Waspada Batuk Terus Menerus, Ini 5 Penyebabnya

isna hardika

Kesehatan


Batuk merupakan suatu hal yang wajar terjadi sebagai respon tubuh dalam mengeluarkan benda atau partikel asing yang terhirup melalui udara. Dilihat dari durasinya, batuk bisa dibagi menjadi batuk akut, batuk sub akut, dan batuk kronis.

Batuk akut berakhir kurang dari tiga minggu, sub akut terjadi antara tiga hingga delapan minggu, sedangkan batuk kronis berakhir lebih dari delapan minggu.

Meskipun merupakan respon alami tubuh, namun jika batuk terjadi secara terus menerus tentu saja akan mengakibatkan rasa yang tidak nyaman, seperti kurang tidur, otot dada terasa nyeri, hingga kebocoran urin yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dalam artikel ini, kita akan menyimak informasi mengenai pengertian, gejala, penyebab, dan cara menangani batuk terus menerus (persistent cough). Penasaran? Simak hingga akhir yaa…!

Apa Itu Batuk Terus Menerus/Persistent Cough?

Batuk terus menerus merupakan kondisi yang bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk alergi dan demam. Pada orang yang tidak merokok, umumnya batuk terus menerus disebabkan oleh asma, bronkitis, serta GERD (gastroesophageal reflux disease).

Biasanya dokter sering menyebut kondisi ini dengan istilah batuk kronis. Karena penyebab batuk terus menerus berbeda-beda, maka gejala yang terjadi perlu dikenali dengan benar agar mendapatkan penanganan yang tepat. Batuk terus menerus bisa merupakan batuk kering maupun batuk berdahak.

Gejala Batuk Terus Menerus

Pada mulanya, batuk terus menerus menunjukkan gejala yang sangat umum, seperti orang yang terkena flu akibat infeksi virus.

Gejala awal yang muncul yaitu hidung berair, tenggorokan sakit, demam, otot terasa nyeri, mual, telinga terasa sakit, dan mata merah sehingga banyak orang yang tidak menyadari akan bahaya yang sedang mengintai.

Penggunaan beberapa jenis obat bisa menyebabkan batuk, seperti obat golongan angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACE inhibitor) yang menyebabkan batuk kering berkelanjutan. Batuk terus menerus pada perokok bahkan bisa mengarah pada penyakit bronkitis kronis.

Ketahui yuk, Anak-Anak juga Bisa Terjangkit Bronkitis, Simak Ulasannya.

Batuk terus menerus bisa dibarengi dengan gejala lain, yang berkaitan erat dengan penyebabnya. Beberapa gejala yang kerap datang bersamaan dengan batuk yaitu demam, kesulitan bernapas, serta nyeri dada.

Selain itu, ada juga gejala yang hanya bisa dilihat dengan perlengkapan dokter seperti suara yang ditimbulkan saat bernapas, perubahan tekanan darah, serta kadar oksigen darah yang rendah.

Gejala lain yang kurang umum ditemui yang terjadi bersamaan dengan batuk terus menerus yaitu diare, kelelahan, nyeri sendi, hilang nafsu makan, muncul ruam pada kulit, hingga penurunan berat badan.

Apabila muncul gejala batuk berdarah, muncul lendir berwarna pink dan berbusa, sesak napas, kesulitan berbicara, demam tinggi, bengkak pada kaki, hingga detak jantung menjadi makin cepat, segera hubungi dokter.

Penyebab terjadinya batuk terus menerus

Penyebab paling umum yang dapat menimbulkan batuk terus menerus yaitu post nasal drip, asma, dan GERD. Lebih lengkapnya mari sama-sama lihat secara detail penyebab batuk yang terus menerus:

Post nasal drip

Merupakan penumpukan lendir yang berlebihan pada bagian belakang tenggorokan sehingga menyebabkan batuk terus menerus dan perasaan bernapas yang tidak lega. Hal ini bisa dipicu oleh alergen atau infeksi.

Post nasal drip bisa ditunjukkan dari tanda-tanda seperti tenggorokan terasa gatal dan sakit, mual karena penumpukan lendir, sering berdeham, sering meludah, napas bau, dan batuk parah di malam hari.

Meskipun tidak ditemukan adanya infeksi, namun orang yang terkena post nasal drip kerap merasakan pembengkakan pada amandel dan beberapa jaringan di tenggorokan yang menyebabkan rasa tidak nyaman serta membentuk benjolan.

Selain alergi dan infeksi bakteri, post nasal drip juga bisa disebabkan oleh radang membran mukosa hidung, obat yang bisa mengentalkan lendir, GERD, serta faktor usia. Penggunaan pil KB serta konsumsi obat tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir.

Diagnosis post nasal drip bisa dilakukan dengan cara pemeriksaan detail pada telinga, hidung, dan tenggorokan, endoskopi dengan menggunakan kamera untuk melihat hidung dan tenggorokan bagian dalam, serta dengan sinar X.

Post nasal drip sulit untuk disembuhkan dan memiliki penanganan yang berbeda-beda tergantung oleh penyebabnya. Beberapa langkah penanganan post nasal drip adalah sebagai berikut:

  • Penggunaan antibiotik jika infeksi disebabkan oleh bakteri. Selain itu bisa juga dengan menggunakan nasal spray, dekongestan, serta mencuci hidung dengan larutan salin. Dalam kasus sinusitis kronis, diperlukan operasi untuk membuka sinus yang tersumbat.
  • Cegah alergi dengan cara menghindari sumbernya. Penggunaan obat seperti antihistamin, dekongestan, semprotan hidung kromolin dan steroid, serta oral steroid bisa digunakan untuk meredakan gejala.
  • Perbaiki posisi tidur dengan meninggikan kepala sekitar 6-8 inchi dari tempat tidur, hindari makan dan minum minimal 3 jam sebelum tidur, kurangi berat badan, serta stop penggunaan kafein dan alkohol untuk menangani post nasal drip akibat GERD.
  • Perbanyak minum air agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

Asma

Asma terjadi karena adanya peradangan pada saluran bronkus yang menyebabkan saluran pernapasan menjadi bengkak dan sensitif sehingga udara yang masuk ke paru-paru menjadi tidak optimal.

Penyakit ini bisa dialami oleh semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Pada anak-anak, asma muncul karena adanya gen yang diturunkan oleh orang tuanya.

Sementara itu, pemicu paling sering dari kasus asma adalah alergen, seperti debu, polutan, dan bulu binatang peliharaan serta gaya hidup yang tidak sehat.

Gejala yang dialami oleh orang yang sedang asma yaitu batuk terus menerus, kesulitan bernapas, mengi (bunyi yang disebabkan oleh sempitnya saluran pernapasan), dan dada terasa sakit. Gejala ini muncul semakin parah pada malam hari atau setelah berolahraga.

Asma tidak bisa sembuh total, namun bisa diberikan perawatan khusus agar frekuensi kambuh menurun. Ketika serangan asma muncul, bisa dilakukan tindakan pertolongan pertama dengan cara menghentikan aktivitas dan menenangkan diri, menggunakan obat atau alat bantu pernapasan, serta segera bawa ke dokter.

Sementara itu, untuk mencegah asma kambuh bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan menghindari alergen yang bisa memicu asma, menggunakan obat asma sesuai anjuran dokter, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta rutin mengecek kesehatan paru-paru dengan peak flow meter.

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

GERD merupakan penyakit kronis pada lambung yang disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan akibat lemahnya sfingter esofagus bagian bawah. Penderita GERD akan merasakan sensasi terbakar atau panas di dada ketika asam lambung naik.

Gejala tersebut bisa muncul lebih dari dua kali dalam seminggu. Apabila tidak ditangani segera, dapat memicu komplikasi yang lebih serius. Selain rasa panas di dada, penderita GERD juga akan mengalami mual, dada terasa sakit, sulit menelan, batuk terus menerus, suara menjadi serak, serta bau mulut.

Untuk meredakan gejala GERD, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, dengan menjaga berat badan, berhenti merokok, menghindari makan besar sebelum tidur, serta menaikkan posisi kepala lebih tinggi sekitar 15-20 cm saat tidur untuk mencegah naiknya asam lambung.

Selain itu, gejala GERD dapat juga diringankan dengan konsumsi obat over the counter (OTC) sesuai anjuran dokter seperti antasida ketika muncul gejala ringan hingga sedang, H2 blockers untuk mengurangi jumlah asam dalam perut, atau proton pump inhibitor (PPI).

Beberapa penderita memilih untuk melakukan perawatan mandiri. Namun, apabila tidak konsultasi dengan dokter terlebih dahulu, hal itu justru membuat gejala memburuk, seperti:

  • Konsumsi larutan baking soda, yang dapat menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, sakit kepala, hingga diare jika dikonsumsi berlebihan.
  • Mengunyah permen karet yang bisa merangsang produksi liur yang sifatnya basa. Hingga sekarang, belum ada hasil penelitian mutakhir yang menyatakan bahwa air liur yang bersifat basa bisa membantu menetralkan asam pada mulut dan tenggorokan.
  • Konsumsi jahe untuk mengatasi mual dan asam pada perut. Faktanya, mengonsumsi jahe terlalu banyak justru dapat menyebabkan iritasi pada esofagus.
  • Minum susu yang mengandung basa alami. Meski pada awalnya susu dapat meredakan gejala asam yang muncul, namun lemak dan protein yang terkandung dalam susu justru membuat iritasi esofagus semakin parah.

COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)

Menurut WHO, COPD atau penyakit paru obstruktif kronis adalah penyakit paling mematikan ketiga di dunia, Pada tahun 2019, dilaporkan adanya 3,23 juta kasus kematian akibat COPD dengan 90% penderita berusia di bawah 70 tahun tinggal di negara dengan pendapatan rendah hingga menengah.

Diperlukan diagnosis dan penanganan lebih awal untuk mencegah gejala makin parah. COPD dapat menimbulkan penyakit pernapasan yang terus menerus, seperti batuk, produksi dahak yang berlebihan, hingga kesulitan bernapas.

Faktor risiko seperti asap rokok, polusi udara indoor, debu, asap, serta bahan kimia, juga harus dihindarkan untuk mencegah COPD terjadi lebih dini. Umumnya, pengidap COPD juga memiliki penyakit lain seperti gagal jantung, osteoporosis, gangguan muskuloskeletal, kanker paru-paru, depresi, dan gangguan kecemasan.

Penderita COPD akan menunjukkan gejala seperti batuk terus menerus, mengi, muncul dahak berlebihan, napas pendek, serta memiliki masalah saat menarik napas dalam.

Beberapa tindakan bisa dilakukan untuk meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan memperlambat perkembangan penyakit, seperti berikut:

  • Terapi oksigen, diperlukan jika kadar oksigen dalam darah rendah. Terapi ini bisa menggunakan makser oksigen atau dengan nasal kanul untuk membantu penderita agar bisa bernapas lebih mudah.
  • Tindakan operasi jika proses penanganan yang lain gagal. Beberapa jenis operasi yang dilakukan bagi penderita COPD yaitu bulektomi untuk mengangkat kantong udara yang rusak, operasi pengurangan volume paru, hingga transplantasi paru.
  • Penerapan pola hidup sehat dengan cara menjaga pola makan, berhenti merokok, hindari lingkungan yang terpapar asap rokok dan asap kimia, lengkapi nutrisi yang diperlukan tubuh, dan rajin berolahraga sesuai dengan kemampuan.
  • Penggunaan obat yang tepat seperti bronkodilator untuk melebarkan saluran pernapasan, kortikosteroid untuk menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan, antibiotik dan antivirus, serta melakukan vaksinasi.

Kanker Paru-Paru

Terjadi karena adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada paru-paru. Seperti yang kita ketahui, manusia memiliki 2 paru-paru, dengan paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus dan berukuran lebih kecil daripada paru-paru kanan yang memiliki 3 lobus. Secara umum, kanker paru-paru dibagi menjadi dua jenis, dan penanganan yang diperlukan juga sangat berbeda:

  • Non-small cell lung cancer (NSCLC)
    Sekitar 80-85% pengidap kanker paru-paru merupakan tipe NSCLC. NSCLC terbagi lagi menjadi beberapa subtipe, yaitu adenokarsinoma dengan sel kanker ditemukan di lapisan terluar paru, karsinoma sel skuamosa dengan sel kanker ditemukan di paru-paru bagian tengah, dan undifferentiated carcinoma yang bisa menyerang semua bagian paru-paru dan menyebar dengan cepat.
  • Small cell lung cancer (SSLC)
    Dialami oleh 10-15% pengidap kanker paru-paru. Tipe kanker ini tumbuh dan menyebar dengan lebih cepat daripada tipe NSCLC. Sekitar 70% pengidap SCLC bahkan ditemukan dalam kondisi sel kanker telah menyebar saat pertama kali terdiagnosis. SCLC ditangani dengan kemoterapi dan terapi radiasi, namun tidak menutup kemungkinan untuk kambuh lagi suatu saat.


Penderita kanker paru-paru akan menunjukkan gejala seperti batuk terus menerus, batuk berdahak bahkan berdarah, sakit dada yang makin parah saat tertawa, batuk, atau menarik napas dalam, suara serak, mengi, kelelahan, hilang nafsu makan, serta kambuhnya infeksi saluran napas.


Selain kemoterapi dan terapi radiasi, penderita kanker juga bisa mendapatkan terapi di rumah, seperti:

  • Pijat yang mampu membantu mengatasi rasa sakit dan kecemasan. Disarankan untuk melakukan terapi pijat khusus dari terapis yang biasa menangani kanker.
  • Akupuntur untuk mengurangi rasa sakit, mual, dan muntah.
  • Meditasi untuk menjaga pikiran agar tetap rileks.
  • Yoga untuk meningkatkan kualitas tidur.
  • Minyak ganja, untuk mengurangi rasa sakit, mual, dan meningkatkan nafsu makan. Namun masih diperlukan banyak penelitian untuk membuktikannya, serta masih ilegal di Indonesia.

Cara Mengatasi Batuk Terus Menerus

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebelum lebih terserang batuk terus menerus, sudah seharusnya kita menerapkan kebiasaan hidup yang sehat, seperti menjaga pola makan, olahraga teratur, rutin cuci tangan pakai sabun, dan menghindari alergen yang dapat memicu terjadinya batuk.

Jika sudah terserang batuk terus menerus, beberapa tips ini bisa membantu mengurangi gejala batuk:

  • Perbanyak minum jus dan air, agar tubuh dapat terhidrasi dengan baik. Selain itu, minum minuman hangat juga bisa melegakan tenggorokan.
  • Konsumsi obat untuk batuk sesuai anjuran dokter.
  • Hindari kebiasaan tidur setelah makan, apalagi bagi penderita GERD.
  • Pasang pelembap ruangan (humidifier) atau mandi dengan air hangat (tidak dianjurkan bagi pengidap asma).
  • Gunakan nasal spray.
  • Hentikan kebiasaan merokok dan hindari lingkungan yang terpapar asap rokok.

Nah, semoga artikel ini bermanfaat yaa. Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan, makan makanan bergizi, serta berolahraga rutin. Jika sakit pernapasan menyerang, selalu sedia Vitasma sebagai pertolongan pertama. Two teaspoons Vitasma a day, keep respiratory tract infection away!

obat batuk vitasma

Vitasma, Solusi Sesak Saat Mendesak

Dia yang memiliki kesehatan memiliki harapan; dan dia yang memiliki harapan, memiliki Segalanya.

Saya ingin Membeli Produk Vitasma Terbaik Sekarang!

Tinggalkan komentar

vitasma obat batuk alami

Madu Vitasma adalah madu herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami dengan khasiat untuk mengatasi masalah iritasi, infeksi, dan peradangan pada saluran pernapasan seperti batuk, sesak napas, sinusitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

2024 © Madu Vitasma