Kamu pernah mengalami batuk tapi tidak berdahak dan bikin dada terasa sakit? Jangan-jangan kamu terkena batuk kering! Batuk kering, disebut juga batuk non produktif, bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari alergi hingga virus. Seperti batuk pada umumnya, batuk kering merupakan refleks tubuh dalam mengeluarkan partikel berbahaya dari saluran pernapasan.
Pada beberapa kasus, batuk kering bahkan tidak memiliki penyebab yang jelas. Meski begitu, jika batuk terjadi terus menerus akan membuat rasa tidak nyaman, apalagi jika semakin parah di malam hari. Gejala ini bisa muncul karena berbagai hal, seperti infeksi saluran pernapasan bagian atas atau bronkitis, kebiasaan merokok, asma, atau infeksi virus seperti pneumonia, GERD, dan PPOK.
Apa Itu Batuk Kering?
Seperti namanya, batuk kering adalah batuk yang tidak disertai dahak. Batuk kering terjadi disertai rasa gatal pada tenggorokan akibat infeksi virus atau alergi. Penyebab paling umum yaitu virus flu dan iritasi di ujung saraf tenggorokan.
Penyebab Batuk Kering dan Tenggorokan Gatal
Penderita batuk kering biasanya menunjukkan gejala yang berbeda-beda, tergantung dari penyebabnya. Namun gejala umum yang umum ditunjukkan yaitu batuk tanpa dahak, tenggorokan terasa gatal dan sakit, serta dada terasa nyeri.
Umumnya, gejala batuk kering akan hilang dalam waktu tiga minggu. Jika gejala masih muncul lebih dari delapan minggu, segera hubungi dokter.
Batuk kering yang menyebabkan rasa gatal pada tenggorokan bisa disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
- Infeksi
Batuk kering yang disebabkan oleh infeksi bisa disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas (biasa disebut pilek) dan bronkitis. Dalam observasi ditemukan bahwa 25% penderita pilek mengalami batuk kering selama empat minggu. Sementara dalam kasus bronkitis, batuk kering merupakan gejala yang wajar ditemui, dan akan hilang dalam beberapa hari. - Gaya dan kebiasaan hidup
Merokok dan batuk secara disengaja bisa menimbulkan akibat buruk berupa iritasi tenggorokan dan menyebabkan batuk kering. Para perokok berat bahkan bisa mengalami batuk berdahak yang semakin parah pada pagi hari. - Penyebab medis
Orang yang terkena asma varian batuk akan menunjukkan gejala batuk kering. Hal ini sering kambuh ketika penderita asma terpapar udara dingin dan asap rokok. Selain asma, sleep apnea dan gagal jantung (kasus langka) juga bisa menyebabkan batuk kering. - Penyakit pada paru-paru
Beberapa penyakit paru bisa ditandai oleh gejala batuk kering, seperti emboli paru dan kanker paru. Emboli paru (pulmonary embolism) terjadi ketika ada penyumbatan pembuluh darah di paru-paru. Hal ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani.
Setengah dari penderita kanker paru mengalami batuk kering yang terjadi secara terus menerus. Jika ditambah dengan perokok berat, atau memiliki garis keturunan dengan pengidap kanker paru, maka harus segera mendapatkan penanganan profesional. Dilansir dari buoyhealth, ada beberapa kondisi yang berbeda dari batuk kering, yaitu:
Infeksi Tenggorokan Akibat Virus
Influenza dan demam biasanya menginfeksi tenggorokan dan menyebabkan radang. Virus ini bisa menyebar dengan mudah melalui bersin, batuk, serta melalui benda yang terkontaminasi dari orang yang terjangkit. Virus flu semakin mudah berkembang biak dalam udara yang dingin, seperti musim penghujan saat ini.
Anak-anak, perokok, orang-orang yang bekerja di dalam ruangan bersama banyak orang, serta orang dengan ketahanan imun yang rendah lebih rawan terinfeksi oleh virus ini.
Gejala yang ditunjukkan bisa berupa rasa sakit saat berbicara dan menelan, iritasi tenggorokan, amandel bengkak, demam, tubuh terasa nyeri, dan gejala demam.
Apabila gejala demam tidak membaik dalam waktu 24 jam (khususnya pada anak-anak), maka harus segera mendapatkan penanganan dokter, karena bisa menjadi tanda bagi penyakit lain seperti mononukleosis, campak, cacar, atau croup.
Diagnosis penyakit ini dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik dan swab tenggorokan. Penanganan yang tepat bisa dilakukan dengan cara istirahat yang cukup, menjaga tubuh agar tetap terhidrasi, serta konsumsi obat yang disarankan oleh dokter, salah satunya dengan aspirin.
Aspirin bisa digunakan sebagai obat pereda nyeri, namun tidak boleh digunakan untuk anak berusia kurang dari 19 tahun karena bisa menyebabkan sindrom reye yang bisa merusak organ hati dan otak, kejang, dan hilang kesadaran.
Penggunaan antibiotik juga kurang tepat karena antibiotik hanya bekerja bagi penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Sebelum terjangkit, penyakit ini bisa dicegah dengan cara menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara rutin.
Pneumonia Yang Disebabkan Oleh Virus
Terjadi ketika sel paru-paru terinfeksi oleh virus influenza atau virus lain. Penyakit ini menyebar melalui udara dari virus yang dikeluarkan orang terinfeksi ketika batuk atau bersin. Anak-anak, orang tua, dan orang yang memiliki imun rendah rentan terinfeksi virus ini.
Gejala ringan muncul saat pertama kali terinfeksi. Gejala paling umum ditunjukkan yaitu batuk disertai dahak dan darah, demam tinggi disertai rasa menggigil, kesulitan bernapas, sakit kepala, kelelahan, dan dada terasa nyeri saat batuk.
Diagnosis dapat dilakukan dengan beberapa rangkaian tes, yaitu rontgen dada, cek darah, dan swab hidung. Penanganan yang tepat untuk penyakit ini yaitu dengan memberikan antivirus, kortikosteroid, pereda nyeri dan demam, serta menjaga tubuh agar tetap terhidrasi.
Batuk Setelah Infeksi
Terjadi setelah terkena infeksi saluran pernapasan bagian atas, saat demam yang dialami sembuh, namun gejala batuk masih bertahan hingga tiga minggu bahkan menjadi kronis. Perokok sangat rentan terkena penyakit ini, akibat iritasi dari asap rokok.
Penderita batuk kering setelah infeksi mengalami gejala yang semakin parah dan rasa tidak nyaman ketika berada di lingkungan ber-AC, saat berbicara, atau saat mengonsumsi minuman dingin. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi hal ini, yaitu:
- Hangatkan kamar tidur menjadi 25 derajat celcius, karena udara pada suhu tersebut optimal untuk dihirup.
- Minum air hangat dicampur madu, karena madu bisa meringankan gejala batuk.
- Konsumsi permen pelega tenggorokan yang mengandung mentol. Mentol dapat membantu menghangatkan tenggorokan dan meredakan batuk.
Demam Biasa
Demam merupakan hal yang umum terjadi. Rata-rata orang dewasa mengalami demam sebanyak dua sampai tiga kali setiap tahun. Sedangkan anak-anak mengalami demam lebih sering, yaitu lebih dari delapan kali setahun. Pergantian musim juga membuat tubuh lebih rentan terkena demam.
Baca Yuk: 10+ OBAT HERBAL PENURUN PANAS YANG EFEKTIF MINIM EFEK SAMPING
Untuk meredakan demam, istirahatlah yang cukup dan konsumsi banyak air untuk membantu tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik. Demam bisa menular dengan mudah. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari bepergian ke tempat umum saat sakit untuk mencegah penularan.
Virus yang menyebabkan demam bisa bertahan dalam waktu 7-10 hari. Gejala paling parah umumnya muncul pada hari kelima dan berangsur-angsur membaik. Apabila mengalami demam selama lebih dari 10 hari, maka diperlukan penanganan medis.
Penanganan demam bisa menggunakan obat dan tanpa obat. Biasanya, obat-obatan yang digunakan untuk menangani demam yaitu dekongestan untuk membantu meredakan hidung tersumbat, antihistamin untuk mengurangi bersin dan hidung berair, serta NSAID untuk meredakan nyeri.
Pengobatan tanpa obat bisa dilakukan dengan cara berkumur dengan air garam, minum banyak agar tubuh terhidrasi dengan baik, menggunakan vapor rub, istirahat yang cukup, konsumsi suplemen yang mengandung zinc, serta menyeduh bunga echinacea.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Merupakan peradangan paru-paru yang membuat penderita kesulitan bernapas. PPOK disebabkan oleh paparan gas iritan atau debu, utamanya asap rokok dalam jangka waktu yang lama. Gejala yang muncul batuk kronis disertai dahak, mengi, dada terasa sesak, kelelahan, demam yang tidak kunjung reda, kaki bengkak, serta warna kebiru-biruan pada bibir atau kuku yang bisa semakin parah dalam beberapa tahun.
Orang yang mengidap PPOK harus mendapatkan penanganan yang tepat karena memiliki risiko yang besar untuk terkena gagal jantung dan kanker paru-paru. PPOK tidak bisa disembuhkan, namun risikonya bisa diturunkan. Untuk mengurangi gejalanya, perlu dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti berhenti merokok, memakai inhaler, steroid, terapi paru, dan melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia jika diperlukan.
Bronkitis
Terjadi karena adanya peradangan pada saluran bronkus yang disebabkan oleh virus yang menyebabkan flu atau demam. Bronkitis kronis berakhir dalam waktu tiga bulan dan dapat kambuh lagi dalam jangka waktu dua tahun. Biasanya bronkitis disebabkan oleh asap rokok dan polutan.
Faktor risiko lain bisa membawa pengaruh dalam proses infeksi bronkitis, seperti sistem kekebalan tubuh yang lemah dan GERD. Bronkitis ditandai dengan gejala batuk yang disertai dahak berwarna bening, kehijauan, dan kekuningan, kelelahan, sakit kepala ringan, sesak napas, demam, serta dada terasa tidak nyaman.
Bronkitis akut bisa mengarah pada penyakit pneumonia. Diagnosis PPOK dilakukan dengan rontgen dada dan tes dahak. Bronkitis bisa sembuh dalam waktu 7-10 hari dengan perawatan. Jika sudah kronis, maka kebiasaan hidup yang tidak sehat harus dihentikan.
Batuk Jinak
Disebabkan oleh alergi atau penyakit yang tidak berbahaya. Terkadang, batuk yang disertai dahak bening normal terjadi dan dapat membantu membersihkan tenggorokan dan paru-paru. Jika batuk disertai dahak dan darah, diperlukan penanganan dokter lebih lanjut.
Pneumonia Akibat Bakteri
Umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Gejala yang ditunjukkan yaitu kelelahan, demam, kesusahan dan rasa sakit saat bernapas, serta suhu tubuh yang dingin dan kebingungan yang umum terjadi pada penderita usia lanjut.
Pneumonia yang terjadi pada pasien anak-anak dan orang berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan perawatan darurat. Penggunaan antibiotik setelah melakukan serangkaian perawatan bisa membuat kondisi kesehatan menjadi lebih baik.
Dalam kasus berisiko tinggi, diperlukan rawat inap untuk mendapatkan penanganan lebih baik. Beberapa bakteri yang menyebabkan pneumonia dapat ditangkal dengan vaksinasi.
Cara terbaik agar tidak terinfeksi bakteri pneumonia yaitu dengan menjaga pola makan dan tidur, tidak merokok, dan rutin mencuci tangan pakai sabun.
Cara Mengobati Batuk Kering
Batuk kering bisa ditangani secara mandiri tanpa harus mendapatkan perawatan khusus dari dokter. Untuk perawatan di rumah, bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Konsumsi obat radang tenggorokan sesuai anjuran dokter. Bisa dengan obat batuk sirup yang mengandung gula dan gliserol, atau dengan mencampurkan madu dan lemon ke air hangat.
- Gunakan obat batuk supresan untuk menekan batuk.
- Minum banyak air untuk menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.
- Jika batuk kering disebabkan oleh iritasi tenggorokan, maka bisa ditangani dengan berkumur air garam. Garam bisa mengurangi air dalam membran sel mukus, sehingga bisa mengurangi pembengkakan.
- Hindari faktor yang dapat memicu terjadinya batuk kering, seperti udara kering, polutan, asap rokok, hingga berteriak karena bisa menimbulkan batuk kering khususnya bagi penderita asma.
Apabila batuk kering menunjukkan gejala yang semakin parah seperti batuk disertai dengan darah, mengalami nyeri dada dan demam, serta sakit kepala dan sakit telinga, maka harus segera menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan darurat medis.
Batuk kering yang tidak kunjung sembuh dapat menyebabkan komplikasi, seperti kelelahan, frustasi, hingga depresi akibat tidur yang tidak optimal. Selain itu, lansia yang mengidap batuk kering juga bisa mengalami inkontinensia urine atau buang air kecil secara tidak sadar.
Untuk meredakan gejala batuk kering, bisa juga ditangani dengan rutin mengonsumsi Vitasma. Vitasma terbuat dari bahan dasar madu yang baik dan aman untuk kesehatan tubuh, serta membantu menjaga kekebalan imun agar tidak mudah terserang penyakit.
Tinggalkan komentar