobatan lain seperti radioterapi dengan sinar X untuk membunuh sel kanker.
Infeksi Jamur
Batuk berdarah yang disebabkan oleh infeksi jamur umumnya terjadi pada orang yang memiliki ketahanan imun rendah, pernah terinfeksi TBC, maupun pada penderita penyakit paru obstruktif kronis.
Jamur yang dapat menyebabkan infeksi umumnya dari jenis Aspergillus dan Mucor. Infeksi jamur bisa ditangani dengan menggunakan obat antijamur dalam jangka waktu beberapa minggu.
Dalam kasus yang lebih parah, penderita batuk berdarah akibat infeksi jamur harus mendapatkan perawatan khusus seperti rawat inap agar bisa terpantau medis, alat bantu napas dan ventilator, operasi, hingga tindakan penutupan pembuluh darah.
Pengobatan Batuk Berdarah
Batuk berdarah ditangani sesuai dengan penyebabnya. Perawatan pertama yang didapatkan yaitu intubasi, pemberian ekstra oksigen, dan memiringkan badan dengan posisi paru-paru yang mengalami pendarahan lebih rendah dari yang lain, sembari dokter mencari penyebab pendarahan.
Selanjutnya, ketika dokter sudah menemukan sumber pendarahan, penderita akan diberikan obat untuk mempersempit pembuluh darah dan mempercepat penggumpalan darah, hingga terapi laser jika diperlukan.
Pada beberapa kasus, batuk berdarah juga membutuhkan tindakan operasi, yang meliputi operasi pengangkatan salah satu lobus paru hingga pengangkatan sebelah paru-paru pada penderita kanker paru.
Apabila batuk berdarah yang dialami tidak begitu parah, dokter akan memberikan antibiotik bagi penderita pneumonia atau TBC, kemoterapi atau radioterapi bagi pengidap kanker paru, serta steroid untuk kasus peradangan.
Demikian artikel seputar batuk berdarah. Alangkah baiknya jika kita dapat mencegah sejak dini dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, tidak merokok, dan menjaga diri dari hal-hal yang bisa menginfeksi.
Jangan lupa untuk selalu sedia Vitasma sebagai pertolongan pertama dalam mengatasi gejala asma, batuk, dan penyakit pernapasan lainnya.
Vitasma, bebas asma tanpa derita.
Tinggalkan komentar