Indonesia sejak 3 Januari tahun 2020 mulai memasuki fase krisis kesehatan. Sejak adanya warga yang terinfeksi Covid-19, angka jumlah kematian, warga yang terinfeksi, hingga turunnya dan naiknya kurs dollar cukup membuat Indonesia kalang kabut.
Tak jarang warga di mana pun kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya hingga menimbulkan masalah baru salah satunya masalah masih batuk usai covid-19.
Covid-19 yang mulai muncul sejak 3 Januari hingga saat ini telah cukup banyak meredupkan harapan hidup masyarakat di Indonesia. Bagaimana tidak?
Melansir dari laman resmi Covid-19 WHO Global, sebanyak 160.719 jiwa meninggal karena terinfeksi Covid-19 dan sebanyak 6.725.456 warga di Indonesia pernah dan sembuh dari Covid-19.
Tidak hanya kenangan kelam pada awal munculnya Covid-19, masih batuk usai Covid-19 juga kerap kali menjadi titipan penyakit yang sudah mendunia ini. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang mengeluh masih batuk usai Covid-19 padahal sudah dinyatakan sembuh.
Perlu tahu juga nih, Segudang Manfaat Minum Air Hangat bagi Kesehatan Tubuh!
Mengapa Masih Batuk Usai Covid-19?
Melansir dari Data Satgas Penanganan Covid-19 sejak 23 Juni 2021, sebanyak 63,4% dari 2.072.867 pasien yang terinfeksi virus Covid-19 mengalami gejala batuk yang paling banyak dan sebanyak kurang lebih 50% pasien Covid-19 yang sembuh dari penyakit menular di awali dengan gejala batuk lalu saat sudah dinyatakan negatif atau sembuh masih mengalami batuk yang cukup mengganggu.
Masih batuk usai Covid-19 bukanlah hal aneh, pasalnya batuk merupakan gejala awal dan gejala yang masih ada ketika sudah dinyatakan sembuh.
Kendati demikian, masih batuk usai Covid-19 merupakan bentuk refleks dari tubuh yang berupaya memberikan bagian paru-paru dari debu dan berbagai macam virus serta bakteri yang dapat mengakibatkan peradangan dan infeksi pada paru-paru.
Jadi, kamu tidak perlu khawatir berlebihan apabila batuk usai covid hanya berlangsung dari 7 hingga 15 hari. Nah, jika sudah melebihi dari tenggat waktu ini menurut NHS atau situs resmi layanan kesehatan Nasional Inggris, kamu harus segera melakukan pemeriksaan medis.
Dikhawatirkan batuk yang terus muncul dan berlebihan akan menyebabkan iritasi serta peradangan pada bagian tenggorokan.
Apabila masih batuk usai Covid-19 terus menjadi kebiasaan, dikhawatirkan batuk yang awalnya hanya sisa dari gejala Covid-19 justru menjadi batuk yang kronis karena pada aktivitas batuk kamu mulai bernapas melalui mulut dan udara yang kotor dan penuh bakteri akan langsung masuk ke dalam paru-paru dan berakibat fatal.
Selain adanya refleks mengeluarkan sisa-sisa dari infeksi bakteri dan virus, menurut Natasha Yates seorang ahli di bidang kesehatan Bond University Australia masih batuk usai Covid-19 juga dilatar belakangi oleh beberapa hal, di antaranya yaitu:
Adanya Infeksi Saluran Napas Bagian Atas
Akibat dari adanya virus covid-19 yang bersarang pada paru-paru, virus yang sudah tidak ada dan dinyatakan positif sembuh masih meninggalkan bekas peradangan akibat infeksi yang dihasilkan terutama pada bagian atas yang menjadi tempat Covid-19 bersarang. Peradangan pada paru bagian atas menghasilkan lendir sehingga batuk berkepanjangan masih menjadi langganan usai Covid-19.
Adanya Infeksi Saluran Napas Bagian Bawah
Infeksi karena bakteri Covid-19 tak ketinggalan menyebabkan timbulnya peradangan pada bagian bawah paru. Cairan yang muncul akibat infeksi bakteri akan berusaha dikeluarkan melalui batuk setelah dinyatakan positif, hal ini dimaksudkan untuk membersihkan bagian paru.
Batuk yang dihasilkan berbeda-beda karena menyesuaikan dengan jumlah cairan yang menumpuk pada paru-paru, misalnya jika cairan di dalam paru-paru sedikit maka akan menimbulkan batuk kering begitu juga sebaliknya.
Adanya Gangguan Saraf
Menurut dr. Zicky Yombana Sp.S, infeksi yang disebabkan oleh Covid-19 menghasilkan penyakit yang multi organ termasuk gangguan pada saraf.
Gangguan pada saraf saat Covid-19 dinyatakan positif maupun negatif jangkauannya begitu luas salah satunya gangguan saraf pada bagian pernapasan yang mengakibatkan gagal napas dan sesak napas.
Hal ini mengakibatkan batuk sebagai refleks untuk memberi tahu kepada penderitanya jika pada bagian saluran pernapasan terdapat gangguan sehingga oksigen tidak masuk secara merata ke dalam tubuh dan mengakibatkan pembekuan darah.
Adanya Penyakit Paru Interstisial
Selain tiga jenis penyebab masih batuk usai Covid-19, penyakit paru interstisial merupakan jenis penyakit yang paling tidak umum dan berbahaya. Penyakit paru interstisial terjadi karena adanya luka pada jaringan paru sehingga menyebabkan adanya peradangan dalam jangka panjang dan membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.
Tips Menangani Masalah Masih Batuk Usai Covid-19
Tahukah kamu? Masih batuk usai Covid-19 bukanlah hal yang perlu kamu takutkan dan pikirkan secara mendalam. Pasalnya kamu bisa melakukan beberapa upaya yang dinilai efektif meredakan batuk dan memberikan jangkauan waktu penyembuhan yang lebih pendek dari biasanya.
Kendati demikian, hal yang pertama yang harus kamu lakukan dan pastikan adalah kamu merasa relaks dan santai. Mengapa demikian?
Karena, upaya meredakan batuk ini berhubungan dengan daya tahan tubuh dan juga pikiran. Jadi keduanya harus saling berkesinambungan. Berikut tips meredakan gejala masih batuk usai Covid-19 yang harus kamu ketahui:
Melatih Pernapasan
Akibat pasca Covid-19 dominan individual yang terinfeksi akan kesulitan mengontrol ritme pernapasan karena dampak dari sesak napas sebagai gejala berat Covid-19.
Batuk yang disertai sesak napas umumnya akan sangat mengganggu dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Oleh sebab itu laman kesehatan resmi Nasional Inggris menginformasikan untuk melakukan latihan pola pernapasan untuk mengontrol batuk sehingga dapat mengurangi nyeri serta infeksi pada tenggorokan.
Cara melatih pernapasan untuk mengurangi batuk yaitu kamu hanya perlu bernapas dengan lembur dalam kondisi tubuh dan bahu kamu tidak tegang, harus rileks dan nyaman. Kemudian, tarik napas dalam-dalam dengan perlahan lalu tahan selama kurang lebih satu hingga tiga detik, lalu hembuskan dengan sangat pelan.
Cara ini dapat kamu lakukan di mana saja dan waktu yang begitu fleksibel, nah untuk mendukung agar batuk cepat mereda, kamu juga dapat melakukan metode tidur dengan posisi miring ke kanan karena ini dapat membantu dahak lebih mudah keluar dari bagian bawah paru-paru.
Mengonsumsi Obat Pereda Batuk
Untuk membantu mengurangi batuk berkepanjangan akibat Covid-19, kamu dapat menggunakan in healer atau obat yang telah di resepkan oleh dokter.
Kamu harus ingat, pastikan obat yang dikonsumsi sesuai dosis karena dikhawatirkan dosis yang melebihi resep akan menimbulkan alergi.
Nah, salah satu rekomendasi obat pilihan untuk meredakan batuk adalah madu herbal Vitasma. Perlu kamu ketahui obat herbal merupakan obat yang terbuat dari bahan-bahan alami dan, minim efek samping, serta dipastikan keamanannya karena telah teruji secara klinis.
Baiknya lagi, madu Vitasma merupakan madu herbal alami yang terbuat dari madu hutan, jinten hitam, jahe, kayu manis, daun mint, daun saga, dan daun cakar ayam yang semuanya terbukti ampuh dalam mengatasi masalah pada pernapasan seperti batuk dan asma. Tunggu apalagi? Segera tuntaskan batuk berkepanjangan dengan Vitasma!
Tinggalkan komentar