Kenali Lebih Dekat Pencemaran Udara Yang Berbahaya

Rindi agustiana

Pencemaran Udara

Sejak 26 Agustus 2023, laman resmi IQair menetapkan indeks kualitas udara di Jakarta saat ini menyentuh angka 88 ISPU. Artinya, tingkat pencemaran udara yang tadinya tidak sehat kini dianggap sedang. 

Meski begitu, pencemaran udara dengan indeks demikian tetap membutuhkan penanganan karena konsentrasi pencemaran udara bagi kelompok sensitif sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan pernapasan. 

Yuk, kenali lebih dekat mengapa pencemaran udara di DKI Jakarta dan kota metropolitan lainnya bisa terjadi dan jadi ancaman bagi kesehatan tubuh penduduknya. Simak…

Pengertian Pencemaran Udara dan Penyebabnya

Oksigen merupakan komponen pendukung kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang urgensinya tinggi dan diakui. Oksigen atau udara yang bersih umumnya memiliki komposisi yang bervariasi disesuaikan menurut di mana keberadaannya. 

Umumnya, udara yang bersih memiliki kandungan gas berupa nitrogen sebanyak 78%, oksigen 20,8%, argon 0,9%, karbon dioksida 0,03%, dan gas lainnya yang tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh sebanyak 0,27%. 

Pencemaran udara tidak memiliki komponen gas di atas? Iya… Betul. 

Baca Juga: BAHAYA DAMPAK POLUSI UDARA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

Pencemaran udara merupakan kondisi ketika kualitas udara rusak akibat kontaminasi zat yang dominan membahayakan bagi kesehatan tubuh. Namun, tidak menutup kemungkinan jika udara dikontaminasi oleh zat yang tidak berbahaya. 

Perlu kamu ketahui, pencemaran udara umumnya lebih sering terjadi di kota padat penduduk, penuh dengan industri, dan ramai kendaraan. Hal in karena beberapa faktor tersebut terus menghasilkan gas-gas yang mengandung zat-zat di batas kewajaran. 

Saat ini, sejak dirilisnya berita pencemaran udara di DKI Jakarta dan sekitarnya sudah membuktikan jika metropolitan memiliki faktor risiko terbesar munculnya polusi udara. 

Dilansir dari berbagai sumber, pencemaran udara dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: 

  • Pencemaran udara substansi Primer yaitu polusi udara yang disebabkan karena sumber pencemaran udara seperti pembakaran, hasil limbah industri, dan penggunaan sumber daya lainnya. 
  • Pencemaran udara substansi sekunder yaitu polusi udara yang disebabkan karena aktivitas reaksi substansi primer di atmosfer sehingga membentuk ozon dalam smog fotokimia. 

Tidak banyak diketahui, pencemaran udara faktanya tidak hanya terjadi di luar ruangan saja.

Menurut beberapa sumber, polusi udara dapat terjadi di dalam ruangan meskipun tidak secara langsung berhubungan dengan emisi global. Oleh karena itu, polusi udara atau pencemaran udara di dalam ruangan bisa disebabkan karena beberapa penyebab yaitu: 

  • Disebabkan oleh bahan sintetis seperti busa, karpet, pelapis dinding, dan furniture
  • Pembakaran bahan bakar seperti gas untuk memasak, pemanas ruangan yang di mana keduanya menghasilkan beberapa zat seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, hidrokarbon, nitrogen oksida, dan partikulat
  • Gas toksik dari dalam tanah yang masuk ke dalam ruangan
  • Produk konsumsi seperti perekam kosmetik, pestisida, asap tembakau dari rokok
  • Mikroorganisme

Adapun penyebab pencemaran udara di luar ruangan yang meyumbang setidaknya lebih banyak emisi gas berbahaya di udara, beberapa penyebabnya antara lain: 

  • Asap kendaraan bermotor
  • Aktivitas rumah tangga
  • Polutan akibat letusan gunung berapi
  • Kebakaran hutan
  • Aktivitas industri seperti industri batu bara
  • Timbunan sampah
  • Penebangan tanaman secara liar
  • Adanya pembangkit listrik terutama tenaga uap

Dari penjelasan diatas, apa yang menjadi alasan udara dinilai tidak sehat?

Nah, untuk mengetahui kualitas udara dikatakan baik atau tidak sehat maka perlunya mengetahui indeks standar pencemaran udara atau ISPU. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa tingkat konsentrasi polutan udara. Sehingga dampak pada kesehatan dan penduduk dapat diminimalisir sesegera mungkin. 

Ini penjelasan indeks standar pencemaran udara atau ISPU: 

  • Rentang 0-50, angka ini menunjukan jika kualitas udara baik sehingga tidak ada efek tertentu
  • Rentang 51-100, angka ini menunjukan kualitas udara yang sedang. Biasanya muncul perubahan kimia namun tidak terdeteksi, berbau, dan berpengaruh pada jarak pandang yang cenderung menurun
  • Rentang 101-1099, angka ini menunjukan kualitas udara yang tidak sehat. Kondisi udara tidak sehat berpengaruh terhadap kesehatan baik paru-paru dan jantung, serta mempengaruhi jarak pandang akibat banyaknya partikulat. 
  • Rentang 200-299, angka ini menunjukan kualitas udara yang sangat tidak sehat. Kualitas udara sangat tidak sehat ini akan memperbesar resiko serangan jantung, asma, bronkitis, hingga risiko kematian terbesar. 

Cara Mengatasi Pencemaran Udara

Upaya untuk memperbaiki kualitas udara yang buruk terdiri dari beragam cara mulai dari yang sederhana hingga cara tersulit namun efektif. Berikut beberapa cara mengatasi pencemaran udara yang bisa kamu lakukan dan implikasikan sesuai dengan kemampuanmu sehingga berkontribusi menjaga kualitas udara: 

  • Kurangi penggunaan bahan bakar fosil atau bahan bakar lainnya yang mengandung asap dan gas sehingga mengurangi risiko polutan di udara
  • Memperbanyak tanaman hijau atau setidaknya tanaman beberapa jenis tumbuhan di halaman rumah dan pusat kota
  • Bangun cerobong asap tinggi apabila industri berada di pemukiman
  • Menurunkan suhu gas buangan ke udara bebas
  • Larutkan gas buangan dari industri ke dalam air untuk mengurangi suhu panas
  • Melakukan penyaringan asap dengan berbagai cara seperti exhaust
  • Gunakan transportasi umum saat bepergian
  • Tidak membakar sampah sembarangan
  • Gunakan produk daur ulang
  • Konsumsi produk lokal
  • Kurangi aktivitas merokok
  • Batasi pemakaian mesin pendingin 
  • Melakukan reuse dan recycle
  • Menghemat energi listrik rumah tangga

Lakukan langkah-langkah di atas untuk membantu memperbaiki kualitas udara di tempat tinggalmu. Meskipun langkah sederhana dan yang paling mudah, usaha ini akan tetap membantu jika dilakukan terus berulang dan berkomitmen untuk tidak melakukan hal negatif sehingga memperburuk kualitas udara. 

Saat ini, DKI Jakarta dan sekitarnya dilanda polusi udara yang berdampak pada 600 ribu penduduk menderita ISPA dan setidaknya 8.000 kematian tercatat sejak Januari 2023 akibat udara yang tidak sehat. 

Maka dari itu, menjaga kesehatan daya tahan tubuh dan sistem pernapasan merupakan langkah penting untuk bisa bertahan dari udara yang tidak sehat. 

Kenali gejala awal gangguan sistem pernapasan sedari dini berupa batuk terus menerus atau tidak kunjung sembuh dan lakukan pengobatan dengan Vitasma karena terukti efektif memelihara, meredakan, dan meningkatkan kesehatan pernapasan. 

Selain itu, Vitasma aman dikonsumsi bagi anak-anak, remaja, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, dan penderita diabetes tipe-1. Yuk, jaga kesehatan pernapasan anggota keluargamu dengan Vitasma. 

Share

Artikel Terkait

Kategori

Tinggalkan komentar