Siapa yang tidak pernah terkena flu? Wah sepertinya hampir semua orang pernah mengalaminya ya? Gejala yang membuat tubuh tidak nyaman, mulai dari hidung dan mata berair, otot dan tubuh terasa nyeri dan mudah lelah, tubuh menggigil dan muncul keringat dingin, hingga kehilangan nafsu makan yang menyebabkan penurunan berat badan.
Nah tahukah kamu? Ternyata penyakit flu tidak hanya menyerang saluran pernapasan saja loh! Penyakit ini juga bisa menyerang tulang. Sebenarnya, istilah flu tulang tidak ada dalam dunia medis. Namun penyakit ini kerap menjadi gejala dari penyakit lain yang menimbulkan sendi kita terasa nyeri, bengkak, dan biasanya disertai dengan demam.
Apa Itu Flu Tulang?
Penyakit ini kerap disamakan dengan chikungunya, meskipun kedua penyakit ini berbeda. Penyakit flu tulang merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan di daerah tropis, seperti Afrika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Sebelum salah kaprah, kita harus mengetahui perbedaan antara flu tulang dengan chikungunya ya!
Seperti yang telah disebutkan di atas, flu tulang adalah penyakit yang bisa disebabkan oleh penyakit lain yang semakin parah dan membuat rasa nyeri pada sendi. Contoh paling mudah adalah ketika kita terserang influenza. Tentu saja kita akan merasakan nyeri pada sendi bukan? Makanya, yuk simak apa saja penyebab flu tulang ini!
Baca Juga: Asana yoga, Terapi Sehat Untuk Tubuh Tanpa Alat, Mudah Bangett!
Penyebab Flu Tulang
Nah, berbagai virus yang bisa menyebabkan flu sekaligus menimbulkan rasa nyeri pada sendi seperti parvovirus B19, chikungunya, serta virus yang memicu demam berdarah ini terkadang dikelompokkan ke dalam golongan virus rematik.
Chikungunya
Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari gigitan nyamuk. Jenis nyamuk yang bisa menyebabkan gejala nyeri sendi adalah Aedes albopictus dan Aedes aegypti. Jenis virus yang ditularkan oleh nyamuk ini bergenus alphavirus dan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti:
- Suhu tubuh meningkat hingga 40 derajat celcius, demam, dan terjadi pembengkakan sendi.
- Kepala terasa pusing, muncul ruam di kulit, mual, otot terasa nyeri, serta tubuh menjadi mudah lelah meskipun melakukan aktivitas ringan.
- Persendian bagian pergelangan kaki, punggung bawah, lutut, antar jari, serta pergelangan tangan terasa sakit.
Gejala chikungunya bisa muncul dalam waktu 3 hari dan virus masih bisa bertahan dalam tubuh bahkan hingga 7 hari. Hal itu menjadi media perantara virus untuk menyebar melalui nyamuk lain yang terinfeksi setelah menghisap darah dari penderita. Namun, kekebalan tubuh akan terbentuk pada orang yang pernah terserang penyakit ini, sehingga tidak terinfeksi lagi.
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pasti kita sudah tidak asing dengan nama penyakit ini ya! Demam berdarah dengue atau biasa disingkat dengan DBD ini merupakan penyakit hasil infeksi dari virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit ini pernah disebut dengan “break bone” karena menyebabkan gejala nyeri sendi dan otot.
Gejala yang muncul saat terkena DBD hampir mirip dengan chikungunya, yaitu demam tinggi, muncul ruam pada kulit, dan muncul rasa nyeri pada tulang serta otot. Pada kasus parah, demam dengue bahkan bisa menyebabkan pendarahan serius, tekanan darah turun secara tiba-tiba, hingga kematian.
Hal itu disebabkan oleh kerusakan serta kebocoran pembuluh darah akibat infeksi virus tersebut, sehingga jumlah trombosit (sel keping darah) dalam tubuh mengalami penurunan. Gejala DBD umumnya muncul dalam waktu 4-7 hari setelah infeksi, dan bisa berlangsung selama 10 hari. Sebelum terlambat, segera periksa dan konsultasi ke dokter jika terserang penyakit ini ya!
Influenza
Penyakit ini sudah tentu familiar di telinga kita, bukan? Influenza disebabkan oleh virus influenza yang menyerang saluran pernapasan. Nah, selain menimbulkan berbagai gangguan pernapasan, mulai dari sesak napas, batuk, demam, sakit kepala, dan hidung berair, virus ini juga menyebabkan rasa nyeri pada otot dan persendian.
Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Journal of Virology menyebutkan bahwa influenza yang menyebabkan flu tulang bisa sembuh dengan sendirinya. Meski demikian, penyakit ini juga bisa berkembang dan menyebabkan komplikasi yang lebih parah, khususnya pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun, lansia, dan pengidap penyakit kronis.
Rheumatoid Arthritis
Meskipun istilah ini memang jarang ditemui di kehidupan sehari-hari, namun ini adalah salah satu penyakit autoimun yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan dalam tubuh sendiri. Hal itu bisa menyebabkan peradangan yang parah pada sendi loh!
Jika penyakit ini dibiarkan tanpa mendapatkan perawatan yang tepat, peradangan bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain, seperti kulit, mata, paru-paru, jantung, bahkan pembuluh darah! Gejala penyakit yang muncul umumnya adalah demam, rasa nyeri pada tubuh, sendi terasa bengkak dan kaku. Segera hubungi dokter ya, kalau kamu merasakan gejala tersebut.
Osteomielitis
Istilah medis ini juga masih asing dan jarang ditemukan dalam bahasa yang umum ya? Namun, sedikit gambaran tentang osteomielitis yaitu salah satu penyebab flu tulang karena infeksi dan peradangan yang terjadi pada tulang serta sumsum tulang. Infeksi oleh bakteri atau jamur Staphylococcus masuk ke jaringan tulang dari aliran darah akibat cedera atau proses operasi.
Biasanya flu tulang akibat osteomielitis ini dialami oleh pasien yang sedang menjalani cuci darah. Bisa juga dialami oleh orang yang sedang mengidap beberapa kondisi medis, seperti infeksi setelah operasi caesar. Gejala osteomielitis yang muncul meliputi demam, tubuh terasa nyeri, mudah lelah, dan mual.
Cara Mengatasi Flu Tulang
Setelah kita tahu berbagai penyebab flu tulang, mari kita pelajari beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menanganinya. Flu tulang bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu 7-10 hari. Namun, beberapa kasus flu tulang kerap membutuhkan penanganan medis untuk membantu mengurangi gejala.
Obat yang diperlukan untuk membantu mengatasi gejala flu tulang antara lain:
- Paracetamol, sebagai penurun demam dan rasa nyeri akibat infeksi dan peradangan yang ringan hingga sedang. Sebaiknya, konsumsi paracetamol harus sesuai dengan anjuran dokter. Perlu diingat, obat ini harus diperhatikan karena bisa menyebabkan alergi dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi anak berusia kurang dari 2 tahun tanpa resep dokter.
- Aspirin, biasa digunakan untuk membantu meringankan demam dan nyeri. Sebelum mengonsumsi aspirin, kamu harus dapat diagnosis yang jelas dari dokter ya! Obat ini bisa menimbulkan efek samping pendarahan serta tukak lambung, sehingga bisa memperburuk kondisi penderita DBD. Jadi, konsumsinya harus sesuai resep dokter ya!
- Tramadol, untuk membantu mengurangi nyeri sedang. Penggunaan obat ini bisa menyebabkan efek samping seperti pusing, sakit kepala, mual, muntah, mengantuk, dan konstipasi.
- Methadone, untuk mengatasi nyeri berat yang bisa mengganggu aktifitas. Obat ini hanya bisa dikonsumsi oleh orang dewasa berusia lebih dari 18 tahun dengan resep dokter, dan bisa menimbulkan efek samping berupa perubahan emosi, gangguan tidur, gangguan mata, hingga membuat pernapasan menjadi lambat.
Selain menggunakan berbagai obat-obatan di atas, kamu juga bisa mengonsumsi Vitasma untuk membantu meringankan gejala flu saat terkena flu tulang ya! Vitasma sangat aman dikonsumsi oleh siapapun mulai dari anak berusia 2 tahun hingga orang dewasa, karena terbuat dari 100% herbal alami berkualitas dan berbahan dasar madu.
Selain itu, Vitasma juga bisa digunakan untuk menjaga saluran pernapasan dan mencegah berbagai macam penyakit pernapasan tanpa efek samping dan rasa ketergantungan loh! Jadi kamu tidak perlu ragu untuk selalu menyediakan Vitasma di kotak P3K ya!
Cukup dua sendok teh Vitasma sehari, bantu harimu lega kembali!
Tinggalkan komentar