Polusi Udara, Penyebab Penyakit ISPA dan Gangguan lainnya

Rindi agustiana

Kesehatan


Masalah lingkungan sejak dulu hingga saat ini menjadi isu sensitif yang terus dibahas bertahun-tahun. Tidak heran, perkembangan teknologi yang semakin hebat juga penyumbang penyebab kerusakan lingkungan terbesar. 

Salah satu kerusakan lingkungan yang dirasa merugikan masyarakat Indonesia saat ini adalah polusi udara di Jakarta dan beberapa kota metropolitan lainnya. 

Untuk hidup, setidaknya penduduk di seluruh Negeri membutuhkan suplai udara. Namun, apa yang akan terjadi jika udara terkontaminasi oleh zat kimia berbahaya. Simak selengkapnya seputar polusi udara yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Stay Tuned!

Pengertian Polusi Udara

Polusi udara atau pencemaran udara merupakan kondisi adanya lebih dari satu substansi fisik, kimia, dan biologi pada atmosfer atau udara sehingga kualitas udara berada pada titik membahayakan. 

Kementerian Kesehatan RI tahun 2002 menjelaskan jika polusi udara merupakan penurunan kualitas udara sampai pada tingkat tertentu sehingga udara tidak lagi dapat memenuhi fungsinya dengan baik. 

Polusi udara disebabkan karena masuknya zat, komponen lain, hingga energi ke dalam udara ambien akibat kegiatan manusia. 

Polusi udara merupakan bagian dari pencemaran lingkungan yang dapat mencemari air, cahaya, tanah, hingga suara. Dengan begitu, polusi udara berdampak besar pada kehidupan dan kesehatan manusia, tumbuhan, serta hewan. 

Baca Juga: KENALI LEBIH DEKAT PENCEMARAN UDARA YANG BERBAHAYA

Tidak hanya pada benda hidup, polusi udara juga dapat menyebabkan kerusakan properti sehingga merusak keindahan infrastruktur kota hingga pedesaan. 

Saat ini, kualitas udara yang buruk sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia. 

Hal ini dipicu sejak rilisnya Indeks Kualitas Udara Jakarta yang mencapai 125. Karena indeks kualitas udara yang buruk inilah Jakarta menempati posisi 9 di dunia sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia. 

Fenomena pencemaran udara kini menjadi ancaman sejak Dinas Kesehatan DKI Jakarta beberapa waktu lalu merilis meningkatnya kasus penderita infeksi saluran pernapasan dari Januari hingga Juni 2023 sebanyak 638.291 kasus infeksi akibat polusi udara. 

Tidak hanya itu, dilansir dari hasil Tim Riset, CNBC Indonesia pada 21 Agustus 2023, polusi udara di Jakarta sejak 2023 telah mengakibatkan setidaknya 8.100 kematian yang menyebabkan kerugian hingga US$2,1 miliar. 

Mencengangkan bukan?

Meski begitu, masyarakat tidak perlu khawatir karena saat ini berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk kembali membuat kualitas udara di DKI Jakarta dan sekitarnya aman. 

Penyebab Polusi Udara

Polusi udara yang ramai diperbincangkan karena mengakibatkan 8.100 kematian hingga penyebab meningkatnya penderita ISPA adalah kondisi yang wajib diketahui penyebabnya. 

Hal ini akan membantu setidaknya menumbuhkan rasa kesadaran mengurangi polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya untuk kenyamanan bersama. Berikut beberapa penyebab polusi udara dilansir dari berbagai sumber: 

Aktivitas Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil merupakan salah satu hasil alam yang dibentuk dari tumbuhan dan hewan di beberapa waktu lalu. Aktivitas pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batubara menghasilkan gas berbahaya bernama sulfur oksida dan karbon monoksida. 

Tentu saja, gas berbahaya ini biasanya keluar melalui cerobong asap perusahaan berkaitan sehingga menyebabkan polusi udara.

Kendaraan Bermotor

Kepadatan penduduk di DKI Jakarta dan sekitarnya tidak dipungkiri diikuti dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor. Seperti yang diketahui, kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas berupa asap yang dapat mencemari lingkungan.

Faktanya, saat ini pencemaran udara diakibatkan oleh emisi kendaraan bermotor yang menyumbang angka 70%. 

Perlu kamu ketahui, asap kendaraan bermotor menghasilkan timbal dan karbon monoksida, 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, 13-44% suspended particulate matter yang berbahaya bagi kesehatan tubuh dan kesehatan alam semesta. 

Industri dan Pabrik

Perusahaan manufaktur dan berbagai bidang perusahaan menyumbang karbon monoksida, hidrokarbon, senyawa organik, dan jenis bahan kimia berbahaya lainnya. 

Tidak heran, saat ini wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sedang mengalami polusi udara yang buruk karena termasuk wilayah metropolitan dimana berbagai bidang industri tersedia. 

Kegiatan Penambangan

Pertambangan yang melibatkan aktivitas mengambil mineral dari bawah permukaan bumi menggunakan alat berat menghasilkan debu dan bahan kimia pada udara saat proses penambangan berlangsung. 

Pembamgkit Listrik

Dilansir dari berbagai sumber, aktivitas pembangkit listrik di berbagai tempat dinilai tidak ramah lingkungan. Hal ini karena pembangkit listrik tenaga uap menghasilkan polusi karena aktivitas pembakaran batubara. Zat kimia berbahaya yang mencampuri udara dari pembangkit listrik berupa merkuri, arsen, timbal, dan lainnya. 

Tempat Pembuangan Akhir

TPA atau tempat pembuangan akhir mengakibatnya timbunan sampah yang membusuk dan apabila tidak segera dilakukan daur ulang dapat mengeluarkan gas metan yang apabila tersedia dalam jumlah banyak dan jangka panjang dapat menyebabkan pencemaran udara.

Sumber Daya Domestik

Tahukah kamu, efek dari sumber daya domestik seperti penggunaan mesin pendingin ruangan yang berlebihan, penggunaan cat kimia, produk pembersih hingga perlengkapan rumah tangga menghasilkan partikel tersuspensi atau yang dikenal dengan SPM. Partikel SPM disebabkan oleh debu, aktivitas pembakaran, dan lainnya. 

Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan

Indeks kualitas udara yang buruk di DKI Jakarta dan sekitarnya sejak 2023 dilansir dari laman resmi IQair pada 25 Agustus kini berada di angka 144. Artinya, kualitas udara saat ini tidak sehat bagi kesehatan tubuh dan makhluk hidup lainnya. 

Ini beberapa dampak polusi udara bagi kesehatan dilansir dari berbagai sumber: 

  • Menyebabkan risiko terkena kanker paru
  • Serangan asma akut bagi penderita asma dan risiko asma 
  • Bronkitis kronis
  • Risiko menderita PPOK atau penyakit paru obstruktif kronik
  • Gangguan mental
  • Risiko adanya penyakit autoimun
  • Gangguan belajar dan memori 
  • Risik munculnya penyakit jantung
  • Radang paru-paru
  • Risiko Infeksi saluran pernapasan atau ISPA 
  • Risiko kematian
  • Batuk terus menerus

Itulah tadi beberapa dampak buruk pencemaran udara bagi kesehatan tubuh yang bisa kamu pelajari. Gejala dampak buruk pencemaran udara pada kesehatan diawali dengan aktivitas batuk terus menerus atau tidak kunjung sembuh selama lebih dari 14 hari. Bahkan, batuk tak kunjung sembuh dapat menginfeksi setidaknya hingga 100 hari. 

Maka dari itu, meredakan gejala batuk tersebut baik pada anak-anak. remaja, orang dewasa, lansia, ibu hamil, serta ibu menyusui dengan obat herbal yang aman dikonsumsi dalam jangka panjang karena minim terhadap efek samping seperti Vitasma. 

Dengan begitu, risiko terkena dampak buruk pencemaran udara terminimalisir dan daya tahan tubuh terjaga secara optimal untuk mengurangi risiko iritasi atau peradangan akibat zat kimia berbahaya dari udara yang dihirup setiap hari. 

Selain mengkonsumsi obat pereda batuk sebagai gejala awal dan langkah menjaga pernapasan, kamu juga dapat mulai mencegah infeksi saluran pernapasan dengan rutin:

  • Menggunakan masker di luar ruangan
  • Konsumsi air mineral minimal 2 liter untuk cegah dehidrasi
  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi
  • Hindari konsumsi makanan yang terpapar debu di pinggir jalan
  • Pastikan rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
  • Istirahat yang cukup
  • Gunakan alat pelembab udara
  • Jaga kebersihan rumah 
obat batuk vitasma

Vitasma, Solusi Sesak Saat Mendesak

Dia yang memiliki kesehatan memiliki harapan; dan dia yang memiliki harapan, memiliki Segalanya.

Saya ingin Membeli Produk Vitasma Terbaik Sekarang!

Tinggalkan komentar

vitasma obat batuk alami

Madu Vitasma adalah madu herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami dengan khasiat untuk mengatasi masalah iritasi, infeksi, dan peradangan pada saluran pernapasan seperti batuk, sesak napas, sinusitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

2024 © Madu Vitasma